Marsinah dan Soeharto merupakan kontradiksi dalam pemberian gelar sebagai pahlawan nasional.
Marsinah adalah simbol perjuangan hak buruh yang dibunuh pada masa orde baru, sementara Soeharto sebagai penguasa orde baru, dianggap bertanggung jawab atas pelanggaran HAM berat yang terjadi selama masa pemerintahannya.
Pemberian gelar pahlawan untuk keduanya secara bersamaan, menjadi kontroversi, karena menyandingkan simbol korban dan simbol penguasa yang represif!
…
Di hari baik bulan baik,
Marsinah dijemput di rumah tumpangan
untuk suatu perhelatan.
Ia diantar ke rumah Siapa,
ia disekap di ruang pengap,
ia diikat ke kursi;
mereka kira waktu bisa disumpal
agar lengkingan detiknya
tidak kedengaran lagi.
Ia tidak diberi air,
ia tidak diberi nasi;
detik pun gerah
berloncatan ke sana ke mari.
Dalam perhelatan itu,
kepalanya ditetak,
selangkangnya diacak-acak,
dan tubuhnya dibirulebamkan
dengan besi batangan.
Detik pun tergeletak
Marsinah pun abadi.
…
(Dongeng Marsinah, puisi Sapardi Djoko Darmono)

Terkait
Leila S. Chudori dan Upaya Merawat Ingatan yang Disenyapkan
KASBI: Marsinah Layak Jadi Pahlawan, Tapi Jangan Disandingkan dengan Soeharto
Gelombang Penolakan Soeharto Sebagai Pahlawan, Dari YLBHI hingga Tokoh Nasional