Saat mencari data terkait kesenjangan upah antara laki-laki dan perempuan, penting untuk menyadari bahwa informasi ini dapat berubah seiring waktu dan tergantung pada metode pengukuran yang digunakan. Pada umumnya, kesenjangan upah antara laki-laki dan perempuan adalah isu yang telah lama menjadi perhatian di berbagai negara.
- Global Gender Gap Report (Laporan Kesenjangan Gender Global):
Salah satu sumber terkenal adalah Global Gender Gap Report yang diterbitkan oleh World Economic Forum (WEF). Laporan ini memberikan gambaran kesenjangan gender di berbagai negara, termasuk kesenjangan upah. Data ini mencakup beberapa indikator, termasuk upah dan partisipasi tenaga kerja.
- Rujukan: World Economic Forum. (Tahun Terkini). Global Gender Gap Report. Link ke situs resmi WEF
- Biro Statistik Nasional atau Organisasi Serupa:
Banyak negara memiliki badan statistik nasional atau organisasi serupa yang mengumpulkan dan menyediakan data resmi. Contohnya, di Amerika Serikat, Bureau of Labor Statistics (BLS) menyediakan data tentang upah berdasarkan jenis kelamin.
- Rujukan: Bureau of Labor Statistics, U.S. Department of Labor. (Tahun Terkini). Link ke situs resmi BLS
- Eurostat untuk Negara Anggota Uni Eropa:
Eurostat adalah lembaga statistik Uni Eropa dan menyediakan data ekonomi dan sosial, termasuk data tentang kesenjangan upah gender di negara-negara anggota Uni Eropa.
- Rujukan: Eurostat. (Tahun Terkini). Link ke situs resmi Eurostat
- Organisasi Ketenagakerjaan Internasional:
Organisasi seperti International Labour Organization (ILO) juga menyediakan data terkait upah dan ketenagakerjaan dengan fokus pada isu-isu ketenagakerjaan global.
- Rujukan: International Labour Organization. (Tahun Terkini). Link ke situs resmi ILO
Penting untuk merinci kesenjangan upah berdasarkan sektor, tingkat pendidikan, pengalaman, dan faktor-faktor lainnya untuk mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam tentang situasi ini. Selain itu, penting juga untuk memahami bahwa kesenjangan upah tidak selalu mencerminkan diskriminasi langsung; faktor-faktor seperti pilihan karir, pekerjaan paruh waktu, dan kesenjangan dalam tanggung jawab keluarga juga dapat mempengaruhi perbedaan upah antara laki-laki dan perempuan.
Dilansir dari Dataindonesia.id Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, persentase kesenjangan upah menurut jenis kelamin (gender wage gap) di Indonesia sebesar 22,09% pada 2022. Angka ini meningkat 1,7% poin dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 20,39%.
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, kesenjangan upah buruh menurut jenis kelamin (gender wage gap) di Indonesia sebesar 22,09% pada 2022. Angka ini meningkat 1,7% poin dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 20,39%. Angka tersebut menunjukkan bahwa rata-rata upah buruh laki-laki 22,09% lebih tinggi dibandingkan buruh perempuan.
Secara rinci, upah buruh laki-laki sebesar Rp3,33 juta, sementara buruh perempuan meraih penghasilan senilai Rp2,59 juta. Berdasarkan tempat tinggalnya, kesenjangan upah menurut jenis kelamin di perdesaan mencapai 29,35% pada 2022. Persentase itu lebih tinggi dibandingkan di perkortaan yang sebesar 21,22%. Dari tingkat pendidikannya, buruh lulusan Sekolah Dasar (SD) ke bawah memiliki kesenjangan upah menurut jenis kelamin tertinggi, yaitu 40,94%.
Di sisi lain, kesenjangan upah menurut jenis kelamin terendah dialami buruh dengan tingkat pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), yakni 25,12%. Indikator kesenjangan upah menurut jenis kelamin dapat bernilai positif atau negatif. Persentase yang bernilai positif mengartikan bahwa rata-rata upah yang diterima buruh laki-laki lebih besar dibanding perempuan. Sementara, persentase yang bernilai negatif menunjukkan kondisi sebaliknya.
*)MJ
Terkait
Resensi Buku: Menghadang Kubilai Khan
Sunat Perempuan, Tradisi Berbalut Agama yang Membahayakan
Dari Aktivisme Borjuis ke Solidaritas Sejati: Membangun Gerakan Sosial yang Inklusif