Kemarin sore, Selasa, 14 Maret 2023 sekitar pukul 15.30, redaksi Suluh Perempuan dihubungi oleh Rita dari Malang. Rita mengabarkan tentang saudaranya yang saat ini sedang berada di Batam dan butuh pertolongan.
Singkat cerita, Redaksi Suluh Perempuan kemudian berkoordinasi dengan Ketua Serikat Buruh Migran dan Informal Indonesia (SEBUMI), Ibu Yatini Sulistyowati serta Bapak Mohammad Irvan dari SEBUMI-KSBSI.
“Setelah mendengar keterangan singkat mengenai kondisi dan kebutuhan Vina, saya dan Ibu Yatini segera memberikan nomer dan nama kontak di Batam, yaitu Yayasan Embun Pelangi,” kata Mohammad Irvan.
Selanjutnya, Yayasan Embun Pelangi bergerak cepat. Setelah berkomunikasi dengan Vina, pihak Yayasan segera meluncur untuk menjemput Vina. Namun yang bersangkutan tidak ditemukan di tempat.
Pihak Yayasan beserta beberapa kawan segera menghubungi polsek, tempat yang disebutkan Vina sebelumnya. Namun hasilnya juga nihil. Menurut pihak polsek, Vina tidak pernah datang dan melakukan pelaporan.
“Hingga saat ini, Vina masih belum ditemukan. Kami akan terus mencari dan berkomunikasi dengan pihak-pihak yang bisa membantu untuk menemukan Vina,” terang Yatini.
Kronologi Hilangnya Vina
Menurut Yatini, informasi hilangnya Vina didapatkan dari sumber pertama yang melaporkan yaitu Rita yang berdomisili di Malang.
Berikut adalah kronologi hingga Vina bisa berada di Batam.
“Sebelumnya, Nyoha Vina tertipu sebuah investasi bodong sehingga dianggap memiliki hutang sebesar 13,5 juta rupiah pada A,” kata Rita yang menyatakan tidak mengetahui secara pasti nama investasinya bodong tersebut.
Menurut Rita, penghutang/perusahaan investasi bodong tersebut mendesak Vina dan keluarganya untuk segera membayar hutang tersebut.
“Akhirnya dengan segala daya upaya, pihak keluarga berhasil mengumpulkan sejumlah uang guna membayar sebagian hutang tersebut. Tapi masih tersisa hutang sekitar 6 juta rupiah,” lanjut Rita.
Dari situ, pemberi hutang mengancam melalui WhatsApp, jika keluarga tidak segera membayar sisa hutang sebesar 6 juta rupiah, maka Vina akan di kirim ke Batam untuk selanjutnya dipekerjakan di Singapura. Dalam ancamannya, yang dikirimkan keluarga dalam bentuk screenshot, penghutang menyatakan bahwa Vina berada dibawah kendalinya dan bahwa apapun yang terjadi atau yang akan dilakukan oleh penghutang terhadap Vina, merupakan resiko karena Vina belum membayar sisa hutangnya.
Artinya Vina menjadi jaminan untuk pembayaran hutang tersebut. Vina diberi kesempatan melunasi hingga batas waktu tertentu, jika tidak mampu membayar akan diberangkatkan. Pada akhirnya Vina dibawa ke Batam kemarin malam (Senin, 13 Maret 2023) tanpa ada persetujuan keluarga.
Sejak awal Vina telah menolak untuk diberangkatkan ke Batam apalagi untuk dipekerjakan tanpa ada kejelasan, melalui jalur ilegal, ke Singapura. Begitu tiba di Batam, selagi ada kesempatan, Vina berupaya melepaskan diri dan langsung pergi.
Vina sempat mengabari Rita dan kerabatnya di Malang bahwa ia berada di sekitar Polsek Sei Beduk. Vina mengatakan bahwa ia membutuhkan tempat tinggal yang aman.
“Vina mengatakan bahwa telpon genggamnya terus menerus dihubungi oleh pemberi hutang sehingga Vina ketakutan dan cukup berhati-hati dalam menggunakan percakapan melalui WhatsApp,” terang Rita.
Untuk kedua kalinya Vina memberi kabar bahwa ia berada di gereja atau seputaran gereja GKAI. Vina mengatakan bahwa ada seseorang yang mau menolongnya mengantar ke bandara dan membantu proses kepulangannya ke Malang.
Dari informasi yang didapat Vina, tiket ke Malang baru tersedia pada tanggal 23 April. Oleh karena itu Vina membutuhkan tempat hingga tanggal penerbangan. Untuk saat ini Vina tidak menyebutkan maskapai penerbangan serta jam penerbangan ke Malang/Surabaya.
Tidak lama kemudian Vina mencoba menghubungi Rita melalui fasilitas telpon yang ada di Facebook. Namun tidak diangkat karena posisi Rita sedang di jalan sehingga tidak dapat menjawab telpon Rita.
Setiba di rumah, Rita mencoba menghubungi Vina kembali namun tidak ada jawaban. Nomer HP Vina juga tidak aktif. Hingga berita ini diturunkan, Vina masih belum bisa dihubungi.
Update Pencarian Vina
Pagi ini pihak Yayasan Embun Pelangi, beberapa kawan di Batam dan Rita sendiri mencoba menghubungi Vina. Tempat terakhir yang disebutkan Vina taitu GKAI juga didatangi namun pihak gereja menyatakan bahwa Vina tidak pernah datang ke gereja. Dari keterangan sejumlah orang di sekitar gereja juga mengatakan tidak pernah melihat Vina.
Hingga sore ini keberadaan Vina masih belum diketahui. Telpon genggamnya masih tidak aktif sehingga tidak dapat dihubungi. Redaksi dan keluarga Rita tetap melakukan koordinasi dengan Yayasan Embun Pelangi dan SEBUMI untuk dapat menemukan Rita.
Apabila ada pembaca yang melihat Rita dengan ciri-ciri seperti yang terlihat dalam foto, harap segera mengabari redaksi Suluh Perempuan, Serikat Buruh Migran atau Yayasan Embun Pelangi.
Kontak Person:
Ernawati: 0881-6717-562
Terkait
Resensi Buku: Menghadang Kubilai Khan
Sunat Perempuan, Tradisi Berbalut Agama yang Membahayakan
Dari Aktivisme Borjuis ke Solidaritas Sejati: Membangun Gerakan Sosial yang Inklusif