29 April 2024

Patrisia Lama Bahi: Kursi Hanya Alat Selebihnya Menjalankan Amanah Rakyat

0Shares

Perempuan lajang yang juga merupakan anggota dari Suluh Perempuan Flores Timur ini, berprofesi sebagai Guru. Bahkan menjalani profesi ganda, yakni sebagai seorag karyawan swasta juga. Perempuan yang berasal dari Adonara dan sedang berdomisili di Ende ini sedang mencalonkan diri sebagai calon anggota DPRD Kabupaten Flores Timur, DAPIL FLOTIM IV (Kec. Adonara, Kec. Kelubagoli, Kec. Witihama), Provinsi NTT.

Patrisia Lama Bahi, S. Pd mencalonkan diri melalui Partai Amanat Nasional (PAN) dan mendapatkan nomor urut 2 (dua). Kepada tim Suluh Perempuan, Patrisia menyampaikan bahwa tujuannya mencalonkan diri sebagai Calon Legislatif (Caleg) adalah karena ia ingin menjalankan amanah rakyat yang selama ini belum terpenuhi sepenuhnya.

“Saya ingin menjalankan amanah rakyat. Dan yang lebih penting saya ingin memperjuangan hak-hak perempuan sekaligus membangun kesadaran bagi perempuan. Bagi saya, ruang-ruang parlemen itu juga menjadi bagian dari ruang-ruang perjumpaan perempuan yang harus diisi dan dimaknai.”

Baginya, kursi hanya alat selebihnya menjalankan amanah rakyat. Dalam menjalankan perannya sebagai caleg, Patrisia tidak ingin membuat janji-janji manis kampanye. Ia justru mengajak rakyat yang mempunyai hak pilih untuk memilih caleg berdasarkan visi misi dan programnya. Nah, apa nih program andalan Patrisia?

Menurut Patrisia, program yang nanti akan diusulkan di legislatif adalah program pendidikan politik bagi masyarakat terutama kepada perempuan.

“Alasannya adalah karena partai politik sejauh ini yang seharusnya bertugas dalam proses pendidikan politik tidak pernah menjalankan tugas-tugasnya. Saya sendiri saat berada di lapangan, barulah tahu bahwa 99% masyarakat tidak paham tentang politik yang semestinya,” terangnya.

Lebih jauh lagi, masyarakat menilai bahwa politik itu buruk. Politik bagi sebagian orang hanya sekadar untuk kepentingan golongan. Sehingga, menurutnya pola pikir inilah yang kemudian melahirkan kecenderungan anak-anak muda NTT apatis terhadap politik.

Diskriminasi Terhadap Caleg Perempuan

Menyoal isu perempuan, Patrisia menyoroti budaya patriarki yang begitu mendarah daging di masyarakat. Hal ini membuat pandangan masyarakat melihat bahwa keterlibatan perempuan dalam dunia politik itu sekadar ikut-ikutan untuk memenuhi kuota.

“Saya melihat adanya kecenderungan pemanfaatan caleg perempuan untuk memecah belah suara di basis lawan politik. Lebih parahnya lagi partai politik pun menempatkan perempuan hanya sebagai pelengkap belaka,” kata Patrisia dengan nada sedih.

Menurutnya, diskriminasi terhadap caleg perempuan itu sudah pasti ada. Karena melihat orientasi partai politik untuk memenangkan seseorang selalu mengarah pada laki-laki. Yang mereka andalkan dan harapkan menang justeru caleg laki-laki.

“Ada beberapa hal yang perlu kita kritisi. Bahwa keterlibatan perempuan dalam partai politik atau mereka yang ikut serta mencalonkan diripun banyak yang tidak paham terhadap politik. Sehingga mereka mau saja ditempatkan sebagai pelengkap dan itu dianggap biasa oleh caleg. Ironis memang, parpol sebagai kendaraan politik perempuan untuk terlibat karena memang punya kapasitas dan siap bertarung itu tidak ada. Mereka hanya sekadar untuk pelengkap.”

Saran Bagi Perempuan Pejuang

Pada kesempatan ini, Patrisia tak hanya sharing pengalaman tapi juga berbagi tips and tricks kepada para perempuan yang sedang berjuang di politik.

“Saran saya bagi teman-teman perempuan yang sedang berjuang, bahwa saat ini kita sudah di tengah jalan menuju pesta demokrasi. Jadi yang sedang berjuang di lapangan jangan mau ditempatkan sebagai pelangkap, tapi harus mau bertarung sambil belajar agar tidak begitu mudah diremehkan apalagi ditempatkan sebagai makhluk kelas dua.” tuturnya.

Bagi Patrisia, saatnya perempuan mengambil peluang yang ada dari sistem politik kita. Namun demikian, banyak lagi temuan di lapangan yang perlu kita diskusikan dan cari solusinya. Inilah tantangan di depan mata, bagaimana kaum perempuan mengambil bagian dan memaknai demokrasi.

*)MJ

0Shares
×

Salam Sejahtera

× Hai