24 Juni 2025

Novi Citra Indriyati, Vokalis Band Sukatani dan Simbol Perlawanan

0Shares

“Keberanian itu butuh dilatih, bukan datang secara tiba-tiba seperti wahyu Tuhan (Wiji Thukul)”

Kutipan tulisan Wiji Thukul di atas terpampang dalam motto skripsi Novi Citra Indriyani. Siapa yang tidak kenal Novi Citra Indriyani? Ia adalah Vokalis Band Sukatani yang mendadak viral setelah lagunya yang berjudul “Bayar Bayar Bayar” menggema dalam aksi bertagar #IndonesiaGelap.

Popularitas Novi dan Band Sukatani semakin meroket setelah lagunya menuai kontroversi. Liriknya yang kritis seolah menyinggung oknum polisi menarik perhatian publik dan menjadi perbincangan hangat.

Lantas, siapa Novi Citra Indriyati? Kali ini, Tim Redaksi Suluh Perempuan akan mengangkat sosok Novi dalam Her Story.

Sosok Novi Citra Indriyati

Novi Citra Indriyati memiliki nama panggung ‘Twister Angel’ saat menjadi vokalis band Sukatani. Novi lahir di Banjarnegara, Jawa Tengah.

Saat manggung, Novi kerap memakai pakaian nyentrik ala anak Punk dengan topeng wajah yang menutupi seluruh kepala. Tampil dengan balaclava – topeng yang sering identik dengan kelompok perlawanan. Lagu-lagu yang ia nyanyikan berlirik tajam dan sarat dengan kritik sosial.

Namun di belakang panggung, Novi Citra Indriyati adalah sosok perempuan sederhana yang bekerja sebagai guru di SDIT Mutiara Hati, Desa Purworejo, Kecamatan Purworejo Klampok, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah.

Novi melamar menjadi guru di SDIT Mutiara Hati pada tahun 2020/2021 dan resmi menjadi bagian dari sekolah tersebut pada 2022. Namun sayang, setelah viral Novi diberhentikan sebagai guru. Kepala Sekolah SDIT Mutiara Hati, Eti Endarwati menyampaikan bahwa pemberhentian Novi tidak ada kaitannya dengan profesinya sebagai vokalis band Sukatani, tetapi karena pelanggaran kode etik.

Namun demikian, publik paham. Pemberhentian Novi sebagai guru pasti karena adanya tekanan dari pihak-pihak tertentu. Apalagi setelah pernyataan Duo Band Sukatani yang memutuskan untuk menarik lagu “Bayar Bayar Bayar” dari semua platform digital. Band Sukatani juga menyampaikan permintaan maaf terbuka kepada Kapolri dan Institusi Polri.

Dukungan terhadap Novi dan Band Sukatani pun terus mengalir. Khalayak di media sosial mulai ramai membincang skripsinya. Novi dinyatakan lulus dari IAIN Purwokerto sejak 2017 lalu. Skripsi Novi yang mengangkat tema tentang musik dan pendidikan anak di Sekolah Dasar Islam.

Novi Citra Indriyati tercatat sebagai lulusan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Novi meneliti bakat seni musik dalam kegiatan ekstra kulrikuler siswa-siswi di SD dengan judul ‘Pengembangan Bakat Seni Musik Siswa melalui Kegiatan Ekstrakurikuler Seni Musik di MI Negeri Purwokerto’.

Keberanian Novi telah nampak saat ia menulis judul skripsi. Ia menuliskan kalimat Wiji Thukul dalam motto skripsinya: “Keberanian itu butuh dilatih, bukan datang secara tiba-tiba seperti wahyu Tuhan”. Selain itu, Novi menulis di lembar persembahan: “Terhadap penindasan, seni kami melawan.”

Identitas dan Simbol Perlawanan

Duo Band Sukatani itu adalah Muhammad Syifa Al Lutfi alias Alectroguy (gitaris) dan Novi Citra Indriyati alias Twister Angel (vokalis). Keduanya telah lama berkecimpung dalam isu pertanian dan agraria.

Mereka menamakan band mereka dengan Sukatani yang artinya suka bertani. Tidak hanya membawakan musik yang enerjik, mereka juga menyisipkan pesan sosial dalam setiap aksi panggungnya. Salah satu ciri khas Sukatani adalah membagikan hasil bumi seperti sayuran kepada penonton. Ini bukan sekedar gimmick, melainkan bentuk dukungan terhadap petani lokal dan kritik terhadap sistem agraria yang tidak adil.

Musik mereka menggabungkan anarcho-punk dengan sentuhan post-punk dan new wave, menciptakan nuansa yang khas. Lirik-lirik mereka banyak membahas kehidupan petani, buruh, dan ketimpangan sosial.

Selain musik dan aksi panggung, Sukatani terkenal dengan identitas visualnya. Setiap tampil mereka menggunakan topeng balaclava. Balaclava sendiri adalah masker kerja yang umum digunakan oleh tukang bangunan di timur laut Thailand. Bagi Sukatani, ini adalah bentuk solidaritas terhadap kaum pekerja dan petani yang kerap terpinggirkan.

Setelah insiden “Bayar Bayar Bayar”, Sukatani merilis video klarifikasi tanpa mengenakan balaclava untuk pertama kalinya. Ini menjadi momen langka di mana publik bisa melihat wajah asli mereka. Bravo Novi! #KamiBersamaSukatani (*)

Indah Pratiwi

0Shares