Aksi Perempuan Indonesia Kartini (API Kartini) Halmahera Utara menggelar “Pendidikan politik perempuan” dengan tema “Membangun kesadaran perempuan berorganisasi di Halmahera utara” bertempat di Pantai Wari, Tobelo, Sabtu (14/9/2019).
Pendidikan politik dilaksanakan secara rutin oleh API Kartini Halmahera Utara. Pendidikan Politik Perempuan kali ini adalah pendidikan yang ke-7 (tujuh).
“Bagi kami, peran perempuan di lintas organisasi politik masih sangat minim bahkan belum terlalu masiff. Oleh karena itu, perlu bagi setiap perempuan atau gerakan perempuan untuk membangun organisasi massa dengan teori dan pratek yang revolusioner,” kata Yunita Djengel, Ketua API Kartini Halmahera Utara.
Kegiatan pendidikan politik diikuti dengan antusias oleh 10 mahasiswa perempuan dari beberapa kampus yang ada di Halmahera Utara, antara lain: Uiversitas Halmahera, Universitas Hein Namotemo, dan Stikmah Tobelo. Adapun materi yang di diskusikan antara lain Pengenalan API Kartini dan Sejarah Gerakan perempuan di Indonesia.
Fen Budiman, Departemen Organisasi, DPP API Kartini Pusat hadir langsung sebagai salah satu pembicara. Menurutnya, Kartini sangat menekankan pentingnya pendidikan. Karena melalui pendidikan, kaum perempuan dapat maju dan memiliki ilmu untuk mendobrak tradisi yang membodohkan. Pendidikan akan memandu perempuan untuk menentukan jalan hidup dan kemandiriannya, termasuk dalam urusan perkawinan.
“Apa yang diperjuangkan Kartini dulu masih relevan dilakukan dalam konteks saat ini. Bagi pergerakan perempuan saat ini, pemikiran Kartini adalah jembatan memperluas jalan pembebasan kaum perempuan Indonesia. Suasana yang dihadapi Kartini dulu telah berjalan sekitar 116 tahun lalu (1899). Tapi perjuangan Kartini masih harus terus kita lanjutkan,” tegas Fen Budiman.
Pendidikan berlangsung sekitar 5 jam dimulai pukul: 12;30- 17;00 WIT, namun peserta tetap antusias dan tak bosan karena berlokasi di pantai Wari, Tobelo.
“Para peserta semakin semangat bersinergi dengan suasana pantai yang sejuk. Kami memilih lokasi yang sederhana dengan langsung duduk berteburan di atas pasir pantai. Itu adalah salah satu bentuk semangat perjuangan kami. Bagaimana pun lika-liku perjuangan kedepannya, semangat perjuangan akan tetap dan terus menyala-nyala untuk membangun organisasi perempuan berbasis massa di Halmahera Utara,” pungkas Nitha. (*)
Terkait
Posisi Perempuan dalam Pilkada 2024
Morowali Dibawah Tekanan Industri Ekstraktif dan Ancaman Kemiskinan
Hari Tani Nasional 2024, Mimpi Besar Kesejahteraan