14 September 2024

Berjuang Untuk Setara, Mengatasi Diskriminasi dan Tantangan yang Dihadapi Perempuan

Ilustrasi Kesetaraan-freepik

0Shares

Menghadapi ketidaksetaraan dan diskriminasi terhadap perempuan memerlukan keterlibatan seluruh masyarakat. Peran media dalam membentuk narasi positif tentang perempuan juga harus diperkuat.

Dengan upaya bersama, masyarakat dapat mengatasi ketidaksetaraan tak terlihat dan membentuk masa depan di mana hak-hak perempuan dihormati dan dilindungi dengan sepenuhnya.

Diskriminasi pendidikan: Stereotip gender masih memengaruhi pendidikan. Dimana harapan dan pandangan masyarakat terhadap peran laki-laki dan perempuan dapat membatasi pilihan pendidikan perempuan. Perempuan mungkin diarahkan ke bidang-bidang tertentu dan dihadapkan pada tekanan untuk memilih karier yang dianggap sesuai dengan norma sosial.

Hak Kesehatan Reproduksi: Pelanggaran hak kesehatan reproduksi merupakan isu yang kompleks dan seringkali memengaruhi perempuan di berbagai belahan dunia, termasuk di Indonesia. Terbatasnya akses terhadap layanan kesehatan reproduksi, seperti kontrasepsi, pemeriksaan kesehatan reproduksi, atau layanan aborsi yang aman dan legal, dapat menghambat perempuan dalam mengambil keputusan yang berbasis pada pengetahuan.

Diskriminasi dalam pelayanan kesehatan reproduksi juga dapat mencegah perempuan untuk mencari perawatan yang mereka butuhkan. Kekerasan berbasis gender, termasuk kekerasan dalam hubungan, pemaksaan seksual, atau mutilasi genital perempuan, merupakan bentuk pelanggaran hak kesehatan reproduksi.

Kekerasan semacam ini dapat memiliki dampak serius terhadap kesehatan fisik dan mental perempuan. Beberapa komunitas mungkin kurang memahami hak kesehatan reproduksi perempuan, sehingga sulit untuk melibatkan perempuan dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan tubuh dan kesehatan mereka sendiri.

Ketidaksetaraan dalam akses terhadap perawatan kesehatan maternal, dukungan prenatal, dan layanan pasca persalinan dapat menciptakan risiko serius bagi kesehatan perempuan dan bayi mereka. Langkah-langkah ini memainkan peran kunci dalam menciptakan lingkungan yang mendukung hak kesehatan reproduksi perempuan.

Diskriminasi Dalam Pekerjaan: Tantangan di dunia kerja masih menjadi isu utama yang dihadapi oleh perempuan, meskipun telah terjadi peningkatan kesadaran akan pentingnya kesetaraan gender. Perempuan sering kali masih mendapatkan bayaran yang lebih rendah dibandingkan dengan rekan laki-laki yang memiliki kualifikasi dan tanggung jawab serupa. Diskriminasi gaji menciptakan kesenjangan ekonomi dan merugikan perempuan secara finansial.

Merujuk pada kesulitan perempuan untuk mencapai posisi kepemimpinan tinggi dalam organisasi. Terbatasnya akses perempuan ke level manajemen tertinggi dapat menghambat kemajuan karier mereka dan menciptakan ketidaksetaraan dalam pengambilan keputusan.

Perempuan masih sering diharapkan untuk menyeimbangkan pekerjaan dengan tugas rumah tangga, menciptakan tantangan bagi pengembangan karier dan kesejahteraan pribadi. Ini menciptakan lingkungan yang tidak mendukung perkembangan profesional perempuan.

Perempuan masih dapat mengalami pelecehan seksual atau kekerasan di tempat kerja. Lingkungan kerja yang tidak aman dan kurangnya perlindungan dapat menciptakan tantangan bagi perempuan untuk berkembang dan berpartisipasi sepenuhnya di tempat kerja.

Perempuan mungkin menghadapi kurangnya dukungan dan pemberdayaan di lingkungan kerja. Keterlibatan dalam pengambilan keputusan, peluang untuk pengembangan keterampilan, dan dukungan karier sering kali tidak setara antara laki-laki dan perempuan.

Media dan Stereotip Gender

Peran media dalam membentuk stereotip gender dapat memiliki dampak signifikan terhadap persepsi masyarakat terhadap perempuan. Media seringkali cenderung memaparkan perempuan secara objektif, menekankan pada penampilan fisik mereka daripada kemampuan atau kepribadian.

Seksualisasi perempuan dalam iklan, film, dan media lainnya dapat memperkuat pandangan bahwa nilai perempuan terletak pada penampilan mereka. Stereotip gender dalam media sering kali menciptakan gambaran perempuan yang terbatas pada peran-peran tradisional, seperti ibu rumah tangga atau objek romantis.

Hal ini dapat membatasi persepsi masyarakat terhadap kemampuan perempuan untuk mengejar aspirasi dan karier di luar norma sosial yang ada. Media sering kali tidak mencerminkan keberagaman dan kompleksitas perempuan dalam masyarakat.

Representasi perempuan dalam berbagai peran dan profesi yang mencerminkan keberagaman masyarakat sering kali masih terbatas. Pemberitaan sensasional yang menekankan pada stereotip negatif perempuan, seperti persepsi bahwa perempuan lebih emosional atau kurang kompeten di bidang tertentu, dapat merugikan perempuan dalam situasi profesional dan sosial.

Jika perempuan terus-menerus dipaparkan dengan stereotip yang merugikan, hal itu dapat memengaruhi bagaimana keputusan diambil terkait hak, kesetaraan, dan perlakuan terhadap perempuan di masyarakat.

Mengatasi Tantangan dan Dampak Negatif

Untuk mengatasi dampak negatif ini, penting untuk mempromosikan representasi yang positif dan beragam dari perempuan dalam media.

Kesadaran, pendidikan, dan advokasi untuk menciptakan narasi yang inklusif dan mendukung kesetaraan gender di media merupakan langkah-langkah penting. Perlindungan hukum yang tidak memadai terhadap hak-hak perempuan merupakan tantangan serius dalam mencapai kesetaraan gender.

Beberapa yurisdiksi masih memiliki ketidaksetaraan dalam hak waris, di mana perempuan mungkin mendapatkan bagian yang lebih kecil atau diabaikan dalam pewarisan harta keluarga. Ini menciptakan kerentanan ekonomi bagi perempuan. Menanggapi tantangan yang dihadapi perempuan memerlukan upaya bersama dari seluruh lapisan masyarakat.

Pendidikan yang inklusif di sekolah dan kampanye kesadaran publik dapat membantu merubah pola pikir dan norma sosial. Memberdayakan perempuan ekonomi dengan memastikan akses yang setara terhadap peluang pekerjaan, pendidikan, dan pelatihan keterampilan.

Mendorong kebijakan perusahaan yang mendukung keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi, termasuk dukungan untuk cuti hamil dan cuti perawatan anak. Keterwakilan yang setara dapat memastikan perspektif perempuan terwakili secara adil.

Mendorong pembentukan kelompok advokasi dan organisasi yang mendukung hak-hak perempuan. Pemberdayaan masyarakat memainkan peran penting dalam menciptakan perubahan sosial dan mendukung perempuan yang menghadapi ketidaksetaraan. Mendorong media untuk memainkan peran yang positif dalam membentuk pandangan masyarakat terhadap perempuan.

Menghadirkan representasi yang beragam dan positif serta menghindari stereotip negatif dapat membantu mengubah persepsi masyarakat. Mendorong pengembangan keterampilan dan pendidikan perempuan untuk memastikan akses yang setara terhadap peluang karier dan memperkuat posisi mereka di berbagai sektor.

Kolaborasi ini dapat menciptakan sinergi dalam mengatasi tantangan dan menciptakan lingkungan yang lebih inklusif. Melalui upaya bersama ini, masyarakat dapat menciptakan perubahan positif menuju kesetaraan gender dan mengatasi tantangan yang dihadapi perempuan di berbagai aspek kehidupan.

*)Viske Talangamin

0Shares
×

Salam Sejahtera

× Hai