9 Desember 2024

Mencipta Kedamaian dalam Perbedaan

0Shares

“Berbeda-beda tetapi tetap satu” adalah semboyan yang cukup dijunjung tinggi oleh masyarakat Indonesia.

Sebagaimana semboyannya, ada begitu banyak keragaman yang dimiliki oleh Indonesia, misalnya: ada bermacam-macam agama, suku bangsa, bahasa daerah, budaya, kuliner, dan lain-lain.

Perbedaan-perbedaan yang dimiliki membuat Indonesia menjadi negara yang luar biasa. Namun tak jarang juga perbedaan tersebut malah memunculkan pertikaian dan memecah belah masyarakat-masyarakatnya.

Salah satu hal yang sering memunculkan pertikaian diantara masyarakat Indonesia adalah tentang perbedaan agama, terutama agama Islam dan agama Kristen.

Sejak dulu hingga sekarang, dua agama tersebut seringkali bertikai satu sama lain karena berbagai hal. Agama Islam dan Agama Kristen kadang terlihat seperti musuh yang tak akan pernah mencapai kata perdamaian sampai kapanpun.

“Mengapa agama Islam dan Kristen selalu bermusuhan satu sama lain dan tidak pernah damai?”

Tiap agama memiliki aturannya masing-masing. Kebiasaan, paham, ajaran, dan segala sesuatunya tentu berbeda antara agama yang satu dengan yang lainnya. Hidup bermasyarakat dalam perbedaan agama membutuhkan toleransi yang tinggi.

Tiap orang seharusnya memahami sampai dimana batasan-batasannya dalam berinteraksi antar sesama masyarakat yang berbeda agama agar tidak menimbulkan pertengkaran dan semua pemeluk agama dapat hidup rukun dan damai.

Ketika rasa toleransi tersebut masih dijunjung tinggi oleh tiap pemeluk agama, kedamaian dan kerukunan antar umat beragama pasti akan selalu terjaga.

Namun ketika suatu pemeluk agama sudah tidak memiliki rasa toleransi lagi terhadap pemeluk agama lainnya, maka tentu saja hal tersebut dapat merusak kedamaian dan kerukunan antar umat beragama.

Namun, ada satu hal yang perlu diperhatikan oleh masing-masing pemeluk agama, yaitu toleransi yang dilakukan terhadap pemeluk agama lain harus tetap mengikuti ajaran agamanya masing-masing.

Jangan sampai toleransi yang dilakukan tersebut sampai keluar dari batasan yang ada dalam ajaran agama yang dianutnya.

“Lalu apa sajakah hal-hal yang harus dilakukan dalam kehidupan sehari-hari untuk menciptakan kedamaian antar umat beragama?”

Karena perbedaan yang ada rentan menyebabkan perpecahan, ada beberapa hal yang harus dilakukan untuk meminimalkan terjadinya pertengkaran antar umat beragama, yaitu :

1. Jangan membicarakan, mengganggu, atau bahkan bercanda tentang suatu agama dihadapan orang-orang yang meyakini (pemeluk) agama itu.

Meskipun tiap agama berpendapat bahwa agama yang di yakininya adalah agama yang paling benar dan agama lainnya adalah salah, namun alangkah baiknya kita menghargai agama apa yang dipilih seseorang dalam hidupnya.

Ketika kita ingin membicarakan tentang agama lain, kita harus berada dalam ruang lingkup agama kita sendiri dan tidak ada pemeluk agama lain yang sedang bersama kita.

Jangan sampai pemeluk agama lain (agama yang sedang dibicarakan) ikut mendengar karena dalam percakapan kita tentang agama lain bisa saja ada hal-hal yang menyakiti hati pemeluk agama lain dan menyebabkan pemeluk agama lain merasa bahwa agamanya telah dihina.

2. Jangan beri aturan pada orang Islam untuk memakai atribut Kristen pada saat Natal, dan juga sebaliknya. Jangan beri aturan pada orang Kristen untuk memakai atribut Islam pada saat Idul Fitri.

Pemakaian atribut-atribut keagamaan biasanya menjadi aturan di beberapa tempat bekerja, misalnya: di supermarket, kantor, dan lain-lain.

Beberapa tempat bekerja terkadang mengharuskan karyawannya untuk ikut serta merayakan hari besar suatu agama. Namun mirisnya, terkadang aturan yang ada memaksa pemeluk agama lain untuk ikut berpartisipasi juga, misalnya: memaksa karyawan untuk memakai atribut keagamaan tanpa mempedulikan agama karyawannya meskipun tidak sesuai dengan hari besar yang sedang dirayakan.

Selain pemaksaan memakai atribut keagamaan, hal lainnya yang juga sering menyebabkan perpecahan antar umat beragama adalah ketika seorang karyawan di sebuah tempat bekerja tidak diberikan libur saat perayaan hari besar agamanya.

Ia diharuskan tetap masuk kerja seakan tidak ada momen yang sedang dirayakan oleh agamanya.

Hal seperti itu seharusnya tidak terjadi. Tiap-tiap atasan di sebuah tempat bekerja semestinya bisa bersikap bijak dalam mengatasi hal tersebut dengan mengatur jadwal karyawan sesuai dengan agama yang dianutnya.

Ketika suatu agama sedang merayakan hari besarnya, maka pemeluk agama yang bersangkutanlah yang seharusnya memakai atribut keagamaan mereka dalam rangka berpartisipasi untuk merayakannya.

Berilah jadwal libur untuk karyawan-karyawan pemeluk agama yang bersangkutan agar dapat merayakan hari besar agamanya bersama keluarga mereka masing-masing, dengan digantikan oleh pemeluk agama lain yang bertugas.

Begitupun sebaliknya dengan perayaan-perayaan agama yang lainnya.

3. Memiliki kesadaran (dari kedua belah pihak) untuk tidak saling mengganggu.

Salah satu hal yang juga dapat menyebabkan perselisihan antar umat beragama adalah ketika ada pihak yang mengganggu agama lainnya. Gangguan tersebut dapat berupa banyak hal, misalnya sindiran, ejekan, atau hinaan terhadap salah satu ayat atau perintah yang ada di agama lain.

Misalnya, ketika agama Islam sedang berada di bulan Ramadhan dan menjalankan ibadah puasa. Sudah merupakan tradisi yang dipertahankan dari zaman ke zaman bahwa orang yang tidak berpuasa harus menghormati orang-orang yang sedang berpuasa.

Kalimat “Hormatilah orang yang sedang berpuasa” sudah menjadi kalimat khas selama bulan Ramadhan dari generasi ke generasi. Hal ini dapat dilakukan dengan berbagai cara, misalnya tidak makan atau minum disekitar orang-orang yang sedang berpuasa, memberi penutup khusus pada makanan atau minuman yang dijual selama waktu berpuasa, dan lain-lain.

Namun terkadang ada pihak yang ingin menciptakan pertengkaran antar umat beragama dengan berbagai macam cara.

Misalnya: Membiarkan dagangan makanan atau minuman tersaji tanpa penutup selama waktu berpuasa, membuat spanduk bertuliskan “Hormatilah orang yang tidak berpuasa”, dan lain-lain.

Kalimat yang terkesan sepele seperti itu tentu saja dapat menyebabkan pertikaian antar umat beragama karena terkesan sangat tidak menghargai orang-orang yang sedang berpuasa. Kedamaian yang ada pun akhirnya terusik hanya karena hal-hal sepele seperti itu.

4. Jangan buru-buru menyebarkan berita yang tidak benar ketika ada sebuah peristiwa yang merugikan suatu agama.

Ketika ada sebuah peristiwa seperti penyerangan yang dilakukan oleh seseorang yang tidak bertanggung jawab kepada para penganut agama tertentu atau rumah ibadah, mayoritas masyarakat biasanya menuduh pemeluk agama lain yang melakukannya.

Misalnya saat rumah ibadah agama Kristen diserang, banyak yang langsung berpendapat bahwa pelakunya adalah seseorang dari agama Islam.

Begitu pun ketika rumah ibadah agama Islam diserang, banyak yang langsung berpendapat bahwa pelakunya adalah seseorang dari agama Kristen.

Tuduhan-tuduhan seperti itu sering kali merebak begitu cepat di kalangan masyarakat meskipun belum diketahui dengan pasti benar atau salahnya.

Hal-hal semacam ini juga merupakan salah satu hal yang dapat merusak kedamaian dan kerukunan antar umat beragama karena menyebabkan kesalahpahaman dan sering berakhir dengan sebuah pertikaian.

Karena negara Indonesia memiliki beragam agama, biasanya ada berbagai pemeluk agama yang hidup berdampingan dalam segala perbedaan yang dimiliki, diantaranya adalah aturan-aturan dan perintah agama, paham, pemikiran dan cara pandang terhadap suatu hal, tradisi, dan lain-lain.

Perbedaan-perbedaan tersebut diaplikasikan dalam keseharian bersama dengan masyarakat-masyarakat dari agama yang lainnya.

Sering kali pertikaian antar umat beragama dipicu oleh kurangnya sikap toleransi dan tidak tahu batasan saat berinteraksi dengan pemeluk agama lain.

Karena itu, kesadaran dan toleransi seharusnya dimiliki oleh semua masyarakat yang hidup bersama dalam berbagai perbedaan seperti itu agar tiap-tiap masyarakat tahu sampai di mana batasan-batasan ketika berinteraksi dengan pemeluk agama lain dan tidak mengganggu pemeluk agama lainnya.

Oothye

0Shares
×

Salam Sejahtera

× Hai