14 September 2024

Julia Hutabarat untuk Indonesia

0Shares

Pada hari Pahlawan, 10 November, terbesit bila ada sebuah pertanyaan diajukan kepada saya? Siapa perempuan dari Tanah Tapanuli yang layak untuk diajukan sebagai Pahlawan Nasional Indonesia? Dengan segala hormat saya ijin mengajukan sebuah nama: Julia Hutabarat. Menikah dengan suami bermarga Sarumpaet.

Sosoknya, memang tidak banyak diketahui oleh khalayak ramai. Saya sendiri baru mengetahuinya, ketika masih jurnalis di Majalah Tapian. Saat itu, Ibu Sita van Bemmelen mengirimkan kepada saya beberapa lembar artikel dan dokumen, setelah mendapat e-mail saya dari beberapa milist, beberapa dokumen tertulis dalam bahasa Belanda. Kala itu, sangat sulit menemukan nama Julia Hutabarat di dunia maya, internet, apalagi wikipedia dan lainnya. Keterbatasan informasi itulah yang akhirnya mengantarkan saya untuk menelusuri pada terbitan koleksi publikasi buku dan majalah langka, di Perpustakaan Nasional, lantai 7, Salemba Raya. Waktu itu Perpusnas masih di Salemba.

Saya pun berhasil menemukan beberapa tulisannya. Satu diantaranya berjudul ”Wanita dalam Gereja dan Masyarakat”. Tulisan sepanjang 17 halaman tersebut menjelaskan bagaimana posisi perempuan Tapanuli di dalam adat dan gereja. Dibacakannya di hadapan Panitia Jubileum HKBP dalam rangka 40 tahun HKBP Mandiri (berdiri sendiri).

Julia merupakan ketua umum Persatuan Wanita Kristen Indonesia (PWKI) bagian dari Partai Kristen Indonesia (PARKINDO). Ia merintis majalah Melati, memiliki peran berdirinya Seksi Wanita HKBP dan merintis Sekolah Guru Puteri (SGP) di Sipoholon Tarutung. Seorang ibu, guru, jurnalis, aktivis, organisatoris, sesuatu yang jarang diemban oleh banyak orang. Perjuangannya pun melintasi segala jaman.

Bila Kartini pernah menulis ”Door Duisternis Tot Licht!” atau ”Habis Gelap Terbitlah Terang”, maka Julia Hutabarat menulis ”Wieder nur ein Mädchen” atau “Lagi-Lagi Anak Perempuan”. Dua tulisan dengan kontekstual yang serupa memuat emansipasi untuk kesetaraan laki-laki dan perempuan.

Saya pernah menulis sosok Julia Hutabarat untuk beberapa publikasi, majalah TAPIAN, majalah Berita Oiukume PGI, dan di buku saya “Gender, Seksualitas, dan HAM Perempuan” (2022). Berharap dengan semakin banyaknya publikasi tentang beliau memudahkan banyak pihak semakin mengenal peran dan jasa besarnya bagi Indonesia.

Selamat Hari Pahlawan,

Jakarta, 10/11/2023

Chris Poerba

0Shares
×

Salam Sejahtera

× Hai