Konflik agraria menyebabkan nasib petani Telukjambe Karawang terintimidasi dan tidak nyaman sehingga mereka harus mengungsi dan mencari perlindungan ke Jakarta. Kini waktu sudah hampir berjalan selama sebulan. Selama itu pula nasib anak-anak petani yang harus ikut bersama orang tuanya mengungsi menjadi tak menentu.
Akibat tidur di tempat yang kurang memadai dan kurang mendapatkan makanan yang bergizi, ada dua anak yang sakit dan harus dirawat di Rumah Sakit PGI Cikini. Mereka adalah Wulan dan Fadhil yang salah satunya terindikasi TB Paru.
Atas kejadian yang menimpa nasib mereka, salah seorang anak bernama Indriyani Hidayati, murid SDN Wanajaya, desa Wanajaya, Kabupaten Karawang berkirim surat kepada Presiden Joko Widodo. Surat tersebut mewakili jeritan hati anak-anak lainnya yang menjadi korban konflik agraria.
Setelah bertahan hampir sebulan di Jakarta, kini nasib anak-anak petani sudah mulai mendapatkan perhatian dari berbagai pihak. Kementerian Sosial telah mengirimkan pekerja sosial (Peksos) untuk memberikan pendampingan dengan membuat posko anak ceria. Setiap hari antara pukul 10.00 – 12.00 WIB anak-anak diajak belajar dan bermain bersama. Di samping itu bantuan yang lain juga mulai berdatangan. Ada Dompet Duafa yang menyediakan dapur umum, sehingga makan dan minum anak-anak serta petani tidak tersendat lagi. Ilma Sovri Yanti dari Satgas Perlindungan Anak juga aktif membantu memastikan kebutuhan dan penanganan nasib anak-anak petani di lokasi pengungsian.
Dalam sebuah kesempatan ketika belajar dan bermain bersama, anak-anak ini diminta menuliskan apa yang tidak mereka sukai, sebagian besar anak-anak petani mengatakan bahwa mereka tidak suka melihat bolduser di kampung mereka, mereka tidak suka bapaknya di penjara, dan tidak suka hidup lama di tempat mengungsi.
Di tengah suasana keprihatinan, ada sedikit kabar yang menggembirakan atas lahirnya seorang bayi laki-laki dari Ibu Neni (25 tahun). Bayi tersebut lahir dini hari sekitar pukul 04.42 WIB (7/11) di Rumah Sakit PGI Cikini dengan Berat Badan 2,935 Kg dan Tinggi Badan 48 cm.
Sebelumnya, kelahiran bayi ibu Neni diperkirakan sekitar dua minggu lagi, karena usia kandungannya baru delapan bulan. dr. Mariya Mubarika yang membantu mendampingi persalinan mengatakan bahwa kondisi ibu Neni pasca persalinan sehat, sayangnya kondisi bayi perlu diobservasi lebih lanjut karena air ketuban ibunya berwana hijau/keruh dan terhirup oleh sang bayi.
“Alhamdulillah sudah lahir, selamat, sehat seorang bayi laki-laki. Ibu Neni ini, orang tuanya di Ciamis. Sehingga habis melahirkan kalau sudah boleh pulang dari RS akan diantar ke Ciamis saja, karena suaminya yang bernama Ahmad Sulaiman di penjara. ” tutur dr. Mariya.
Kabar terakhir, Pemerinah Kabupaten Karawang akan segera menjemput para petani dan anak-anak yang telah mengungsi ke Jakarta selama satu bulan. Sebelum konflik agraria terselesaikan, Pemkab Karawang berjanji menampung petani Telukjambe Karawang di gedung Islamic Center selama dua minggu sambil menunggu renovasi Rusunawa Adiarsa. Pemkab Karawang juga berjanji akan lebih memperhatikan nasib petani terutama nasib anak-anak, ibu dan lansia sebagai bentuk rasa kemanusiaan. (SR)
Terkait
Orde Baru dan Depolitisasi Perempuan
Peringatan 16 HAKTP 2024
Meretas Jalan Pendidikan Murah dan Berkualitas