18 Maret 2025

API Kartini Harus Mampu Menjawab Persoalan Bangsa

0Shares

Kota Ternate – Sabtu, 15 September 2019, DPK API-KARTINI Kota Ternate menyelenggarakan pendidikan dengan tema: Perempuan dan Politik.

Acara pendidikan dibuka oleh Vellypa Pinoke selaku Ketua DPK API Kartini dan dilaksanakan di Pantai Kastela, Kelurahan Jambula.

“Pendidikan politik perempuan yang diselenggarakan oleh DPK API Kartini Kota Ternate ini akan diikuti oleh 20 mahasiswa. Saya berharap agar pendidikan politik perempuan yang akan berjalan nanti, dari mulainya pendidikan berlangsung sampai selesai, semuanya berjalan dengan baik,” sambut Vellypa.

Selanjutnya, Vellypa menjelaskan bahwa tujuan pendidikan politik perempuan yang di selengarakan oleh DPK Api Kartini Kota Ternate ialah:  1). untuk menambah jumlah kader API Kartini, 2). untuk membuka kesadaran kaum perempuan akan dinamika sosial, politik, dan ekonomi.

Dalam materi Sejarah lahirnya API Kartini, Vellypa menyampaikan, “Sudah bukan saatnya, kaum perempuan tunduk dan meringkuk dalam lorong-lorong kelam sejarah. Karena sejarah sudah membuktikan, bahwa tak ada kemerdekaan tanpa perjuangan kaum perempuan. Sejarahpun sudah membuktikan bahwa organisasi gerakan perempuan juga mengambil bagian dalam penggulingan tiran Orde Baru dan bangkitnya Era Reformasi.”

Saatnya kaum perempuan kembali memperjuangkan hak-haknya memperoleh kesetaraan dan keadilan gender di bidang ekonomi, sosial dan politik. Sudah keharusan bagi kaum perempuan untuk tidak berdiam diri. Kaum perempuan perlu merumuskan sebuah tindakan kongkrit menentang penindasan dan kemiskinan.

“Sudah menjadi kehendak sejarah, bahwa kaum perempuan yang progresif dan revolusioner harus kembali merumuskan format gerakan perempuan, menyiapkan pembangunan organisasi massa perempuan yang mampu menjawab tuntutan dan tantangan jaman. Sebuah organisasi massa perempuan yang menjawab persoalan bangsa,” tegas Vellypa.

Suasana pendidikan sambil duduk lesehan

Kegiatan pendidikan politik perempuan ini pun tidak hanya melibatkan kaum perempuan saja. Beberapa pemateri pendidikan adalah laki-laki yang turut ambil bagian dan setuju bahwa perjuangan menjawab persoalan bangsa harus diemban bahu-membahu antara perempuan dan laki-laki.

Menurut Vellypa, “Soekarno merupakan tokoh politik utama pada zaman ini, dalam buku Sarinah ia menguraikan pandangannya tentang perempuan. Menurut Soekarno, perjuangan perempuan dibagi dalam tiga tingkatan.”

Tingkat pertama, merupakan perjuangan untuk memperbaiki kehidupan perempuan.

Tingkat kedua, adalah perjuangan feminisme yang memperjuangkan persamaan hak dengan kaum laki-laki.

Tingkat ketiga, adalah mengenai perjuangan sosial, di mana perempuan dan laki-laki berjuang bahu-membahu untuk saling membantu dan memperbaiki kehidupan.

“Dengan adanya partisipasi perempuan berarti mempercepat tujuan perjuangan. Sebaliknya kaum laki-laki harus sadar, bahwa mereka tidak dapat berhasil tanpa kaum perempuan. Soekarno mengajak laki-laki agar menjadikan perempuan sebagai partner,” tegas Vellypa.

0Shares
×

Salam Sejahtera

× Hai