Peringatan hari lahir API Kartini yang bertepatan pada tanggal 14 Desember dirayakan dalam aksi “BPJS Gagal Wujudkan Jamkesrata” yang digelar di lapangan depan Istana Negara, Senin (16/12/2019).
Aksi Perempuan Indonesia (API Kartini) lahir pada 14 Desember 2014, namun tahun ini DPP API Kartini merayakannya pada hari ini bertepatan dengan aksi serentak menolak diam atas kegagalan penerapan BPJS dan tuntutan agar pemerintah mewujudkan JAMKESRATA.
“Tidaklah terlambat untuk mengucapkan selamat ulang tahun API Kartini yang ke 5, Terus maju, berkarya dan berjuang untuk memerdekakan kaum perempuan dari ketertindasan dan ketidakadilan,” ucap Diena Mondong Ketua Umum DPP API Kartini.
Menurutnya, “Kami sepakat bahwa tidak soal hari lahir harus dirayakan tepat pada tanggalnya karena harapan dan keyakinan kami adalah di mana terdapat ketidakadilan dan penindasan di situ semangat dan perjuangan API Kartini harus terus lahir, bernafas dan bertumbuh menjadi kuat dan besar untuk melawan.”
Kelahiran API Kartini ditandai oleh semangat kaum perempuan dari berbagai sektor (mahasiswa, buruh, petani, dan kaum miskin kota) dari berbagai provinsi di seluruh Indonesia yang berkumpul menyelenggarakan Konferensi Nasional Perempuan Indonesia.
Konferensi Nasional Perempuan Indonesia dilaksanakan pada tanggal 12-14 Desember. Yang kemudian pada tanggal 14 Desember 2014 tercetuslah nama API Kartini sebagai perjuangan kaum perempuan Indonesia.
API Kartini adalah organisasi massa perempuan yang lahir atas pembacaan situasi kaum perempuan Indonesia yang masih terbelenggu oleh sistem neo-liberal dan budaya patriarki. API Kartini menyadari bahwa tak akan ada pembebasan nasional tanpa pembebasan kaum perempuan.
Semangat kelahiran API Kartini disambut juga oleh para perempuan muda di Palopo. Mereka menyelenggarakan acara Milad dan tumpengan sederhana pasca Dialog Keperempuanan dengan tema: Merefleksi Kembali Gerakan Emansipasi Perempuan di Era Millenial, Jumat (13/12/2019). (*)
Terkait
Posisi Perempuan dalam Pilkada 2024
Koalisi Morowali Adil Makmur Usung Program Pro Rakyat Miskin
Morowali Dibawah Tekanan Industri Ekstraktif dan Ancaman Kemiskinan