Suluh Perempuan bekerjasama dengan PT. KAI Logistik sukses menyelenggarakan ‘Diskusi Publik dan Workshop Kewirausahaan Perempuan’ pada Senin (13/11/2023).
Kegiatan ini diselenggarakan dalam rangka Peringatan 16 Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan (16 HAKTP). Peringatan ini dirayakan oleh seluruh perempuan di dunia untuk menegaskan bahwa kekerasan terhadap perempuan adalah merupakan pelanggaran terhadap hak asasi manusia (HAM).
“Setiap hari kita mendengar kasus kekerasan terhadap perempuan. Angka kekerasan terhadap perempuan dari tahun ke tahun pun selalu meningkat. Oleh karena itu Suluh Perempuan dan seluruh kaum perempuan yang hadir di acara ini dengan tegas meneriakkan: Stop Kekerasan Terhadap Perempuan! Kami juga mengajak seluruh kaum perempuan untuk bangkit dan berdaya,” kata Siti Rubaidah, Ketua Umum Suluh Perempuan.
Diskusi Publik Kewirausahaan Perempuan
Hadir para narasumber Diskusi Publik, yaitu: Ima Rahmania (Kepala Bidang Konsultasi Bisnis Kementerian Koperasi dan UMK), Reska Putri Praslita (Direktur Keuangan PT Kereta Api Logistik), Siti Rubaidah (Ketua Umum Suluh Perempuan), Pada siang harinya, hadir narasumber Workshop Seluk Beluk Marketing Online Hadi Nugraha (Owner Katuwn Girl), dan Ismail (Specialist of Marketing and Sales PT Kereta Api Logistik menyampaikan materi: Peluang Bisnis Logistik.
Reska Putri Praslita, Direktur Keuangan PT Kereta Api Logistik menyampaikan, “Di era zaman yang setiap harinya semakin berkembang, maka semakin banyak perempuan yang mulai menyadari bahwa menjadi wirausaha adalah cara terbaik untuk berkontribusi pada keuangan keluarga, karier, dan pertumbuhan pribadi. Kami berharap kegiatan ini tidak terhenti sampai di sini, dan terus berkolaborasi untuk kegiatan serupa lainnya.”
Ibu Reska mengawali sesi diskusi publik dengan pengenalan produk KAI Logistik beserta aplikasi Trax. Menurutnya, “Terkait dukungan terhadap UMKM, KAI Logistik telah mengambil peran diantaranya dengan memberi tarif khusus UMKM, serta dukungan dan kolaborasi UMKM di beberapa kota yang sudah berjalan seperti Bandung, Garut dan Karawang”.
Kolaborasi Pentahelix
Selanjutnya Ima Rahmania dari Kementerian Koperasi dan UKM RI menyambut baik kolaborasi dengan wujud diskusi publik yang akan memberikan motivasi dan kekuatan bagi para perempuan. Beliau berharap acara diskusi publik tersebut bisa menjadi kolaborasi yang bagus antara komunitas/ masyarakat, pemerintah, dunia bisnis, akademisi, dan media (kolaborasi Pentahelix).
Baca Juga: Pelaku Kekerasan Seksual di Lingkungan Kemenkop UMKM Harus Mendapat Hukuman Berat
“Pemerintah secara penuh turut mendukung penguatan kapabilitas UMKM melalui inovasi. Dimana UMKM di Indonesia saat ini mencapai 64,2 juta unit usaha yang didominasi oleh usaha mikro dan 64% dari usaha tersebut dipimpin atau dimiliki oleh perempuan. Oleh karena itu, pemerintah berupaya menciptakan ekosistem wirausaha, yang salah satunya berfokus kepada wirausaha perempuan yang bertujuan meningkatkan kontribusi perempuan dalam meningkatkan kesejahteraan keluarga dan pertumbuhan ekonomi,” tutur Ima Rahmania.
Workshop, Bazar dan Fashion Show
Tak hanya diskusi, acara yang berlangsung di Aula Gedung Trisula PERWARI Jakarta tersebut juga mengadakan dua kelas workshop yaitu peluang bisnis logistik dan seluk beluk marketing online. Bazar UMKM dan pagelaran fasion show karya desainer Omar Fashion dari Komunitas Anggalang turut mensukseskan acara yang berlangsung dari jam 09.00 sampai 15.00 WIB itu.
Baca Juga: Batik Ecoprint: Melestarikan Alam dan Bernilai Ekonomis
Para peserta menikmati penampilan para Putri dan Ratu Kebaya dari Komunitas Anggalang. Omar, selaku fashion desainer menyampaikan bahwa ia mengusung konsep sustainable fashion atau fashion yang ramah lingkungan.
“Ada cerita di balik penampilan fashion show kali ini. Baju dan kostum yang dipakai oleh para model adalah merupakan kain hasil restorasi dan daur ulang yang ramah lingkungan. Saya sangat ingin mengusung tema kebaya. Indonesia sepakat mengusulkan kebaya sebagai warisan budaya tak benda bersama empat negara anggota ASEAN, yaitu Malaysia, Singapura, Thailand, dan Brunei Darussalam. Pengusulan ke Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa atau UNESCO.”
Selain itu, Omar juga menampilkan desain lukis kain yang bertema Merak dan Penyu karena menurutnya kedua binatang itu sudah sangat langka dan habitatnya pun terancam kepunahan.
Terkait
Orde Baru dan Depolitisasi Perempuan
Peringatan 16 HAKTP 2024
Meretas Jalan Pendidikan Murah dan Berkualitas