Sejak kemarin (13/5) sampai hari ini, serangan bom mengguncang sejumlah tempat di Surabaya dan Sidoarjo, Jawa Timur. Setidaknya, ketika siaran pers ini dibuat, sudah puluhan korban jiwa akibat serangan biadab tersebut.
Dewan Pimpinan Pusat Aksi Perempuan Indonesia (API) Kartini mengutuk aksi terorisme tersebut. Kami juga menyatakan duka cita yang mendalam bagi korban dan keluarganya.
Bagi kami, aksi terorisme tersebut telah melukai nilai-nilai kemanusiaan dan kebangsaan kita. Terorisme berbasis agama mengingkari kenyataan bahwa Indonesia adalah bangsa yang majemuk. Padahal tidak ada satupun agama yang membenarkan kekerasan.
Dalam Kongres I API Kartini pada bulan Maret lalu sudah disimpulkan soal bahaya kebangkitan neo-konservatisme, terutama fundamentalisme agama yang dibangun dari penafsiran agama yang kaku dan puritan.
Neo-konservatisme ini bukan hanya merugikan perempuan melalui Perda-Perda yang diskriminatif, tetapi juga menjadi ladang subur intolensi atau sikap tidak tenggang terhadap perbedaan/kemajemukan.
Selain itu, dalam kasus serangan bom di Surabaya dan Sidoarjo, tampak modus baru: semakin banyak penggunaan perempuan dalam aksi-aksi bom bunuh diri. Tubuh perempuan selama yang identik dengan “merawat kehidupan” tiba-tiba berubah menjadi “mesin pembunuh”.
Seringkali, para teroris memanfaatkan kondisi perempuan yang frustasi terhadap keadaan, baik karena domestikasi, kondisi ekonomi, dan trauma atas berbagai tindak kekerasan, untuk menjadi subjek aksi-aksi terorisme.
Karena itu, DPP API Kartini menyatakan sikap:
1. Mengutuk keras aksi-aksi terorisme karena tidak berperikemanusiaan dan merusak nilai-nilai kebangsaan kita;
2. Mendesak Negara untuk bisa menghadirkan rasa aman bagi Warga Negara dengan memberantas terorisme dan jaringannya.
3. Mengecam penggunaan perempuan dan anak-anak dalam aksi terorisme;
4. Memaksimalkan peran masyarakat sipil sampai tingkat keluarga sebagai bagian dalam upaya memerangi neo-konservatisme dan terorisme, dengan mendorong penafsiran agama yang humanis dan memasukkan nilai-nilai kebangsaan/Pancasila.
Jakarta, 14 Mei 2018
Dewan Pimpinan Pusat Aksi Perempuan Indonesia (DPP API Kartini)
Terkait
Mary Jane Fiesta Veloso: Perjalanan Panjang Menuju Pembebasan
Orde Baru dan Depolitisasi Perempuan
Peringatan 16 HAKTP 2024