27 April 2024

Dualitas Manusia Era Digital

Selaiknya , seseorang di dunia maya, adalah orang yang sama dengan dia versi aslinya di dunia nyata.
0Shares

Sadar tidak sadar, kita memiliki sebuah situasi yang tak bisa Kita hindari di era digital. Bukan hanya misinformasi, disinformasi, malinformasi atau apapaun itu di era disrupsii informasi ini.

Apa yang saya maksudkan disini adalah perihal kita di dunia nyata dengan versi kita yang lain bahkan lain – lain di dunia maya yang mengakibatkan dualitas atau krisis identitas dalam diri manusia.

Selaiknya, seseorang di dunia maya, adalah orang yang sama dengan dia versi aslinya di dunia nyata.

Namun apa yang kita saksikan hingga detik ini, hingga hari ini adalah banyaknya kepalsuan berlapis, yakni diri kita yang kita kemas dengan ragam citra yang berbeda – beda dan tidak sinkron dengan realitanya.

Banyak dari kita tak lagi menjadi pribadi kita seutuhya, atau kita yang sesungguhnya.

Terlebih dengan konstruksi buatan manusia bernamakan norma, tata krama, budaya tadisi dan lain sebagainya yang menjadi rantai pada setiap langkah, gerak, kemasan dan ujaran kita.
Kemudian itu semua menempatkan keaslian kita berada dalam posisi yang sulit untuk menjadi utuh.

“You are who you are , when nobody is looking”

Ya , kamu menjadi dirimu sendiri hanya ketika tak seorang pun melihatnya!

Tiga Wajah

Orang Jepang percaya bahwa manusia memiliki tiga wajah yang berbeda 🙂

Wajah yang pertama ialah yang kamu tunjukkan kepada dunia, wajah kedua adalah yang amu tunjukkan kepada teman terdekat dan yang ketiga adalah wajah yang tak kamu tunjukkan kepada siapapun.

Wajah pertama cenderung berisi keramahtamahan, senyuman-senyuman yang dominan atau terkadang palsu, dan segala hal lainnya yang kamu lakukan agar seisi dunia menerimamu.

Yang kedua cenderung berisi kegilaan , urat-urat malu yang kamu putuskan, ketiadaan rasa segan dan kesemua itu kamu tunjukkan hanya kepada mereka yang karib denganmu atau istilah kekiniannya kepada mereka yang satu frekuensi denganmu.

Dan terakhir adalah wajahmu yang sesungguhnya, ia hanya muncul di moment – moment ketika kamu sendirian, sedang mandi misalnya, berkontemplasi, atau dalam peribadahan perenungan akan segala perbuatan yang telah kamu lakukan.

Era Digital

Di dunia digital kamu mengalami FOMO (fear of missing out) atau takut ketinggalan trend digital, Pada tahun 2018 sebuah study di Inggris mengungkap perihal pengaruh media sosial pada manusia.

Dan hasilnya itu amat mengerikan, yakni timbulnya penurunan kualitas diri, disrupsi, keterlambatan tidur, depresi, kehilangan ingatan, dan penurunan akademis.

Selain itu, para peneliti mengetahui bahwa hubungan antara pikiran dan usus dapat kemudian menimbulkan Perubahan dari kecemasan menjadi rasa mual, sakit kepala, ketegangan otot dan tremor.

Betapa banyaknya dampak buruk yang ditimbulkan, padahal sederhana saja solusinya, kamu hanya perlu untuk tetap menjadi diri kamu secara utuh, sehingga kamu tak kan terpapar dualitas kepribadan dan masalah – masalah tak berguna lainnya.

Dan kamu pun tak akan takut ditelanjangi oleh teman – teman di dunia nyata akibat dari kepalsuanmu. Karena toh apalagi yang perlu kita cemaskan jika kita sendiri sudah telanjang.

Milla Joesoef

0Shares
×

Salam Sejahtera

× Hai