Jakarta– Siang begitu terik, tapi tak menyurutkan semangat anak-anak hingga remaja usia 5-21 tahun ikut turut serta dalam kegiatan belajar kesehatan reproduksi yang diadakan oleh Suluh Perempuan (12/7/2022).
Menariknya, kegiatan ini dilakukan di pinggiran rel Stasiun Taman Kota, Jakarta Barat. Kegiatan diikuti secara aktif, oleh anak dan remaja. Hadir Dokter Adinda Bunga Syafina, Sp.B sebagai narasumber dalam kegiatan tersebut.
“Kesehatan reproduksi merupakan aspek penting dari siklus kehidupan anak dan remaja,” kata dokter Adinda yang merupakan salah satu dokter yang bertugas di RSUD Agats, Asmat, Papua yang dengan penuh kesabaran mengajar anak-anak di Stasiun Taman Kota.
Menurut World Health Organization (WHO) kesehatan reproduksi merupakan kesejahteraan fisik, mental dan sosial yang utuh bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan, dalam segala aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi serta prosesnya.
Mengajarkan kespro pada anak dan remaja sejak dini merupakan upaya bersama agar bagaimana anak dan remaja mengenal tubuh mereka sendiri tanpa merasa tabu. Kesehatan reproduksi mengurai banyak kebutuhan keilmuan tidak hanya tentang anatomi dan fisiologi tubuh manusia saja, tetapi beserta aspek-aspek penting dalam mengenal hak kesehatan reproduksi mereka.
“Menurut WHO, remaja adalah penduduk dalam rentang usia 10-19 tahun. Sedangkan menurut Permenkes RI nomor 25 tahun 2014 remaja adalah penduduk dalam rentang usia 10-11 tahun,” lanjutnya.
Mengapa kita perlu belajar kesehatan reproduksi? Pada remaja terdapat perubahan fisik maupun biologis sehingga penting bagi para anak atau remaja tahu dan mengenal sistem reproduksi dan perubahannya.
Apa saja tanda perubahan reproduksi pada perempuan maupun laki-laki? Setiap manusia baik laki-laki dan perempuan mengalami masa pubertas, pubertas bisa ditandai dengan masa puber pada anak laki-laki berusia 13-14 tahun dan anak perempuan 11-12 tahun, namun batasan umur ini tidaklah mutlak tergantung faktor gizi, lingkungan, keluarga dll.
Tanda pada remaja laki-laki mengalami pubertas yakni; mimpi basah. Mimpi basah ditandai dengan keluarnya cairan dari organ reproduksi. Sedangkan pada perempuan ditandai dengan menstruasi atau haid, atau keluarnya darah dari dalam vagina.
Ciri lain dari pubertas laki-laki; yakni tumbuh janggut dan kumis, tumbuhnya jakun, tumbuhnya rambut pada ketiak atau dada, tumbuh bulu halus pada alat kelamin. Sementara pada perempuan terdapat tanda payudara membesar, tumbuh bulu halus disekitar ketiak dan kelamin serta rongga pinggul membesar.
Pada laki-laki dan perempuan, masa pubertas juga ditandai dengan kulit lebih berminyak, tumbuh jerawat, hingga jumlah keringat yang bertambah.
Bagaimana menjaga kebersihan organ reproduksi laki-laki? Membasuh dengan air bersih dari depan ke belakang, dan keringkan menggunakan handuk kering sebelum menggunakan celana dalam.
“Kamu wajib menggunakan celana dalam bersih, tidak ketat dan menyerap keringat. Kamu juga perlu mengganti celana dalam minimal 2x sehari,” terang dokter Adinda.
Pada laki-laki, Jika berada di toilet umum dianjurkan untuk menggunakan air yang mengalir, mencukur rambut kemaluan secara berkala, menggunakan air bersih untuk membasuh alat kelamin.
Sementara untuk perempuan, menggunakan celana dalam bersih, perlu mengganti celana minimal 2 kali sehari. Saat menstruasi perlu mengganti pembalut 2-3 kali sehari atau per 4 jam, atau saat pembalut sudah penuh darah.
Nah demikian ulasan sederhana tentang kesehatan reproduksi? Sudahkah kamu melakukan hal-hal diatas?
Dengan wajah ceria dan penuh semangat, dokter Adinda menutup diskusinya dengan mendengar dan menjawab berbagai pertanyaan dari para anak-anak maupun remaja. (*)
Dini Amelia~
Terkait
Mary Jane Fiesta Veloso: Perjalanan Panjang Menuju Pembebasan
Orde Baru dan Depolitisasi Perempuan
Peringatan 16 HAKTP 2024