15 Februari 2025

Wahida Usung Program: Tanah, Rumah, Air Bersih untuk Rakyat Miskin

Salah satu program besar saya adalah Tanah, Rumah, Air Bersih untuk Rakyat Miskin DKI Jakarta.
0Shares

Wahida Baharuddin Upa adalah Ketua Umum Serikat Rakyat Miskin Indonesia (SRMI) yang ikut berjuang dalam kancah Pemilu 2019. Sebagai ketua dari organisasi rakyat miskin, Wahida terjun ke gelanggang politik untuk memastikan bahwa kebijakan pemerintah yang ada harus pro rakyat, terutama rakyat miskin.

Pemilu 2019 ini adalah batu uji pertama bagi Wahida untuk turut Pemilihan Umum Legislatif. Setelah dipinang oleh Partai Demokrat, dirinya memulai karier politiknya sebagai caleg 2019 DAPIL Jakarta 10 (Jakarta Barat). Walaupun tidak lolos dalam proses pencalegan, namun Wahida tetap optimis bahwa perempuan harus tampil di ruang-ruang publik dan menjadi bagian dari pengambil kebijakan.

Bagaimana sepak terjang dan kiprah politik Wahida Baharuddin Upa atau yang lebih dikenal dengan sebutan Bunda ini? Kali ini tim API Kartini berhasil melakukan wawancara dengan Bunda di bilangan Tebet dan menyajikannya kepada para pemirsa yang budiman.

Apa motivasi Anda masuk politik dan mengapa Anda mau terlibat dalam politik yang sangat maskulin?

Jawab: Keinginan saya untuk terlibat dalam politik yang menurut pandangan banyak orang adalah area yang sangat maskulin, itu didasarkan pada saya menyadari bahwa segala kebijakan yang berbicara kepentingan rakyat selalu diputuskan berdasarkan kepentingan politik tertentu. Sehingga saya merasa saya harus terlibat secara aktif dalam perjuangan politik ini karena sebelumnya, saya juga adalah pimpinan disalah satu organisasi masyarakat miskin yang selalu berhadapan dengan situasi atau kebijakan politik yang sangat anti terhadap masyarakat yang saya advokasi.

Anda maju sebagai caleg 2019 melalui partai politik apa, daerah pemilihan (Dapil) mana?

Jawab:  Saya maju melalui partai demokrat, saya dilamar oleh partai demokrat. Lalu kemudian oleh kawan-kawan saya di SRMI, mendukung dan mendorong saya untuk terlibat dalam kontestasi politik saat itu. DAPIL saya, DAPIL Jakarta 10 (Jakarta Barat) meliputi; Kec. Taman Sari, Grogol Petamburan, Palmerah, Kebon Jeruk dan Kembangan.

Apa saja Program yang menjadi fokus perjuangan kedepan, saat terpilih?

Jawab: Saya memiliki beberapa program, antara lain:

Salah  satu program besar saya adalah Tanah, Rumah, Air Bersih untuk Rakyat Miskin DKI Jakarta.

Rincian programnya  secara detail yaitu;

  1. Menghimpun aspirasi rakyat yang dipertanggungjawabkan secara moral dan politik
  2. Memperjuangkan peraturan-peraturan daerah yang lebih berpihak kepada rakyat dan menjamin kesehatan reproduksi perempuan
  3. Memperjuangkan peraturan yang “menjamin modal” untuk usaha rakyat kecil, koperasi, pedagang grobakan, pedagang kaki lima, buruh, pemuda, mahasiswa dan perempuan dalam rangka meningkatkan pendapatan rakyat
  4. Menyediakan satu mobil ambulance  secara gratis bagi keperluan warga khususnya DAPIL 10 Jakarta Barat
  5. Membangun satu “Balai kebangsaan” di DAPIL 10 Jakarta Barat
  6. Memperjuangkan status perumahan rakyat dari Rusunawa ke Rusunami
  7. Memperjuangkan hak rakyat untuk dapat mengakses Pendidikan dan kesehatan gratis
  8. Mengontrol harga kesediaan barang-barang pokok agara selalu terjangkau oleh rakyat
  9. Membangun wadah-wadah persatuan rakyat sebagai alat bersama melakukan pengawasan terhadap kebijakan yang ditetapkan pemerintah.

Bagaimana kiat mendapatkan kepercayaan dari masyarakat dan Parpol sehingga maju dalam pencalegan?

Jawab: Saya hanya melakukan apa yang selama ini saya lakukan di organisasi yang saya pimpin, yang selalu consern untuk mengadvokasi masyarakat miskin. Salah satunya dengan mengadvokasi masyarakat yang akan digusur, saya mendampingi dan mengadvokasi mereka, kemudian mengorganisasikan dan menjaga organisasi sepanjang kerja-kerja ini kami lakukan.

Bagaimana tahapan dari proses pencalonan hingga pemilihan?

Jawab: Tahapan pertama, saya mendaftar dan melengkapi syarat-syarat administrasi. Kemudian setelah itu, ada penetapan dari KPU yang menyatakan saya lolos dengan memenuhi syarat. Karena di UU Pemilu, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi, salah satunya dengan tingkat Pendidikan.

Apa kendala dan hambatan yang signifikan serta bagaimana kiat mengatasi hambatan tersebut?

Jawab: Saya pikir hampir semua peserta pemilu sangat tertekan dengan situasi demokrasi kita sekarang ini, yang memang cenderung mengarah pada demokrasi liberal. Salah satunya itu, dengan melihat fakta dilapangan secara terang-terangan misalnya dari calon incumbent yang bagi-bagi kaos bagi-bagi beras, memberikan fasilitas pada tim sukses, sehingga pendatang baru seperti saya dan mungkin caleg lain yang merasakan ini itu tidak bisa berkompetisi secara programatik. Ketika kita bicara soal anti penggusuran misalnya, bicara advokasi kesehatan, itu kemudian sama sekali tidak memberikan efek apa-apa terhadap calon konstituen. Tetapi ketika, para incumbent atau caleg yang secara ekonomi mapan, baik itu pengusaha atau anak bupati. Mereka sangat mudah mendapat simpati karena apa yang mereka bagikan, itu segala sesuatu yang berbau materil (berupa, kaos, makan, sumbangan bagi mesjid dan gereja, membuat event ditingkat kelurahan, membiayai pengajian, dan membiayai rapat akbar). Memang sulit sekali di era sekarang ini ketika kami yang berstatus sebagai pendatang baru di kontestasi pemilihan ini, bisa merasakan kompetisi yang sehat dalam demokrasi liberal ini.

Fen Budiman

0Shares
×

Salam Sejahtera

× Hai