28 Oktober 1928 merupakan tonggak sejarah perjuangan bangsa Indonesis dalam usahanya untuk merebut kemerdekaaan. 90 tahun lalu, kaum muda Indonesia berikrar untuk menyatukan perjuangan dengan sumpah yang kita kenal sebagai “SUMPAH PEMUDA”.
Ikrar ini menunjukkan tekad dan semangat kaum muda sebagai pelopor perjuangan. Kilas balik sejarah menunjukkan betapa pentingnya peran kaum muda dalam perjalanan kebangsaan Indonesia.
Selang 2 bulan kemudian, kaum perempuan turut menunjukkan perannya dengan menyatukan gagasan pada Kongres Perempuan I di Yogyakarta. Kongres ini merupakan representasi dari keberanian dan kemampuan kaum perempuan untuk turut ambil bagian dalam perjuangan kebangsaan Indonesia. Kongres perempuan melahirkan gugatan progresif pada pemerintah kolonial Belanda yang rintisannya dapat kita rasakan hingga kini.
Saat ini Bangsa Indonesia dihadapkan pada situasi kolonial yang berbeda. Neoliberalisme telah berkontribusi besar atas penindasan berbasis gender dengan menjadikan perempuan sebagai objek yang dimiskinkan, dengan menghancurkan basis-basis ekonomi rakyat dan menggantinya dengan sistem monopoli dan akumulasi modal besar-besaran dan berorientasi pada keuntungan segelintir orang.
Selain itu, liberalisasi ekonomi telah mendorong pemusatan dan pengendalian ekonomi pada mekanisme pasar, yang akan mendorong feminisasi kemiskinan, yang pada akhirnya perempuan-perempuan akan semakin sulit mengakses kebutuhan dasar.
Pun, dalam sistem perpolitikan, perempuan Indonesia masih didominasi politik patriarki yang membatasi akses politik, sehingga butuh keterlibatan kaum perempuan yang sebanyak-banyaknya bagi perpolitikan Indonesia yang berkeadilan gender.
Selamat Memperingati Sumpah Pemuda,
Majulah Perempuan, Majulah Pemuda!
#2019gantihaluanekonomi
#MenangkanPancasila
#WujudkanKesetaraanGenderdanKesejahteraanSosial.
Terkait
Orde Baru dan Depolitisasi Perempuan
Peringatan 16 HAKTP 2024
Meretas Jalan Pendidikan Murah dan Berkualitas