10 September 2024

VoB, Dari Mimpi Hingga Suar yang Terang

0Shares

Oleh: Bagus Hendrya Dharmawan dan SZ.Nufus

Sembilan tahun yang lalu, Marsya, Siti, dan Widi hanya remaja perempuan dengan penuh kegelisahan. Mereka gelisah dengan sistem belajar di sekolah yang tidak membantu dalam mengasah kemampuan berpikir kritis para siswa. Ketiganya juga tumbuh dari keluarga miskin dan tinggal di desa yang terletak pada pegunungan pelosok Garut Selatan.

Setiap harinya, mereka lalui dengan berjalan kaki sekitar  2-3 jam. Mereka tidak tumbuh dengan kemudahan koneksi internet, tidak mengenal alat musik, tidak mendapat dukungan dari keluarga hingga masyarakat sekitar. Banyaknya halangan ini, terkadang menciutkan nyali ketiganya untuk tetap menyuarakan kegelisahan. Sebagai siswa, ketiganya hanya punya satu-satunya pendukung terbaik dari guru BK di sekolah, Abah Erza.

Korban Pelecehan Seksual dan Perundungan

Marsya sebagai leader dan vokalis VoB mempunyai banyak pengalaman yang tidak mengenakkan semasa sekolah. Suatu hari, Marsya pernah dihukum karena terlambat datang ke sekolah karena jarak rumah dan sekolah yang sangat jauh. Marsya tak takut mengkritik sekolahnya melalui tulisan di mading karena tak menghukum guru yang datang terlambat. Namun, tulisan itu disobek oleh pihak sekolah. Marsya pernah menjadi korban pelecehan seksual justru malah dirundung karena melaporkan hal ini ke pihak sekolah.

Marsya pernah menjadi korban pelecehan seksual justru malah dirundung karena melaporkan hal ini ke pihak sekolah

Marsya, Siti, dan Widi juga sepakat tidak menyukai metode pembelajaran dengan mencatat kembali dari buku pelajaran sedangkan guru langsung meninggalkan kelas dengan mudah. Bagi mereka, hal ini mengajarkan praktik plagiasi dan manipulasi bagi siswa. Sistem pendidikan yang kaku juga menjadi sorotan bagi ketiganya karena tidak membantu siswa mengenali potensi diri. Mereka sangat ingin menyuarakan mengenai budaya nikah di bawah umur dan menjadi pionir dalam mendobrak pemahaman patriarkis di lingkungan sekitar.

Seiring waktu, Marsya, Siti, dan Widi juga mengasah kepekaan terhadap isu-isu nasional seperti penolakan RUU Permusikan, eksploitasi alam, dan intoleransi. Marsya dan Abah Erza menerjemahkan keresahan para anggota VoB lain dengan menuliskannya menjadi lirik lagu.

VoB yakin keresahan mereka dapat ditangkap jika menjangkau penggemar-penggemar musik cadas internasional. Oleh karena itu, VoB sebagai musisi juga mempunyai mimpi ingin bernyanyi di panggung besar seperti WOA, Coachella, Rock in Rio, Synchronize Festival, Hammersonic, Woodstock, dan Hellprint. VoB juga punya harapan ingin membangun dunia yang lebih berwarna tanpa sekat diskriminasi umur dan gender. Bagi mereka, musik cadas adalah media untuk memupuk harapan ini.

Jalan Terjal Sebagai Musisi Cadas

Pilihan menjadi musisi cadas dan berhijab sangat mengundang kontroversi di masyarakat hingga warganet. Ketiganya tak lepas dari komentar-komentar miring atas pilihan yang telah diambil karena dinilai tak lazim. Marsya pernah mengalami cambukan saat mengaji karena menggunakan celana panjang bukan gamis. Namun, pengalaman tak mengenakkan bukan hanya dialami Marsya saja.

Lingkungan tempat para personil VoB tinggal menyangka bahwa ketiga gadis ini akan membawa pengaruh buruk. Mereka tak lepas dari teror mulai dari pesan yang kurang menyenangkan, komentar kebencian, hingga ancaman penyerangan fisik. Suatu hari, ketiganya pernah dilempar batu oleh seseorang tak dikenal setelah pulang latihan. Batu tersebut diikat dengan kertas yang tertulis ancaman pembunuhan. Bahkan, ancaman ini juga dikirim ke warung milik ibunya Marsya. Rumah keluarga Marsya banyak mengalami vandalisme dari orang tak dikenal. Mulai dari jendela rumah yang dicoret-coret hingga warung ibunya dibongkar dan diacak-acak orang tak dikenal.

Awalnya, keluarga para personil VoB juga enggan memberikan dukungan. Aktivitas latihan hingga sore hari dan seringnya para personil membawa gitar saat berangkat sekolah memicu pertanyaan mengenai pilihan genre musik. Keluarga bertanya alasan mereka tidak memainkan musik kasidah, dangdut ataupun marawis seperti remaja putri di lingkungan dusun. Malah, selain pertanyaan mereka juga pernah mendapatkan pengalaman dikunci dalam kamar mandi agar tidak berangkat latihan. Marsya meyakini larangan dari keluarga ini karena secara umum perempuan tidak bermain musik, apalagi musik cadas yang asing bagi lingkungan dusun. Musik cadas dianggap membawa pengaruh buruk bagi diri para personil VoB. Keluarga pun juga meyakini profesi sebagai musisi tak menjamin masa depan. 

Pilihan Genre Musik dan Hijab

Saat berhasil menembus skena musik nasional juga tak lepas dari komentar-komentar lagi. Marsya meyakini hal ini disebabkan karena para pelaku skena tidak memahami konsep kesetaraan perempuan dan laki-laki. Malah ada yang hanya menganggap musik ini didominasi oleh laki-laki saja.

“Justru masih ada yang menganggap ciri khas dari skena musik ini ya didominasi oleh maskulinitas laki-laki,” ungkap Marsya saat interview bersama Narasi News Room.

Pilihan berbusana muslimah pun dituduh sebagai gimmick atau hanya upaya untuk meningkatkan popularitas. Marsya juga menegaskan jika VoB ingin dikenal melalui musiknya bukan dari penampilan.

“Kami ingin dinilai secara objekif dari karya kami, bukan dari hijab. Kami lebih menganggap musik dan hijab dua hal yang berbeda, tanpa musik pun kami sudah berhijab. Hijab itu sudah identitas kami sebagai muslimah, sedangkan metal itu bagian kami berkarya.”

Dalam interview terbaru bersama Vice di tahun 2023, Siti dan Marsya juga mengatakan dengan pasti bahwa VoB itu bukan band cover dan bukan band hijab. “Kita cuma band saja. VoB, Voice of Baceprot, band. Bukan band perempuan berhijab.”

VoB sangat ingin dilihat berdasarkan aksi panggungnya, didengar karena musik yang dinyanyikan dan diapresiasi karena karyanya. Marsya menambahkan, VoB memang butuh waktu lama untuk mengubah pandangan skena kalau VoB bukan hanya berjualan penampilan luar. Tapi, VoB lahir dari keinginan untuk bermusik seperti musisi lainnya yang berupaya menunjukan jiwa dan kemampuan.

*Ini adalah tulisan kedua Bagus HD dan SZ. Nufus tentang Voice of Baceprot (VoB) yang ditayangkan oleh https://suluhperempuan.org

0Shares
×

Salam Sejahtera

× Hai