“Jika hak-hak perempuan merupakan masalah bagi sebagian kaum laki-laki modern, hal itu bukan karena Al-Qur’an ataupun Nabi, bukan pula karena tradisi Islam melainkan karena hak-hak tersebut bertentangan dengan kepentingan kaum elite laki-laki.”
Fatima Mernissi adalah seorang tokoh Feminis Muslimah kelahiran Maroko tahun 1940 yang berasal dari keluarga kelas menangah di Fes. Ia mengkritisi sebagian hadis, terutama sanad dan matan-nya yang dirasa merugikan kaum perempuan. Dari sikap kritisnya tersebut, banyak melahirkan karya tentang kesetaraan antara laki-laki dan perempuan.
Fatima Mernissi menerima pendidikan pertamanya secara tidak formal dari neneknya, Lalla Yasmina. Yasmina banyak memberikan pelajaran tentang sejarah Islam, termasuk kisah Nabi Muhmammad dan kondisi-kondisi perempuan sebelum Islam. Ajaran dari neneknya itulah yang kemudian mengarahkannya pada fokus kajiannya, yaitu tentang perempuan.
Ia mendapat pendidikan pertama di sekolah yang dibangun oleh gerakan nasionalis. Pendidikan menengah diperolehnya di sekolah khusus perempuan yang dimiliki pemerintah Prancis. Tahun 1957, ia belajar Ilmu Politik di Sorbonne dan mengambil gelar doktornya di Brandeis University. Ia mengajar mata kuliah metodologi, sosiologi keluarga dan psikososiologi di Mohammed V University di Rabat.
Sejak masa remaja sampai menjadi profesor, ia sering menelaah hadis-hadis yang sangat bertentangan terhadap kaum perempuan. Mernissi melakukan pengujian hadis ini dengan tiga metode yaitu: analisis historis, analisis gender dan kritik hadis. Dari sinilah ia mempunyai sifat kritis untuk memberikan penafsiran tekstual terhadap hadis yang dipandang tidak logis, terutama yang berkaitan dengan kaum perempuan.
Pada analisa kritik hadisnya, Fatima Mernissi lebih menekankan pada aspek asbab-alwurud (sebab-sebab turunnya hadis). Ia tidak hanya mendekati teks agama dari segi tekstualnya saja. Akan tetapi, teks-teks agama haruslah dikaji dari pendekatan historis-sosiologis. Hal ini bertujuan untuk menemukan signifikansi makna, jika dihubungkan dengan kondisi jaman dan tempat.
Sebagai seorang feminis Islam, perhatiannya pada peran perempuan Islam sangat kuat. Ia menganalisis perkembangan sejarah pemikiran Islam dan manifestasi Islam modern. Melalui penelitian yang sangat teliti, ia meragukan validitas beberapa hadis, khususnya tentang subordinasi perempuan yang bukan diambil dari Al-Qur’an. Ia menulis kehidupan harem, pengetahuan tentang gender, serta ruang publik dan ruang privat.
Tokoh ini terkenal dengan pendapatnya, “Jika hak-hak perempuan merupakan masalah bagi sebagian kaum laki-laki modern, hal itu bukan karena Al-Qur’an ataupun Nabi, bukan pula karena tradisi Islam melainkan karena hak-hak tersebut bertentangan dengan kepentingan kaum elite laki-laki.”
Sebagai seorang sosiolog, Fatima Mernissi melakukan penelitiannya di Maroko. Sekitar tahun 1970 sampai 1980, ia melakukan interview dengan tujuan untuk memetakan sikap bertahan bagi perempuan dan pekerjaannya. Ia melakukan penelitiannya untuk UNESCO dan ILO, dan juga untuk pihak penguasa di Maroko.
Mernissi berkontribusi membuat penulisan tentang perempuan di Maroko yaitu, Perempuan dan Islam dari perspektif Islam maupun kontemporer. Tahun 2003, ia mendapat penghargaan dari Prince of Asturias Award. Fatima Mernissi wafat di usia 75 tahun pada tanggal 30 November 2015.
Monograf pertama Mernissi berjudul, Beyond the Veil, diterbitkan tahun 1975. Edisi revisinya diterbitkan di Inggris tahun 1985 dan di Amerika tahun 1987. Beyond the Veil menjadi buku klasik, khususnya untuk bidang antropologi dan sosiologi perempuan di dunia Arab, di daerah Mediteranian atau masyarakat Muslim secara umum.
Bukunya yang terkenal adalah The Veil and the Male Elite: A Feminist Interpretation of Islam. Merupakan kajian sejarah tentang peran para istri nabi Muhammad. Buku ini diterbitkan pertama kali di Prancis tahun 1987 dan diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris tahun 1991. Ia menginterview perempuan petani, buruh, peramal dan bidan.
Tahun 1994, Mernissi menerbitkan sebuah memoir berjudul Dreams of Trespass; Tales of Harem Girlhood. Di Amerika buku tersebut berjudul The Harem Within: Tales of a Moroccan Girlhood. Karya Mernissi yang lain: Doing Daily Battle: Interviews with Moroccan Women, dan lain-lain.
Humaira
Terkait
Cerita Perempuan Batulawang, Memperjuangkan Hak Atas Tanah
6 Keunggulan Swedia sebagai Negara Sosial Demokrasi
Jelang Konferensi Anti Fasisme, Perempuan Venezuela: Kami Anti Fasisme!