18 April 2024

Puasa dalam Kristiani dan Iman pada Allah

0Shares

Beriman pada Yesus. Kalimat ini mungkin sering kita jumpai sebagai quote atau bagian dari sebuah tulisan. Lebih sering lagi kita dengar dalam kotbah di gereja. Sebagai orang yang sejak kecil telah disematkan dan mendapat didikan Kristiani, semula aku menjalani kehidupan Kristiani tanpa mengimani Kekristenan tersebut.

Setiap minggu ke gereja dan seminggu sekali mengikuti persekutuan doa. Mengikuti kegiatan sekolah Minggu dengan gembira, terlebih pada saat perayaan Natal. Saat usia menginjak remaja, turut dalam setiap aktivitas di gereja. Bahkan melayani sebagai guru sekolah Minggu.

Beriman Pada Allah

Ku bilang tidak mengimani karena semua kegiatan ku lakoni sebagai aktivitas yang menyenangkan. Hingga, suatu saat bersikap sombong dan merasa tidak membutuhkan Tuhan. Saat kemudian mengalami kejatuhan. Namun justru saat itu belajar untuk memahami makna kata beriman pada Yesus. Percaya dengan iman dan membaca Firman Tuhan dengan iman. Dan belajar mengenal Roh Kudus.

Saat itu, mungkin yang disebut sebagai memuja Allah lain. Tuhan sudah mengingatkan melalui firman-Nya:

“Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku” (Keluaran 20:3, Ulangan 5:7. Keluaran 20:5)

Jangan sujud menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya, sebab Aku, TUHAN, Allahmu, adalah Allah yang cemburu, yang membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya, kepada keturunan yang ketiga dan keempat dari orang-orang yang membenci Aku,
Allah lain atau berhala yang dimaksudkan dalam injil tidak sebatas hanya pada patung. Juga bukan hanya berwujud pada ritual dan sesaji saja.

Penyembahan berhala dapat terimplementasi dalam beragam bentuk. Segala sesuatu, baik benda maupun kepercayaan, kepatuhan, ketaatan yang membuat hati kita melekat dan berpaling dari Tuhan. Hal-hal yang membuat kita percaya ada kekuatan lain di luar Tuhan, membatasi dan mengecilkan arti kuasa Tuhan.

Perintah pertama dari Sepuluh Perintah Allah ini, Allah ingin agar umat-Nya hanya menyembah Dia saja, sebagai Allah yang sejati. Bahwa kita menduakan Allah.

“… sebab Aku, TUHAN, Allahmu, adalah Allah yang cemburu … (Keluaran 20:5b). Dan beberapa saat kemudian Allah memberi tahu Musa, “… karena TUHAN, yang nama-Nya Cemburu, adalah Allah yang cemburu. (Keluaran 34:14b). 34:14 “Sebab janganlah engkau sujud menyembah kepada Allah lain, karena TUHAN, yang nama-Nya Cemburuan, adalah Allah yang cemburu”.

Cinta Pada-Nya

Ayat-ayat yang kerap menjadi hafalan di luar kepala. Hafalan ini terus melekat hingga bertahun-tahun tanpa ku pahami dan ku imani. Hingga kemudian memahami, seperi saat jatuh cinta, wajah dan sosok orang yang kita cintai terus terbayang. Seharusnya seperti itu jugalah cinta pada Tuhan. Dalam setiap hal, dalam setiap helaan nafas, ada cinta yang mengalir.

Seiring dengan berjalannya waktu, semakin mengalami kedewasaan iman. Bukan terletak pada usia melainkan pada kedekatan dengan Tuhan. Kehidupan rohani bertumbuh seiring dengan kedekatan hubungan pada Tuhan, dengan perantaraan Roh Kudus.

Puasa dan Makanan Rohani

Untuk semakin dekat dan memberi makanan pada rohani, bisa dilakukan dengan cara doa dan puasa. Membiarkan Roh Kudus bekerja dengan kuasa yang hanya dimiliki oleh Allah. Tentang berpuasa, injil juga menuliskan tuntunan dalam melakukan doa dan puasa.

Seperti yang tertulis dalam injil Matius 6:16-18. Hal berpuasa:

“Dan apabila kamu berpuasa 1, janganlah muram mukamu seperti orang munafik. Mereka mengubah air mukanya, supaya orang melihat bahwa mereka sedang berpuasa. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya. Tetapi apabila engkau berpuasa, minyakilah kepalamu dan cucilah mukamu, supaya jangan dilihat oleh orang bahwa engkau sedang berpuasa, melainkan hanya oleh Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu.”

Dan setelah berpuasa empat puluh hari dan empat puluh malam, akhirnya laparlah Yesus. Matius 4:2:

“Pergilah, kumpulkan semua orang Yahudi yang ada di Susan dan berpuasalah untuk aku. Jangan makan dan jangan minum selama tiga hari, baik malam mahupun siang. Aku dan para dayangku pun akan berpuasa secara demikian, kemudian aku akan masuk menghadap raja, sekalipun bertentangan dengan undang-undang. Jika kerana itu aku harus binasa, biarlah aku binasa.” Ester 4:16

Selama empat puluh hari empat puluh malam Musa berada di sana bersama-sama TUHAN, dan selama itulah dia tidak makan roti dan tidak minum air dan dia menulis firman perjanjian yaitu Sepuluh Perintah, di atas loh-loh batu itu.

Keluaran 34:28 Ulangan 9:9:

“Setelah aku mendaki gunung untuk menerima loh-loh batu, loh-loh perjanjian yang diikat TUHAN dengan kamu, maka aku tinggal empat puluh hari empat puluh malam lamanya di gunung itu; roti tidak kumakan dan air tidak kuminum.”

Ulangan 9:18

“Sesudah itu aku sujud di hadapan TUHAN, empat puluh hari empat puluh malam lamanya, seperti yang pertama kali–roti tidak kumakan dan air tidak kuminum –karena segala dosa yang telah kamu perbuat, yakni kamu melakukan apa yang jahat di mata TUHAN, sehingga kamu menimbulkan sakit hati-Nya.
Maka Elia bangun lalu makan dan minum. Kemudian dengan kekuatan daripada makanan itu, dia berjalan selama empat puluh hari empat puluh malam sampai ke gunung Allah, yaitu Gunung Horeb.” 1 Raja-raja 19:8.

Bentuk-bentuk Puasa

Dari injil, ada beberapa bentuk puasa. Puasa yang biasa: berpantang semua makanan, baik yang keras maupun yang lembut, tetapi tidak berpantang air.

Matius 4:2. Puasa sepenuhnya: tidak makan dan tidak minum (Est 4:16; Kis 9:9). Keluaran 34:28; Ulangan 9:9,18; 1Raj 19:8. Puasa sebagian: pembatasan makanan dan bukan tidak makan sama sekali. Daniel 10:3.
Kristus Tuhan sendiri juga melakukan disiplin ini dan mengajarkan bahwa berpuasa hendaknya menjadi sebagian dari iman kepada Allah. Matius 9:15; Kisah Para Rasul 13:2-3; 14:23; 27:33.

Tujuan Puasa Kristiani

Pilihan pada bentuk puasa bisa berbeda. Karena melakukan puasa dengan memaknai tujuannya. Seperti yang tertulis dalam injil. Untuk menghormati Allah. Matius 6:16-18; Zakharia 7:5; Lukas 2:37; Kisah Para Rasul 13:2. Merendahkan diri di hadapan Allah. Ezra 8:21; Mazmur 69:11; Yesaya 58:3. Agar lebih banyak mengalami kasih karunia. 1Petrus 5:5, dan kehadiran Allah yang khusus . Yesaya 57:15; Yesaya 58:6-9. 9:3,21-22; Kisah Para Rasul 13:2-3. Mendisiplinkan tubuh agar dapat menguasai diri. Mazmur 35:13; Roma 13:14; 1Korintus 9:27. Membuka jalan bagi pencurahan Roh Kudus dan datangnya Kristus kembali untuk umat-Nya. Matius 9:15.

Kisah Gideon

Injil juga memberikan contoh tentang mereka yang semula terpilih oleh Allah, naik namun kemudian mengalami kejatuhan karena berpaling dari Allah. Kisah tentang Gideon cukup unik, setelah terpilih, ia sempat ragu dan meminta bukti.

Allah memilih Gideon, seorang pemuda dari sebuah keluarga yang tidak dikenal dari suku Manasye, untuk membebaskan rakyat Israel dan mengutuk penyembahan berhala mereka. Gideon sendiri tidak yakin akan dirinya dan perintah Allah, karena itu ia meminta bukti tentang kehendak Allah lewat sebuah mujizat. Lalu berfirmanlah TUHAN kepada Gideon:

“Dengan ketiga ratus orang yang menghirup itu akan Kuselamatkan kamu: Aku akan menyerahkan orang Midian ke dalam tanganmu; tetapi yang lain dari rakyat itu semuanya boleh pergi, masing-masing ke tempat kediamannya.”

Bangsa Israel memohon kepada Gideon agar menjadi raja mereka, tetapi ia menolaknya. Katanya, Allah sajalah pemimpin mereka satu-satunya. Namun, yang menarik ialah bahwa ia tetap membuat “efod” dari emas yang dimenangkannya dalam pertempuran, yang membuat seluruh bangsa Israel kembali berpailng dari Allah.

Selain Gideon, ada pula Raja Salomo. 1Raj 11:1-25, 11:31

“…dan ia berkata kepada Yerobeam: “Ambillah bagimu sepuluh koyakan, sebab beginilah firman TUHAN, Allah Israel: Sesungguhnya Aku akan mengoyakkan z kerajaan itu dari tangan Salomo dan akan memberikan kepadamu sepuluh suku”.

Perjalanan rohani bisa mengalami pasang dan surut. Mendekat pada Allah adalah pilihan terbaik. Memperkuat iman dengan doa dan puasa serta melakukan pujian dan penyembahan. Tetap percaya bahwa kuasa Tuhan tak terbatas. Kuasa-Nya melebihi kekuatan manusia. Tuhan Memberkati.

Ernawati

0Shares
×

Salam Sejahtera

× Hai