Sebagai rangkaian dari peringatan Hari Kartini, Aksi Perempuan Indonesia (API) Kartini Kota Kupang menggelar diskusi publik dengan tema “Perempuan Dan Komersialisasi Energi”.
Acara ini diselenggarakan di Aula Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) kota kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), Selasa (21/4/2015). Acara diskusi yang dimulai sejak pukul 08.00 WIT ini dihadiri oleh perwakilan berbagai organisasi mahasiswa, yakni LMND, PMII, HMI, dan beberapa organisasi lokal di NTT.
“Latar belakang diadakannya diskusi ini untuk memberikan penyadaran kepada masyarakat luas mengenai problem yang dihadapi kaum perempuan saat ini,” Kata Kornelia Melansari, Ketua Panitia diskusi publik.
Diskusi ini dihadiri oleh dua narasumber, yaitu: Balkis Soraya Tanof (Sosiolog Universitas Nusa Cendana) dan Yosef Asafa (Ketua Komite Pimpinan Wilayah Partai Rakyat Demokratik, NTT).
Dalam diskusi tersebut, Yosef Asafa mengatakan, komersialisai energi yang diterapkan di Indonesia secara tidak langsung sangat berdampak pada kebutuhan pokok. Dan yang paling merasakan dampaknya adalah kaum perempuan.
Menurutnya, dengan dikuasainya migas kita oleh swasta, maka dengan sendirinya harga bahan bakar minyak akan ditentukan oleh swasta dengan harga yang sulit dijangkau oleh kelas menengah kebawah.
Sebagai akibatnya, harga bahan bakar minyak menjadi naik dan secara otomatis harga kebutuhan pokok seperti sembako juga akan ikut naik, dan tentunya berdampak pada urusan dapur dan kebutuhan kaum perempuan.
Terkait dengan hal tersebut, salah satu peserta diskusi menanyakan mengenai langkah apa yang harus dilakukan agar sumber daya energi negara bisa kembali dikuasai dan dinikmati oleh seluruh rakyat.
Dalam hal ini, Yosef memberikan solusi bahwa sumber daya energi negara kita bisa kembali jika pemerintahan betul-betul menegakkan Trisakti dan pasal 33 UUD 1945.
Diakhir diskusi, Yosef mengajak seluruh kaum perempuan Indonesia untuk ikut berjuang dalam perjuangan untuk membebaskan dari belenggu penindasan. Dan salah satu wujudnya adalah perempuan harus berorganisasi.
Serliani Marthinus, Sekertaris KPK API Kartini kota Kupang
Sumber Artikel: www.berdikarionline.com
Terkait
Resensi Buku: Menghadang Kubilai Khan
Sunat Perempuan, Tradisi Berbalut Agama yang Membahayakan
Dari Aktivisme Borjuis ke Solidaritas Sejati: Membangun Gerakan Sosial yang Inklusif