Rebricks Bertekad Tingkatkan Kualitas, Kapasitas, dan Semakin Memberi Dampak

Melalui unggahan video di akun Instagram @rebricks.id, Ovy Sabrina dan Novita Tan dari Rebricks, mengucapkan terima kasih kepada Rebrickers—julukan kepada mereka yang selama ini rutin mengirimkan sampah plastik tertolak ke kantor/workshop Rebrick—yang telah menjadi bagian dalam perjalanan Rebricks dalam mengolah sampah plastik tertolak sejak tahun 2019.

Rebricks adalah perusahaan yang memproduksi bahan bangunan ramah lingkungan, seperti paving block, batako, dan roster. Didirikan pada tahun 2018 oleh Ovy Sabrina dan Novita Tan, dengan pengalaman bekerja di industri paving block dari keluarga Ovy, dan pengalaman Novita dalam pemberdayaan masyarakat, mereka mengembangkan formula paving block dari sampah plastik yang tidak dapat didaur ulang.

“Setiap harinya, kami di Rebricks melihat begitu banyak sampah plastik tertolak dan jumlahnya tidak sedikit. Tapi kami percaya bahwa cacahan plastik yang kami olah menjadi bahan bangunan adalah perubahan kecil menuju langkah yang besar,” ujar Novita bersemangat.

Sementara Ovy menjelaskan bahwa sejauh ini Rebricks telah berupaya semaksimal mungkin untuk mengolah sebanyak mungkin sampah plastik dengan teknologi yang mereka punya, “Tapi sejujurnya permasalahan sampah plastik tertolak ini masih merupakan PR yang sangat besar bagi kami,” katanya.

Novita menambahkan bahwa ternyata faktanya masih ada 7,9 juta ton per tahun sampah plastik, dan 4,8 – 4,9 juta ton diantaranya adalah sampah plastik yang sulit di daur ulang. Dan ternyata dalam lima tahun terakhir angka ini tidak menurun, justru malah cenderung naik

“Oleh karena itu Rebricks memerlukan peningkatan teknologi untuk mengolah lebih banyak lagi sampah yang sulit di daur ulang ini,” jelasnya.

Terakhir Ovy mengatakan bahwa di tahun 2025, Rebricks akan mengambil sebuah langkah baru melalui kolaborasi teknologi, Rebricks akan meningkatkan kapasitas dan kualitas produk sehingga bisa menciptakan dampak nyata bagi lingkungan dan komunitas, dan untuk menciptakan masa depan yang lebih hijau, bersama-sama untuk generasi berikutnya.

“Karena kami percaya, perubahan adalah bagian dari pertumbuhan, dan perubahan adalah soal tanggung jawab, dan keberanian untuk terus berkembang,” tutup Novita.[]

Sukir Anggraeni