9 Desember 2024

Perempuan Membangun Negeri

Ilustrasi/Copyright shutterstock.com/g/oduaimages

0Shares

Perayaan Kemerdekaan tahun ini masih dalam situasi pandemi. Situasi yang meluluhlantakkan perekonomian nasional dan global. Terjadi resesi ekonomi yang ditandai dengan pertumbuhan negatif ekonomi nasional dan global.

Pembatasan sosial untuk mencegah perkembangan virus covid-19 mengakibatkan penurunan konsumsi rumah tangga, penurunan belanja investasi termasuk untuk pembangunan dan perolehan aset tetap, dan penurunan realisasi belanja pemerintah termasuk belanja barang. Disamping itu, terjadi penurunan perdagangan luar negeri yang cukup tajam. Pemerintah baru-baru ini mengumumkan naiknya pertumbuhan ekonomi pada triwulan II, namun palung penurunan pertumbuhan ekonomi  dikhawatirkan masih akan tertahan pandemi pada triwulan III dan IV.

Salah satu sektor yang terpukul  adalah Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), yang turut menyeret turunnya perekonomian nasional. Hal ini menunjukkan besarnya kontribusi UMKM dalam perekonomian nasional. Menurut data Kementerian Koperasi, Usaha Kecil, dan Menengah tahun 2018, jumlah pelaku UMKM sebanyak 64,2 juta atau 99,99% dari jumlah pelaku usaha di Indonesia. Daya serap tenaga kerja UMKM adalah sebanyak 117 juta pekerja atau 97% dari daya serap tenaga kerja dunia usaha. Sementara itu kontribusi UMKM terhadap perekonomian nasional (PDB) sebesar 61,1%, dan sisanya yaitu 38,9% disumbangkan oleh pelaku usaha besar yang jumlahnya hanya sebesar 5.550 atau 0,01% dari jumlah pelaku usaha.

Data pertumbuhan di Indonesia memiliki kekhususan. Pada tahun 2013, pertumbuhan ekonomi dibarengi dengan pertumbuhan lapangan pekerjaan yang mampu menyerap tenaga kerja sebesar 250.000 orang. Sementara tahun 2021 menurut Menteri Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia kenaikan pertumbuhan ekonomi 1 persen hanya mampu membuka lapangan pekerjaan untuk 110.000 orang. Jadi apabila ekonomi tumbuh sebesar 7% maka lapangan pekerjaan yang tumbuh hanya akan menyerap sebanyak 770.000 orang.

Menurut data BPS, tercatat, jumlah pengangguran di Indonesia mencapai 8,75 juta orang pada Februari 2021. Jumlah tersebut meningkat 26,26% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 6,93 juta orang. Dengan demikian kita harus memikirkan investasi apa yang dapat menggenjot pertumbuhan ekonomi dan mampu menyerap tenaga kerja untuk menekan angka pengangguran. Dengan asumsi bahwa tiap kenaikan pertumbuhan ekonomi secara otomatis mampu dibarengi dengan kenaikan lapangan pekerjaan.

Salah satu cara yang kita harapkan mampu meningkatkan kemakmuran dan pemerataan adalah pembangunan yang berpihak pada UMKM. UMKM memiliki kontribusi besar terhadap PDB Indonesia sebesar 61,07 persen atau senilai dengan Rp 8.573,89 triliun. Kontribusi UMKM terhadap perekonomian Indonesia meliputi kemampuan menyerap 97 persen dari total tenaga kerja yang ada, serta dapat menghimpun sampai 60,4 persen dari total investasi.

Saat ini kinerja sektor ritel telah menunjukkan peningkatan penjualan ritel pada periode kuartal I/2021. Beberapa sub kelompok belanja yang mengalami peningkatan pada periode kuartal I/2021 antara lain supermarket, restoran, layanan kesehatan, rumah tangga, dan busana. Data Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur Indonesia juga menunjukkan percepatan pertumbuhan pada April 2021. Rilis PMI tersebut mencatat rekor tertinggi Indonesia di posisi 54,6, atau naik dari posisi 53,2 pada bulan sebelumnya.

Dengan demikian, tahun 2021 akan menjadi tahun yang penuh peluang dan tahun pemulihan ekonomi nasional dan global. Dampak dari pandemi juga telah mendorong pergeseran pola konsumsi barang dan jasa dari luring (offline) ke daring (online). Hal tersebut ditunjukkan melalui adanya kenaikan traffic internet berkisar 15-20 persen. Pergeseran tersebut dapat menjadi momentum untuk mempercepat transformasi digital. Potensi digitalisasi ekonomi Indonesia masih terbuka lebar dengan penetrasi internet yang telah menjangkau 196,7 juta orang.

Besarnya kontribusi UMKM tidak terlepas dari peran perempuan. Sebagian besar pelaku usaha adalah perempuan. Berdasarkan Sensus Penduduk 2020, BPS mencatat jumlah penduduk perempuan di Indonesia sebanyak 133,54 juta orang, atau 49,42 persen dari penduduk Indonesia. Sementara persentase penduduk usia produktif (15–64 tahun) terhadap total populasi pada 2020 sebesar 70,72 persen. Dari kompilasi data diatas dapat diasumsikan bahwa 97% atau setidaknya mendekati, dari angkatan usia produktif memberi kontribusi dalam perekonomian nasional sebagai pelaku usaha di sektor UMKM.

Peringatan kemerdekaan tahun ini menjadi istimewa karena berada dalam situasi pandemi namun juga menandai masuknya era baru peran perempuan. Selama ini perempuan telah banyak berperan dalam berbagai sektor. Dalam sektor ekonomi, perempuan bahkan lebih besar lagi memberikan kontribusi dalam usaha pemenuhan kebutuhan keluarga. Fakta riil yang dapat kita lihat dalam kehidupan sehari-hari adalah para pekerja perempuan baik di pabrik, sekolah, pasar maupun di jalan.

Di sisi lain, kontribusi besar perempuan tidak lantas membuat perempuan memiliki kemerdekaan. Sistem budaya patriarki masih menghantui dan terwujud dalam tindakan dan peraturan yang diskriminatif terhadap perempuan dan berimbas pada tingginya angka kekerasan terhadap perempuan. Catatan Tahunan 2020 Komnas Perempuan masih memberikan jumlah tinggi atas kekerasan terhadap perempuan. Terlebih di masa pandemi dalam 2 tahun terakhir, mencatat sejumlah angka mengerikan bagi Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT).

Oleh karena itu, kemerdekaan bagi perempuan dapat dipandang sebagai merdeka dari ancaman kekerasan, merdeka dalam mengambil keputusan dan merdeka dari belenggu budaya patriarki. Kemerdekaan bukan berarti kebebasan mutlak. Kemerdekaan dengan tetap menghormati dan menghargai sesama mahluk hidup. Era baru dalam cara pandang terhadap sesama, kesetaraan generasi dalam berbagai sektor kehidupan di masyarakat. Ke depan, kita berharap terjadi pengikisan budaya yang mengesampingkan perempuan dan adanya payung hukum yang melindungi perempuan terhadap diskriminasi dan kekerasan. Semoga terwujud!

Ernawati

0Shares
×

Salam Sejahtera

× Hai