11 Desember 2024

Mengapa Perempuan Harus Berpolitik?

Padahal, seorang penyair Jerman, Bertolt Brecht, pernah bilang: “buta terburuk adalah buta politik”. Sebab, mereka yang buta politik tidak tahu kalau berbagai hal yang menyangkut hajat hidupnya, dari urusan tempat tinggal hingga biaya hidup, bergantung pada keputusan politik.
0Shares

Mungkin banyak diantara kita, termasuk perempuan, yang menganggap politik tidak penting. Atau tidak peduli dengan segala hal yang berbau politik.

Padahal, seorang penyair Jerman, Bertolt Brecht, pernah bilang: “buta terburuk adalah buta politik”. Sebab, mereka yang buta politik tidak tahu kalau berbagai hal yang menyangkut hajat hidupnya, dari urusan tempat tinggal hingga biaya hidup, bergantung pada keputusan politik.

Dia tidak tahu, kalau kemiskinan, merajalelanya korupsi, berkembangnya pelacuran, ketimpangan ekonomi, hingga bencana alam, seringkali terjadi karena kebijakan politik-kebijakan politik yang salah. Dan itu terjadi, karena kita (warga Negara) malas ikut serta atau berpartisipasi dalam merumuskan kebijakan politik.

Apa itu Politik?

Dalam kamus Merriam-Webster, politik diartikan sebagai seni atau ilmu tentang pemerintahan. Di Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), politik berkaitan dengan pengetahuan tentang ketatanegaraan dan kenegaraan.

Tentu saja, defenisi-defenisi di atas belum memuaskan. Untuk itu, mari kita telusuri asal-mula munculnya politik, guna mendapatkan gambaran yang utuh tentang apa dan mengapa politik menjadi sangat penting.

Sejarah politik tidak bisa dipisahkan dengan organisasi politik tertua di dunia, yaitu polis di Yunani. Dalam bahasa Yunani, polis berarti negara kota.

Jadi, ketika manusia sudah tidak lagi berpindah-pindah (nomaden), kemudian sudah menemukan teknik pertanian dan beternak yang lebih maju, mereka mulai mengorganisir komunitas bersama.

Komunitas bersama ini dikelilingi oleh benteng. Nah, di dalam benteng besar itu, ada banyak rumah tangga atau sering disebut warga.

Untuk melindungi diri dari ancaman dari luar benteng sekaligus mengurus kepentingan bersama agar terjadi keteraturan, mulai dari urusan keamanan, ekonomi, pendidikan, dan lain sebagainya, dibuatlah kesepakatan-kesepakatan.

Pengaturan kepentingan atau urusan bersama inilah yang dimaksud dengan politik. Jadi, politik berkenaan dengan pengaturan kepentingan bersama.

Jadi, apa defenisi politik? Politik adalah seni mengelola kekuasaan untuk kebaikan bersama.

Bagaimana Politik Berdampak Pada Hidupmu?

Seperti dijelaskan di atas, politik adalah soal pengaturan kepentingan bersama. Jadi, semua yang menyangkut urusan bersama, itu politik.

Dalam konteks Indonesia, urusan di tingkat RT/RW, Desa/Lurah, Kecamatan, Kabupaten/Kota, Provinsi hingga Negara, itu semua masuk dalam ranah politik.

Dan semua keputusan atau kebijakan yang lahir dari ruang-ruang tersebut di atas adalah kebijakan politik. Mulai dari urusan pengelolaan sampah di tempat tinggalmu hingga kebijakan yang diambil oleh Presiden atau DPR.

Kemudian, segala hal yang menyangkut urusan bersama atau urusan publik juga politik. Dengan sendirinya, politik akan berdampak pada hidupmu, entah disadari atau tidak, disetujui atau tidak.

Berikut beberapa contoh bagaimana politik mempengaruhi hidupmu.

Pertama, politik berdampak pada hak-hak kita sebagai Manusia sekaligus Warga Negara. Ada banyak kebijakan, dari level desa/kelurahan hingga nasional (Presiden/DPR), yang berdampak pada hak kita sebagai manusia.

Misalnya, kebijakan menaikkan iuran BPJS. Kebijakan ini akan berpengaruh pada kesanggupan kita mengakses layanan kesehatan. Jika iuran BPJS naik, sementara kita tidak sanggup membayar, maka hak kita akan layanan kesehatan terancam bisa hilang.

Kedua, politik bisa berdampak pada kebebasanmu. Sebagai manusia, kita boleh saja bebas berekspresi. Akan tetapi, bebas dan tidak bebasnya kamu berekspresi, itu tergantung pada kebijakan politik juga.

Sebagai misal, ada Perda atau aturan yang melarang perempuan pulang malam. Ada juga peraturan yang mengatur tata berpakaian perempuan. Bahkan, seperti di kota Lhokseumawe, Aceh, pernah ada aturan yang melarang perempuan mengangkang saat dibonceng di atas motor.

Ketiga, politik berdampak pada apa yang boleh dan tidak boleh kau bicarakan atau sampaikan. Bahkan, urusan berbicara saja bisa diatur politik.

Sebagai misal, kau tidak bisa berkomentar bebas, apalagi mengumbar kebencian pada siapa pun, sebab bisa dijerat oleh UU Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE).

Keempat, politik bisa berdampak pada biaya dan kebutuhan hidupmu. Sebab, berbagai hal yang menyangkut kebutuhan hidupmu, dari harga sembako, ongkos transportasi publik, biaya pendidikan, tarif listrik, dan lain-lain, ditentukan melalui keputusan pemerintah.

Itu sekedar contoh bagaimana politik berdampak langsung pada kehidupan keseharian kita.

Rini, S. Pd.

0Shares
×

Salam Sejahtera

× Hai