Aktivis Suluh Perempuan sekaligus Juru Bicara Dewan Pimpinan Pusat Partai Rakyat Adil Makmur (DPP PRIMA), Minaria Chrystin Simarmata, menyerukan pentingnya konsolidasi gerakan perempuan di Indonesia untuk menjawab problem sosial kaum perempuan.
“Konsolidasi diperlukan karena gerakan perempuan saat ini masih belum menemukan suatu platform dan agenda strategis bersama,” tegas Minaria di sela kegiatan Kongres Perempuan Indonesia 2022 di Taman Ismail Marzuki (TIM) Jakarta.
Ia menyambut positif kegiatan dimaksud sebagai bagian dari upaya konsolidasi gerakan perempuan. Lebih lanjut Minaria mengungkapkan adanya rencana konsolidasi lanjutan yang akan melibatkan lebih banyak spektrum gerakan perempuan di Indonesia.
Minaria menyampaikan, salah satu persoalan pokok perempuan adalah kesejahteraan sosial yang belum dapat dipenuhi oleh negara hingga saat ini. “Kita sedang dikuasi oleh elitisme berbasis kekayaan yang melahirkan kemiskinan struktural pada kaum perempuan di berbagai sektor,” ungkap Minar.
Jubir DPP PRIMA itu berharap Kongres Perempuan ini akan berusaha menjawab berbagai persoalan tersebut dengan melahirkan manisfesto politik perempuan Indonesia. Salah satunya meminta negara hadir dan menjalankan sepenuhnya tugas mensejahterakan perempuan Indonesia yang sudah diamanatkan UUD 1945.
Perempuan Indonesia 2022 diadakan di Taman Izmail Marzuki (TIM) Jakarta, Rabu (8/09). Mengusung tema “Perempuan Indonesia dan Bangsanya Kembali ke UUD 1945.” Lebih dari dua ratus perwakilan gerakan perempuan dari berbagai daerah berkumpul dengan membawa semangat dan inspirasi Kongres Perempuan Pertama di Yogyakarta tahun 1928.
Para delegasi ini mewakili berbagai segmen perempuan Indonesia, seperti mahasiswa, buruh, petani, seniman, organisasi perempuan, kebudayaan, kaum intelektual/akademisi, aktivis lingkungan hingga tokoh agama.
Turut hadir beberapa tokoh yang sekaligus penggagas acara ini, antara lain Siti Fadilah Supari (Menteri Kesehatan Indonesia periode 2004 – 2009), aktivis perempuan pejuang agraria Eva Bande, aktivis perempuan pejuang lingkungan Aleta Baun, jurnalis senior Irma Hutabarat, dan seniman teater Ratna Sarumpaet. (*)
Mila Nabilah
Terkait
79 Tahun Merdeka: Puan, Stop Sandera RUU PPRT
Tepatilah Janji, Film sebagai Media Sosialisasi Pilkada 2024
Ultah ke-30, AJI Tetap Melawan di Tengah Disrupsi Media dan Menguatnya Otoritarianisme