Gegap gempita Pemilu 2019 telah usai. Pertama kali dalam sejarah, Pemilu dilaksanakan serentak pada tanggal 17 April 2019 menggabungkan pemilihan DPRD Tingkat II, DPRD Tingkat I, DPD RI, DPR RI, dan pemilihan presiden serta wakil presiden sekaligus. Berbeda dengan pemilu sebelumnya yang hanya menggunakan 4 kotak suara, pemilu serentak kali ini menggunakan lima kotak suara.
Berbagai apresiasi muncul atas penyelenggaraan pemilu serentak kali ini. KPU mencatat bahwa angka partisipasi pemilih dalam pemilu 2019 ini mencapai 81 persen. Naik hingga 10 persen dibandingkan dengan Pilpres 2014 mencapai 70 persen. Angka 81 persen itu, bahkan melampaui target nasional, dimana soal partisipasi pemilih KPU mematok angka 77,5 persen. Namun demikian, pesta demokrasi tersebut tak luput dari masalah. Permasalahan logistik di lokasi, kematian petugas-petugas pemilu, pelaksanaan yang tidak tertib adalah bentuk cidera bagi proses pemilu.
Pada kesempatan ini, API Kartini menurunkan hasil wawancara kepada Galuh Sitoresmi, S. Pd. Perempuan berusia 26 tahun kelahiran Muara Enim ini berprofesi sebagai wiraswastawan muda yang mencalonkan diri sebagai caleg dari Partai Gerindra, Dapil 6 Kabupaten Banyuasin pada Pemilu 2019 yang lalu. Berikut ini hasil wawancara kami:
1. Apa motivasi Anda masuk politik dan mengapa Anda mau terlibat dalam politik yang sangat maskulin?
Kita tahu bahwa peraturan dan kebijakan di negara kita di hasilkan oleh keputusan dan kebijakan politik. Kita juga tahu bahwa banyak ketimpangan yang terjadi dalam kehidupan politik kita. Ada banyak kebijakan dan peraturan yang sungguh jauh dari kepentingan masyarakat, sangat jauh dari cita cita kemerdekaan negara kita. Maka dari itu untuk merubah suatu sistem, untuk ikut serta dalam merumuskan dan memutuskan kebijakan-kebijakan politik dan memperjuangkan hak hak orang banyak, terlebih dalam hal ini memperjuangkan hak-hak kaum perempuan yang masih diskriminatif adalah dengan masuk ke dalam sistem tersebut. Ini juga bertujuan untuk mematahkan opini bahwa politik itu sangat maskulin, banyak opini bahwa perempuan kehadirannya tidak terlalu di perhitungkan maka dari itu kita harus memutuskan rantai pola berfikir yang sangat diskriminatif dengan terlibat aktif dalam politik.
2. Anda maju sebagai caleg 2019 melalui partai politik apa, daerah pemilihan (Dapil) mana?
Saya maju melalu Partai GERINDRA, DAPIL 6 Kabupaten Banyuasin yang terdiri dari 2 Kecamatan yaitu Kecamatan Tanjung Lago dan Kecamatan Talang Kelapa.
3. Bagaimana kiat mendapatkan kepercayaan dari masyarakat dan Parpol sehingga maju dalam pencalegan?
Kepercayaan adalah hal yang sangat sulit di dapatkan, terlebih kepercayaan itu berisi amanah yang harus selalu kita jaga. Untuk mendapatkan kepercayaan dari Parpol, kita harus menunjukan eksistensi kita. Membuktikan bahwa kita memang layak untuk menjadi wakil rakyat. Sejauh mana hubungan kita terhadap masyarakat, sejauh apa pengetahuan kita tentang kehidupan masyarakat juga apa saja yang sudah kita perbuat. Intinya track record kita-lah yang juga jadi pertimbangan parpol, ini juga menghindari agar kita tidak di pilih sebagai caleg yang cuma memenuhi kuota saja.
Kepercayaan dari masyarakat adalah hal yang sangat sulit di dapat, kita tahu kita berada di dalam era politik yang sangat liberal. Rasa pesimis, skeptis adalah hal yang akan kita temukan ketika berhadapan dengan mereka. Pada dasarnya mereka membutuhkan kita setiap saat. Nah, ketika setiap mereka membutuhkan kita, kita ada untuk memberikan solusi atau mendengarkan apa yang menjadi persoalan di masyarakat. Kepercayaan itu akan datang sendiri tanpa harus kita paksakan, intinya jangan datang ketika kita butuh mereka, tapi datanglah ketika mereka butuh kita.
4. Bagaimana tahapan dari proses pencalonan hingga pemilihan?
Pertama adalah mempersiapkan diri, membulatkan keyakinan dan menanamkan tujuan sejak awal, jangan sampai merubah tujuan ketika sudah di tengah jalan. Kemudian, menyusun langkah-langkah yang akan di lakukan sampai pada pemilihan, menyiapkan team yang akan membantu kita untuk menyusun strategi taktik selama masa pencalonan sampai ke pemilihan. Selanjutnya tidak ada hari untuk bersantai, setiap hari harus di maksimalkan untuk bertemu dengan basis. Ya kalau kita mau tau apa yang jadi kebutuhan dan persoalan petani kita harus hidup bersama mereka. Ingin tahu apa permasalahan kaum perempuan di dapil kita, kita juga harus hidup dengan mereka.
Menjaga basis massa untuk tetap percaya dan bersama-sama kita sampai akhir adalah pekerjaan paling sulit. Masyarakat tidak bisa di paksa, mereka mampu memutuskan sendiri pilihan politik mereka. Pendekatan personal adalah langkah untuk menarik simpati dan kepercayaan mereka. Posisikan mereka pada posisi dimana kita membutuhkan mereka. Buat mereka terlibat aktif dalam keputusan-keputusan yang berkaitan dengan kegiatan-kegiatan kampanye kita, menjadi wakil kita di wilayah mereka masing-masing sehingga mereka berfikir bahwa mereka adalah bagian dari kita. Selebihnya adalah tugas kita menjaga harapan dan doa mereka serta kepercayaan mereka untuk selalu kita bawa dan jaga.
Nama: Galuh Sito Resmi I Tempat, tgl lahir: Muara Enim, 15 Juni 1993 I Alamat: Jln Tanjung Bubuk Macan Lindungan lorong Mushola RT 03 RW 03 kel Bukit Baru kec Ilir Barat I Palembang I Pekerjaan: wiraswasta I Agama: Islam I Pendidikan Terakhir: S-1 I Pengalaman Organisasi: Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi (LMND) dan Aksi Perempuan Indonesia Kartini (API Kartini).
Dina Mondong
Terkait
Posisi Perempuan dalam Pilkada 2024
Morowali Dibawah Tekanan Industri Ekstraktif dan Ancaman Kemiskinan
Hari Tani Nasional 2024, Mimpi Besar Kesejahteraan