21 Juli 2025

Pentas Teaterikal, Bebaskan 11 Warga Maba Sangaji

0Shares

Tolonuo – Anak-anak Studi Club Sekolah Jalanan sukses menampilkan teatrikal dan mendapat tepuk tangan yang meriah dari masyarakat. Acara berlangsung pada pembukaan pentas Seni Budaya yang diselenggarakan oleh mahasiswa KKS Universitas Muhammadiyah Maluku Utara di Desa Tolonuo Selatan, Kecamatan Tobelo Utara pada Rabu, 18 Juni 2025.

Acara yang bertajuk “Mempererat Tali Silaturahmi dalam Bentuk Seni dan Budaya Desa Tolonuo Selatan” tersebut dibuka oleh Fakir Boboleha, salah satu staf di perangkat desa. Acara juga dihadiri oleh sejumlah tokoh masyarakat, tokoh adat, serta masyarakat, yang dipandu secara langsung oleh mahasiswa KKS UMMU.

Peragaan teatrikal dari Studi Club Sekolah Jalanan ditampilkan oleh enam perempuan dan satu laki-laki. Mereka mengangkat isu tentang kerusakan lingkungan akibat eksploitasi industri ekstraktif yang bercokol di Maluku Utara.

“Kami menampilkan teatrikal ini, untuk memperlihatkan sudah begitu banyak kerusakan alam yang terjadi atas hadirnya pertambangan,” tandas Sitti Anira Kanaha, mentor Studi Club.

Ia juga menyinggung, bagaimana pertambangan telah mengubah paradigma masyarakat dari pendidikan bergeser ke pertambangan. Pentas teaterikal ini adalah bentuk protes atas penetapan tersangka bagi 11 warga Maba Sangaji, Halmahera Timur (Haltim) yang bersengketa dengan tambang nikel PT Position oleh Pengadilan Negeri (PN) Soasio, Tidore Kepulauan, Maluku Utara (16/6/2025).

“Dalam kasus ini, seharusnya pemerintah membuka mata. Bahwa yang diperjuangkan 11 warga Maba Sangaji adalah bentuk dari upaya menjaga tanah adat mereka,’ tambahnya.

Menurut Anira, pentas teatrikal ini juga sebagai bentuk dukungan dan dipersembahkan kepada 11 warga Maba Sangaji yang telah membela wilayah hidup mereka dari kerusaan lingkungan.

Rabbil S, koordinator Studi Club Sekolah Jalanan menyampaikan bahwa sudah saatnya anak-anak di bangku SMA berani melakukan perlawanan terhadap segala bentuk penindasan melalui seni dan budaya.

“Kami akan terus menyuarakan ketidakadilan dalam bentuk apapun lewat seni dan budaya,” tegas Rabbil.

Di akhir pentas, beberapa penampil membentangkan poster tuntutan berisi: Stop Jual Tanah, Usir Tambang dari Maluku Utara, Hutan Adat untuk Rakyat, Tanah Adat Bukan Tanah Negara, dan Bebaskan 11 Tahanan Politik Maba Sangaji! (SAK)

Penampilan seni budaya anak-anak Studi Club Sekolah Jalanan
0Shares