Bagi sebuah organisasi, pendidikan merupakan salah satu program yang menjadi dasar bagi penguatan organisasi. Suluh Perempuan menetapkan agenda pendidikan dalam dua bulan kedepan. Setiap wilayah provinsi menyelenggarakan pendidikan di daerahnya masing-masing. Suluh Perempuan Yogyakarta telah melaksanakan agenda pendidikan, Sabtu, 26 Juni 2021.
“Pendidikan dilaksanakan di Gallery Mbah Ndary, sebuah tempat di bilangan Prawirotaman. Pemilik gallery, Pak Bambang merupakan keluarga seniman. Sang kakek, seorang dengan bersahaja menceritakan bakat seni yang dimiliki keluarganya bahkan dengan spontan menyanyikan sebuah lagu dalam bahasa Jawa. Lagu atau tembang ini biasa disebut sebagai campursari. Putra Pak Bambang, bersama teman-temannya kadang berlatih menari,” terang Ernawati.
Tema pendidikan “Mengenal Suluh Perempuan dan Kiprahnya dalam Perjuangan Perempuan di Indonesia”. Materi pendidikan yang cukup padat disampaikan secara ringkas dalam bentuk simulasi dan permainan sehingga peserta dapat memahami penjelasan dari pemateri dengan mudah.
Acara berlangsung santai dan terjadi komunikasi secara aktif dari para peserta. Tujuan dari pendidikan ini selain memaparkan visi dan misi Suluh Perempuan juga mengajak peserta untuk turut dalan perjuangan kaum perempuan.
Ernawati, selaku pemateri memancing sikap kritis para peserta dengan memulai pada sebuah pertanyaan, mengapa. Mengapa harus menyelenggarakan sebuah pendidikan? Mengapa pendidikan politik, mengapa Suluh Perempuan diantara sekian banyak organisasi perempuan dan mengapa dengan perempuan? Peserta diajak untuk menjawab pertanyaan tersebut dalam cara pandang masing-masing. Peserta menuliskan jawaban pada selembar kertas yang kemudian ditempel di depan. Kemudian bersama-sama mengulas jawaban tersebut.
Dari rangkaian materi yang disampaikan, terungkap mengenai berbagai persoalan yang dihadapi perempuan. Berangkat dari persoalan-persoalan tersebut terlihat benang merah yang menghubungkan berbagai situasi perempuan di ranah ekonomi, sosial, budaya dan politik.
“Jalan keluar dari berbagai situasi perempuan tidak dapat dihadapi secara perseorangan karena ada saling keterkaitan dan menimpa bukan hanya satu peeempuan namun sebagai persoalan-persoalan kolektif baik dalam keluarga, masyarakat dan dalam kehidupan bernegara. Oleh karena itu dibutuhkan sebuah persatuan kolektif dalam sebuah komunitas yang terstruktur dan sistematis yaitu organisasi,” tegas ibu dari tiga anak perempuan ini.
Melalui sebuah organisasi, perempuan dapat merencanakan, berproses dan bersinergi untuk mencapai tujuan kolektif. Pergulatan yang dihadapi perempuan sangat lekat dengan kehidupan sehari-hari, sejak bangun di pagi hari hingga malam menjelang tidur.
Peserta kemudian diajak untuk melihat keterkaitan antara persoalan keseharian dengan posisi perempuan sebagai warga negara. Bagaimana kerja untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari tidak terlepas dari berbagai produk kebijakan negara. Dimana perempuan dapat turut berperan untuk ikut menjadi pengambil keputusan dalam hal-hal yang menyangkut perempuan.
Perempuan dan Politik
Pemenuhan hak-hak dasar perempuan menyangkut keberadaan dan keamanan, misalnya kedaulatan tubuh dan bebas dari kekerasan dan diskriminasi. Keamanan bagi perempuan meliputi rasa aman dan nyaman sebagai individu dalam keluarga dan masyarakat.
Rasa aman ini juga termasuk kesehatan, cara pandang, pekerjaan, relasi sosial dan hak politik. Berbagai produk undang-undang membutuhkan sikap politik perempuan baik di dalam maupun di luar parlemen.
“Sejarah mencatat sepak terjang pemimpin perempuan dari masa kerajaan hingga masa kini. Beberapa tokoh perempuan menunjukkan keterlibatan perempuan dalam pengambilan keputusan. Peran sebagai pengambil kebijakan perlu diisi oleh perempuan. Karena dari berbagai persoalan yang menyangkut pemenuhan hak-hak dasar perempuan, seperti pembuatan undang-undang sangat membutuhkan keterlibatan penuh perempuan. Seperti misalnya perjuangan dari pengajuan RUU P-KS hingga dapat segera disahkan dalam sidang paripurna DPR.”
Penting bagi perempuan untuk mengisi jabatan-jabatan strategis di pemerintahan. Baik maju secara individu maupun kolektif, dalam hal ini melalui sebuah partai politik. Penyampaian materi mengenai Suluh Perempuan memaparkan mengenai visi dan misi Suluh Perempuan untuk mewujudkan kesejahteraan sosial dan kesetaraan gender.
Bagi Suluh Perempuan, kesetaraan gender juga termasuk kesetaraan dalam hal politik. Kongres Suluh Perempuan yang kedua memutuskan untuk mendukung salah satu partai politik yang akan maju dalam pemilu mendatang yaitu Partai Rakyat Adil Makmur.
“Suluh Perempuan memandang bahwa Partai Rakyat Adil Makmur atau disingkat PRIMA memiliki visi dan misi yang sama dalam hal kesejahteraan sosial dan kesetaraan gender. Dukungan tersebut di wujudkan dalam bentuk keterlibatan secara aktif dari seluruh anggota Suluh Perempuan. Melalui keterlibatan penuh, Suluh Perempuan berupaya untuk mengikis phobia terhadap politik,” lanjutnya.
Kehadiran PRIMA dipandang sebagai manifestasi dari kemampuan rakyat untuk turut mengelola kehidupan bernegara. Suluh Perempuan sebagai bagian dari kelompok masyarakat sipil dan warga negara memiliki hak untuk menyuarakan pendapatnya.
Materi ini kemudian mengulas apa yang menjadi persoalan rakyat dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari dan haknya sebagai warganegara. Sikap politik ini menjadi pembeda antara Suluh Perempuan dengan berbagai organisasi perempuan yang ada.
Rangkaian materi ditutup dengan saling bertukar cerita mengenai kehidupan pribadi peserta dan bagaimana peserta mengatasi berbagai persoalan tersebut. Peserta pendidikan sepakat bahwa persatuan kolektif sangat dibutuhkan untuk saling memperkuat dan memajukan untuk tujuan bersama.
“Saya perempuan dan saya warga negara. Sebagai perempuan dan sebagai warga negara saya memiliki hak politk. Hak politik ini saya pergunakan untuk mendukung PRIMA sebagai peserta Pemilu 2024,” pungkas Ernawati.
Terkait
79 Tahun Merdeka: Puan, Stop Sandera RUU PPRT
Tepatilah Janji, Film sebagai Media Sosialisasi Pilkada 2024
Ultah ke-30, AJI Tetap Melawan di Tengah Disrupsi Media dan Menguatnya Otoritarianisme