7 Desember 2025

Kisah Para Perempuan Yang Menguatkan Sesama Melalui Donasi ASI

Donor ASI wujud kasih dan solidaritas antaribu. Foto: msn.com

0Shares

Di tengah berbagai bencana dan krisis kemanusiaan, ada kisah-kisah kecil yang diam-diam menjadi penopang kehidupan. Kisah itu datang bukan dari ruang konferensi atau panggung besar, melainkan dari dada para ibu—mereka yang memilih menghadirkan harapan melalui setetes ASI. Dari Jakarta hingga Missouri, dari posko banjir hingga kampung yang dilanda longsor, aksi para pendonor ASI membuktikan bahwa kasih seorang ibu dapat melampaui batas keluarga, jarak, bahkan negara.

Kiasatina Amalia, Dari Cemas Menjadi Cahaya Bagi Bayi Korban Covid-19

Kisah pertama datang dari Kiasatina Amalia, atau Ibu Tina, seorang perempuan biasa yang mengambil langkah luar biasa. Saat pandemi Covid-19 merenggut nyawa begitu banyak kaum ibu, pikirannya tertuju kepada bayi-bayi yang ditinggalkan. Dari rasa iba itu, lahirlah tekad sederhana: memompa ASI dan membagikannya kepada siapa pun yang membutuhkan.

Ia menampung ASI dalam wadah-wadah kecil, lalu menawarkan bantuan secara gratis melalui media sosial. Tindakannya mendapat simpati luas dari para ibu lain yang kemudian ikut tergerak menjadi pendonor ASI.

“Tidak perlu menunggu kaya untuk berbagi, tidak perlu menunggu sukses untuk memberi, tidak perlu menunggu hebat untuk menjadi orang yang berguna bagi orang lain, saya berbagi dengan apa yang saya miliki,” ucap Tina.

Relawan Berani Bangkit memberikan bantuan berupa Kulkas Freezer dan botol ASI ukuran 100 mili liter kepada Ibu Tina dan donatur lainnya agar dapat melanjutkan aksi mulianya. Foto: SINDOnews/Ist

Namun semakin banyak bayi yang membutuhkan, semakin besar pula tantangan yang ia hadapi. Ibu Tina kewalahan menyediakan wadah penyimpanan dan freezer agar ASI tetap aman. Pada titik itulah Relawan Berani Bangkit hadir memberikan dukungan berupa freezer dan botol ASI 100 ml untuk memastikan bantuan itu bisa terus berjalan.

Gerakan Berani Bangkit, yang berfokus pada pemulihan sosial pasca pandemi, memuji Ibu Tina sebagai contoh kebaikan yang menyebar. Mereka berharap aksi kecil seperti ini terus tumbuh demi membantu Indonesia bangkit dari masa sulit.

Danielle Palmer, Dari Missouri Amerika, untuk Bayi Korban Badai Harvey

Kisah berikutnya datang dari belahan dunia yang lain. Danielle Palmer, seorang ibu dari Missouri, Amerika Serikat, memilih memberi bantuan dengan cara yang nyaris tak terpikirkan oleh banyak orang, yakni menyumbangkan 30 liter ASI kepada korban banjir dan Badai Harvey di Texas.

Tekad Palmer dipicu pengalaman pribadinya. Putra bungsunya, Truett, lahir dengan penyakit jantung sehingga tidak bisa menyusu langsung. Maka ia memompa dan menyimpan ASI dalam jumlah besar. Ketika bencana melanda Texas, Palmer merasa hatinya tertaut pada para orang tua di sana yang kehilangan segalanya.

“Saya tak bisa membayangkan situasi di mana kamu kehilangan segalanya,” ujar Palmer seperti dilansir The Independent pada 6 September 2017 lalu. “Segala yang bisa saya lakukan adalah berdoa untuk ibu-ibu, ayah, dan anak-anak,” ujarnya.

Danielle Palmer telah menyumbangkan cukup susu untuk memberi makan 300 bayi. Foto: Facebook Danielle Palmer

Dengan penuh kesadaran akan pentingnya ASI bagi bayi di masa krisis, ia mengemas simpanan ASI-nya dan mengirimkannya untuk membantu keluarga yang membutuhkan. Aksinya dipuji sebagai wujud empati yang langka namun sangat berarti.

Nova Mulyana, ASI yang Meredakan Tangis di Tengah Bencana Longsor

Dari Tapanuli Selatan datang kisah lain yang tak kalah menggetarkan. Di posko bencana banjir dan longsor Desa Marsada, suara tangis seorang bayi berumur satu bulan menggema di antara hiruk-pikuk pengungsian. Bayi itu terpisah dari ibunya yang masih berada di lokasi longsor. Lapar dan kelelahan membuatnya menangis tanpa henti.

Tangis itu menggetarkan hati Tengku Nova Mulyana Hanafi, anggota Bhayangkari Cabang Tapanuli Selatan. Dengan naluri keibuan yang begitu kuat, ia menawarkan hal paling tulus yang bisa diberikan seorang ibu: memberikan ASI-nya sendiri.

“Waktu melihat bayi itu menangis, saya seperti melihat anak saya sendiri. Saya hanya memikirkan satu hal, yakni dia harus segera ditenangkan, dia harus minum. Selama saya bisa membantu, saya lakukan tanpa ragu,” ujar Nova dengan suara bergetar mengingat momen tersebut, dikutip Senin (1/12/2025).

Anggota Bhayangkari Cabang Tapanuli Selatan, Tengku Nova Mulyana Hanafi menyusui bayi yang terpisah dari ibu kandungnya yang masih berada di lokasi longsor. Foto/Ist

Dengan persetujuan tenaga kesehatan dan keluarga bayi, Nova membawa sang bayi ke musala kecil di dekat posko. Dalam dekapan hangatnya, bayi itu perlahan berhenti menangis dan tertidur tenang.

Aksi spontan ini mendapat apresiasi dari Bhayangkari dan jajaran Polda Sumatera Utara yang menyebut tindakan Nova sebagai simbol kepedulian yang tak pernah padam, bahkan di tengah bencana.

Menghayati Arti Pendonor ASI

Dari tiga kisah ini tampak satu benang merah, yakni ASI bukan hanya nutrisi, tetapi juga jembatan kemanusiaan. Dalam situasi bencana, pandemi, atau kehilangan, ASI bisa menjadi penyelamat hidup.

Meski demikian, donor ASI tetap harus memenuhi standar kesehatan dan keamanan, di antaranya:

  • pendonor sehat dan bebas penyakit menular (HIV, hepatitis, sifilis, HTLV),
  • gaya hidup sehat tanpa merokok atau alkohol,
  • memiliki bayi di bawah 6 bulan dan kebutuhan ASI bayinya sudah terpenuhi,
  • melalui tes skrining dan proses penyimpanan ASI yang higienis.

Ketentuan ini memastikan bahwa bantuan yang diberikan benar-benar aman dan bermanfaat.

Kasih yang Mengalir Tanpa Batas

Ibu Tina, Danielle Palmer, dan Nova Mulyana—tiga perempuan dari tiga latar berbeda—telah menegaskan satu hal, bahwa kebaikan tidak memerlukan syarat istimewa. Ia lahir dari empati dan keberanian untuk bertindak.

Di balik setiap botol ASI yang mereka berikan, tersimpan doa, tenaga, dan cinta. Setetes demi setetes, mereka membantu bayi bertahan hidup, membantu keluarga melewati duka, dan membantu kita semua melihat bahwa kemanusiaan masih hidup dan mengalir begitu deras.[]

(Dari berbagai sumber)

0Shares