Bila nanti Anda punya cukup rezeki, ingin mengisi liburan dengan berpetualang sendirian, atau solo traveling, hal penting yang harus jadi pertimbangan dan perhatian—selain soal keberanian—adalah tingkat resiko destinasi yang akan Anda kunjungi. Faktor keamanan tentu jadi syarat mutlak yang harus dipenuhi, terutama bagi Perempuan. Melansir Global Citizen Solution, berikut lima negara teraman bagi perempuan yang ingin traveling sendirian, dimana negara-negara ini telah menerapkan prasarana yang mumpuni, infrastruktur publik yang apik, dan sikap sosial warganya yang tinggi setara gender.
- Denmark
Selain dikenal aman bagi perempuan, negara ini memiliki tingkat kejahatan yang sangat rendah serta komitmen kuat terhadap kesetaraan gender. Denmark telah lama menjadi pelopor dalam menerapkan kebijakan kesetaraan akses pendidikan dan pekerjaan, yang kemudian memperkuat perlindungan hukum bagi perempuan di ruang publik dan privat.
Melissa Byron, yang pernah melakukan perjalanan solo ke Kopenhagen, membagi pengalamannya lewat https://asinglewomantraveling.com.
“Kopenhagen adalah kota yang sangat aman, bahkan lebih aman daripada kota tempat saya tinggal. Mengetahui bahwa saya akan pergi ke suatu tempat yang begitu aman sangat membantu menenangkan pikiran saya. Kota ini aman untuk dijelajahi sendiri dengan berjalan kaki, bahkan di malam hari. Saya merasa lebih aman di malam hari saat di Kopenhagen, dibandingkan saat saya tinggal di Seattle dan Chicago,” ungkapnya.

Isu kekerasan berbasis gender mendapat perhatian serius dari pemerintah Denmark, untuk itu mereka menyediakan rumah aman, layanan kesehatan mental, hingga jalur hukum yang mudah diakses. Selain itu, layanan kota yang prima, transportasi umum yang andal dan beroperasi hingga larut malam.
Denmark juga telah menegakkan undang-undang tentang kesetaraan upah dan menjaga keamanan di lingkungan kerja.
Beberapa destinasi di Denmark seperti Kopenhagen dan Aarhus, dengan pelabuhan yang semarak, juga jalanan yang terang benderang, layanan metro dan bus yang sering, serta jalur sepeda yang ramah yang memudahkan untuk berkeliling dengan percaya diri di malam hari.
2. Swiss
Kotanya bersih dan padat, angkutan yang tepat waktu, dan budaya menaati aturan membantu menjelaskan mengapa sekitar 85% perempuan melaporkan merasa aman pada malam hari di Swiss.
Kekerasan dalam relasi intim, data tebaru hanya sekitar 2%, angka terendah yang pernah ada. Negara ini juga melaporkan nol peristiwa kekerasan politik yang menargetkan perempuan.
Kota-kota yang cocok untuk hiking, kota-kota tepi danau seperti Zurich, Bern, dan Lausanne yang ramah, menjadikan Swiss sebagai destinasi ideal. Juga layanan multibahasa yang memudahkan proses berlibur maupun menetap dalam jangka panjang.

Kredit foto: www.travel central america.net
Julie, solo traveler warga negara Perancis, membagi pengalamannya di blog https://www.nomadsister.com. Julie melakukan perjalanan solo pertamanya dengan mengunjungi Basel yang terletak di barat laut Swiss, di kanton Basel-Stadt. Basel adalah kota terpadat ketiga di Swiss setelah Zürich dan Jenewa. Dilintasi Sungai Rhine, Basel dianggap sebagai ibu kota budaya Swiss .
“Benar saja, ketika melihat peta wisata Basel, saya menyadari betapa banyaknya museum di sana! Basel disebut sebagai ‘kota 40 museum’. Saya tinggal selama tiga hari di Basel, dan bukan ide saya untuk mengunjungi semua museum di kota itu,” ujarnya.
3. Swedia
Swedia memadukan budaya kota besar dengan jaring pengaman sehari-hari yang kuat . Stockholm dan Gothenburg dirancang untuk pejalan kaki dan pengendara sepeda, juga trem, metro, dan bus malam yang sering.
Tingkat partisipasi angkatan kerja perempuan yang tinggi di Swedia sekitar 71.9% per Februari 2025, yang cenderung berkorelasi dengan kemandirian finansial dan kepercayaan diri dalam mencari bantuan. Persepsi tentang keamanan telah membaik seiring waktu, dengan sekitar 74% perempuan kini merasa aman berjalan sendirian di malam hari.

“Saya melakukan perjalanan solo ke Stockholm beberapa tahun yang lalu secara iseng, dan ternyata itu menjadi salah satu liburan akhir pekan favorit saya tahun itu. Saya suka pusat kota yang ringkas dan mudah dijelajahi dengan berjalan kaki, dan Stockholm memang tepat sasaran. Bayangkan, jalanan berbatu dan suasana yang nyaman, makanan lezat, dan banyak museum menarik untuk dijelajahi, dan Anda pasti sudah membayangkan Stockholm,” ujar Milly, asal Inggris, dalam blog pribadinya https://mini-adventures.com
Swedia juga memiliki skor akses keadilan yang tinggi—jika Anda perlu mengakses pengaduan— Bagi banyak orang, keseimbangan antara kehidupan kota modern dan perlindungan praktis di Swedia adalah gambaran yang tepat dari “negara teraman bagi perempuan”.
4. Islandia
Nuansa kota kecil di Islandia, bahkan di ibu kota Reykjavik, perjalanan singkat ke banyak tempat, lingkungan yang familier, juga bantuan cepat datang saat diperlukan.
Persepsi perempuan tentang keselamatan berada di kisaran 74%, dan di Islandia tidak ada satu pun peristiwa kekerasan politik yang menargetkan perempuan dalam periode terakhir.
Angka kesehatan sangat baik, dengan kematian ibu sekitar 2,7 per 100.000, termasuk yang terbaik di dunia. Meskipun bus malam beroperasi lebih jarang daripada di negara-negara eropa yang lain, tapi taksi mudah dipesan.

Bagi pelancong solo dan pendatang baru, layanan yang responsif, dan komunitas yang peduli terhadap isu kesetaraan gender menciptakan lingkungan yang meyakinkan.
“Islandia terasa seperti seseorang mengambil rasa aman, membungkusnya dengan gletser, menaburinya dengan air terjun, dan menyerahkannya kepada para perempuan pelancong solo dengan pita di atasnya. Jarang sekali saya merasa sebebas ini untuk menjelajah ke mana pun saya suka, entah itu pendakian saat matahari terbit atau hot dog di pom bensin tengah malam. Tidak ada rayuan. Tidak ada kerumitan. Hanya angkasa, bintang, dan pemandangan yang membuat Anda percaya pada peri,” ujar Bea, perempuan petualang, pendongeng, dan pencinta segala hal yang tak biasa.
Bea juga telah bepergian sendirian hampir sepanjang tahun, berinteraksi dengan penduduk setempat, menemukan harta karun tersembunyi, dan mengejar momen-momen tak terlupakan. Semua ditulis di blog pribadinya https://bea-adventurous.com
5. Finlandia
Kota-kota yang tenang, terutama di Helsinki, Tampere, dan Oulu, dengan transportasi yang lancar membuat perjalanan pulang larut malam menjadi mudah.
Persentase perempuan yang merasa aman berjalan di malam hari telah meningkat dari 69% menjadi 78% selama beberapa tahun terakhir, sebuah tren peningkatan yang signifikan.

“Perjalan solo saya ke Helsinki aman. Jadi saya rasa, kecuali ada perubahan drastis situasi politik negara, pandemi, atau bencana alam, perjalanan ke Helsinki aman. Ingatlah untuk menerapkan aturan umum: jangan berjalan sendirian di gang gelap, hormati budaya setempat, jangan berdebat tentang agama, berpakaian sopan, percayai insting Anda, jangan takut tetapi tetaplah berhati-hati,” ungkap Anna Sherchand, dalam artikelnya di https://annasherchand.com
Kekerasan dalam rumah tangga terbaru dilaporkan mencapai sekitar 8%, lebih tinggi daripada beberapa negara tetangga Nordik, tetapi masih jauh di bawah rata-rata global. Finlandia mengatasinya dengan jalur pelaporan yang jelas dan saluran dukungan yang mudah ditemukan.(*)
(Sukir Anggraeni, dari berbagai sumber)

Terkait
Leila S. Chudori dan Upaya Merawat Ingatan yang Disenyapkan
KASBI: Marsinah Layak Jadi Pahlawan, Tapi Jangan Disandingkan dengan Soeharto
Gelombang Penolakan Soeharto Sebagai Pahlawan, Dari YLBHI hingga Tokoh Nasional