Beyonce mungkin telah menjadi standar kecantikan bagi sebagian orang. Kali ini kita akan bicara tentang betapa jahatnya standar kecantikan yang diberikan kepada perempuan oleh mereka yang secara sadar maupun tak sadar menganggap perempuan sebagai objek.
“Perfection is a disease of a nation“
“Kesempurnaan adalah penyakit bagi sebuah bangsa,” begitu kata Beyonce. Artikel kita kali ini akan membedah isi liriknya yang merupakan pesan yang dia sampaikan untuk para penggemarnya.
Seperti penggalan ini:
Mama said, “you’re a pretty girl”
Mama bilang, “kamu gadis yang cantik”
What’s in your head, it doesn’t matter
Brush your hair, fix your teeth
What you wear is all that matters
Apa yang ada di kepalamu, tidak masalah
Sisir rambutmu, perbaiki gigimu
Apa yang kamu kenakan adalah yang terpenting
Standar-standar kecantikan yang menyiksa kaum perempuan dia tuangkan dalam satu lagu. Petikan berikutnya yang penulis ingin sampaikan adalah:
Blonder hair, flat chest
Rambut pirang, dada rata
TV says, “bigger is better”
South beach, sugar free
Vogue says, “thinner is better”
TV bilang, “lebih besar lebih baik”
Pantai selatan, bebas gula
Vogue bilang, “lebih kurus lebih baik”
Semua ini, kontestasi, kompetensi untuk menjadi yang tercantik sesuai standar industri yang pada kenyataannya justru menjadi malapetaka besar bagi kesehatan mental. Sumber dari malapetaka itu adalah industri kapitalisme.
Beberapa lirik di dalamnya yang ingin penulis muat adalah:
Ain’t got no doctor, or pill that can take the pain away
Tidak ada dokter, atau pil yang bisa menghilangkan rasa sakit
The pain’s inside, and nobody frees you from your body
It’s the soul, it’s the soul that needs surgery
It’s my soul that needs surgery
Rasa sakit ada di dalam, dan tidak ada yang membebaskanmu dari tubuhmu
Itu adalah jiwanya, itu adalah jiwanya yang perlu dioperasi
Jiwaku yang perlu dioperasi
Di bait-bait itu ia menyampaikan bahwa bukanlah tubuhmu yang mesti diperbaiki, yang mesti bertemu dengan dokter bedah itu hanya satu, mentalitasmu.
Plastic smiles and denial can only take you so far
Senyum dan penyangkalan plastik hanya bisa membawamu sejauh ini
Then you break when the fake facade leaves you in the dark
You left with shattered mirrors
And the shards of a beautiful past
Kemudian kamu hancur ketika penampilan palsu itu meninggalkanmu
Dalam kegelapan kamu pergi dengan cermin yang hancur dan pecahan masa lalu yang indah
Dan, di akhir liriknya pun tak kalah membukakan mata kita tentang betapa menyiksa memaksakan standar kecantikan dan betapa pentingnya kita memikirkan kebahagiaan diri kita sendiri.
When you’re alone all by yourself
Ketika kamu sendirian
When you’re lying in your bed
Reflection stares right into you
Are you happy with yourself?
Stripped away the masquerade
The illusion has been shed
Are you happy with yourself?
Are you happy with yourself?
Ketika kamu berbaring di tempat tidurmu
Refleksimu menatap langsung ke dirimu, bertanya
Apakah kamu bahagia dengan dirimu sendiri?
Melucuti kepalsuan yang menyamar
Ilusi telah pergi
Apakah kamu bahagia dengan dirimu sendiri?
Apakah kamu bahagia dengan dirimu sendiri?
Penulis: Mila Nabilah
Editor: Humaira
***(MJ)
Terkait
Orde Baru dan Depolitisasi Perempuan
Peringatan 16 HAKTP 2024
Meretas Jalan Pendidikan Murah dan Berkualitas