“Adakah diantara peserta yang hadir disini karena diajak teman atau pacar? Apakah ada yang datang karena disuruh pacar? Merasa terpaksa? Mungkinkah ikut kegiatan hari ini atas kemauan sendiri?” Tanya Ernawati dari Garasi Etnik pada para peserta Konferwil Suluh Perempuan di Banten pada hari Sabtu, 18 September yang lalu.
Para peserta satu per satu menjawab datang karena keinginan sendiri. Memang ada beberapa peserta yang datang ber-kelompok dan sudah pasti, satu kelompok tersebut telah sepakat untuk menghadiri konferensi Wilayah DPW Banten, yang bertempat di sebuah gedung milik seorang relasi organisasi.
Konferensi tersebut diadakan untuk melakukan pemilihan pengurus harian Wilayah setingkat provinsi dan pengurus kabupaten atau kota. Acara dibuka dengan sambutan dari Sekjen DPP Suluh Perempuan tingkat nasional, Fentia Budiman. Sekjen Fentia mengungkapkan rasa sukacita atas terselenggaranya Konferensi Wilayah DPW Banten pada hari itu. Fentia juga mengucapkan selamat atas kehadiran para peserta yang terdiri dari perwakilan beberapa kabupaten di Provinsi Banten. Selanjutnya, Sekjen Fentia menguraikan sedikit tentang pentingnya pembentukan struktur kepengurusan bagi kerja-kerja organisasi ke depan.
Semangat dan keberanian para peserta saat mengambil keputusan untuk hadir dan terlibat penuh dalam konferensi ini dapat menjadi awal baik bagi pemajuan organisasi dan kaum perempuan pada umumnya. Konferensi mengambil Tema ‘Kepemimpinan dan Politik Perempuan’. Pengambilan keputusan merupakan satu konsekuensi yang harus diambil oleh setiap orang. Tema konferensi menjadi sebuah visi yang didalamnya terkandung keberanian untuk mengambil keputusan, baik bagi diri sendiri maupun kolektif.
Seperti yang dikatakan para narasumber dalam diskusi pendahuluan sebelum pemilihan struktur dimulai. Politik adalah sikap dan tindakan yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Selama ini masyarakat terbiasa memahami politik sebagai peristiwa elektoral dan hanya dilakukan oleh para politikus serta partai politik. Beberapa tindakan buruk para elit politik semakin memoerburuk pandangan atas politik. Stigma negatif yang dilekatkan pada kata politik semakin membuat masyarakat resisten terhadap kata ‘politik’.
“Kita memiliki tugas untuk mengubah persepsi negatif politik menjadi positif,” ujar Ibu Encop Sofia, MA yang juga seorang anggota legislatif dari Partai Gerindra. Suluh Perempuan menyadari dan setuju dengan pernyataan tersebut. Tentu tidak mudah namun melalui forum-forum seperti diskusi maupun media massa, Upaya mengubah persepsi dapat dilakukan secara persuasif. Termasuk didalamnya adalah keinginan untuk mewadahi kesepakatan kolektif dalam bentuk organisasi. Melalui para anggotanya dan pembentukan struktur di tiap daerah, Suluh Perempuan mendorong pengubahan persepsi atas politik.
Suasana pemilihan kandidat berlangsung ceria dan penuh tawa. Celetukan moderator serta saling mengusulkan nama mewarnai agenda siang itu. Beberapa nama terpilih kemudian maju ke depan untuk dipilih oleh seluruh peserta. Tiap peserta termasuk calon pengurus memiliki satu hak suara untuk memilih dan dipilih. Setelah voting dilakukan, hasil suara kemudian dihitung untuk mendapatkan suara terbanyak. Segera saja suasana semakin riuh setelah melihat hasil penghitungan suara. Pemilik suara terbanyak kemudian ditanyai kesediaannya untuk menjadi pengurus inti.
Salah seorang calon terpilih ketua menyatakan keberatan dengan alasan tidak mampu dan masih ingin belajar. Pada momen inilah pengujian atas implementasi dari pemahaman mengenai kepemimpinan dan politik perempuan. Narasumber pertama, Ernawati kemudian bertanya, darimana si calon terpilih tersebut yakin akan ketidakmampuannya, dan mengapa is memandang rendah dirinya dengan menganggap tidak mampu sementara semua kawannya percaya akan kemampuannya untuk memimpin.
Selain itu, frase kalimat ‘masih ingin belajar’ kadang menyesatkan, karena bukankah kita memang seharusnya tidak berhenti belajar karena tidak ada kata akhir untuk sempurna kecuali berhasil menyelesaikan satu tahap, untuk maju menemouh tahap berikutnya? Apabila ada yang terlebih dahulu melewati satu tahap karena usia dan faktor lainnya, bukan berarti lebih pandai, cerdas atau berhasil karena tiap orang harus belajar lagi untuk menapaki tahap berikutnya.
Pada akhirnya konferensi berhasil melaksanakan agenda pembentukan struktur DPW Banten dan DPK. Selamat kepada Teh Tina yang akan memimpin DPW Banten selama tiga tahun ke depan. Konferensi ditutup dengan doa dan makan siang. Tidak lupa sesi pemotretan dari seluruh peserta dan serah terima jabatan dari pengurus lama ke pengurus baru.
Selamat bertugas bagi para pengurus terpilih. Selamat berjuang. Jalan yang akan ditempuh mungkin melelahkan dan penuh kesukaran namun kita akan mengisinya dengan persahabatan, tawa, saling belajar dan saling mendukung. Demi cita-cita untuk masyarakat yang adil dan makmur. Wujudkan kesejahteraan sosial dan kesetaraan gender.
Mafruhah Pupah
Terkait
Resensi Buku: Menghadang Kubilai Khan
Sunat Perempuan, Tradisi Berbalut Agama yang Membahayakan
Dari Aktivisme Borjuis ke Solidaritas Sejati: Membangun Gerakan Sosial yang Inklusif