11 Desember 2024

Echa Waode: Keadilan Tidak Turun dari Langit

Dokumentasi: Istimewa

0Shares

Echa Waode, seorang aktivis dari Arus Pelangi berbagi pandangannya terkait pentingnya pengesahan Rancangan Undang-Undang Perlindungan Pekerja Rumah Tangga (RUU PPRT). Menurutnya, RUU ini sangat mendesak untuk segera disahkan guna melindungi hak-hak para pekerja rumah tangga (PRT) yang seringkali menjadi korban kekerasan dan ketidakadilan.

Aktivis ini menegaskan bahwa penundaan pengesahan RUU PPRT hanya akan memperpanjang penderitaan para PRT yang kerap mengalami berbagai bentuk kekerasan, mulai dari tidak diberi makan hingga tidak digaji selama berbulan-bulan. “Kalau kita lihat berita, banyak sekali kasus PRT yang diperlakukan tidak manusiawi, dan mereka tidak memiliki perlindungan hukum yang memadai,” ujarnya.

RUU PPRT telah mandek di parlemen selama 20 tahun, waktu yang dianggap sangat lama oleh aktivis tersebut. Ia menyayangkan sikap beberapa pejabat publik yang dianggap tidak memiliki kepedulian terhadap nasib PRT. “Sudah 20 tahun, tapi kenapa belum juga disahkan? Apakah mereka tidak punya hati nurani?” katanya, dengan menyinggung Puan Maharani, salah satu tokoh politik yang dinilai belum memberikan perhatian serius terhadap RUU ini.

Sebagai mantan pekerja rumah tangga, aktivis ini memahami betul penderitaan yang dialami PRT. Ia juga menekankan bahwa banyak di antara komunitas LGBT yang orang tuanya bekerja sebagai PRT, sehingga isu ini sangat dekat dengan mereka. “Ini bukan hanya tentang PRT, tetapi juga tentang hak asasi manusia yang harus dinikmati oleh semua orang, termasuk LGBT,” tambahnya.

Menurutnya, kesadaran dan solidaritas dari berbagai elemen masyarakat masih kurang dalam mendukung pengesahan RUU PPRT. Ia mengungkapkan kekecewaannya terhadap minimnya dukungan dari berbagai kelompok masyarakat dalam aksi-aksi yang mendesak pengesahan RUU ini. “Sayangnya, banyak yang belum sadar betapa pentingnya isu ini, padahal ini menyangkut hak asasi manusia yang seharusnya diperjuangkan bersama,” jelasnya.

Ia juga menyoroti masalah pekerja migran yang sering kali berangkat dalam kondisi sehat, tetapi pulang dalam keadaan tak bernyawa. Kejadian-kejadian ini menunjukkan betapa pentingnya payung hukum yang melindungi pekerja rumah tangga, baik di dalam maupun luar negeri. “Miris sekali melihat berita-berita seperti ini, dan kita harus segera bertindak,” katanya dengan nada prihatin.

Dalam pernyataannya, ia menegaskan bahwa pengesahan RUU PPRT bukan hanya penting bagi PRT, tetapi juga bagi masyarakat secara umum. “Kita tidak bisa menerima hasilnya saja tanpa ikut berproses. Perjuangan ini harus dilakukan bersama-sama,” tegasnya, seraya menyerukan kepada masyarakat untuk lebih bersolidaritas dalam mendukung pengesahan RUU PPRT.

Ia berharap para pejabat publik, terutama Puan Maharani, dapat membuka mata dan hati nurani mereka untuk segera mengesahkan RUU PPRT. Menurutnya, hal ini sangat penting dilakukan sebelum pergantian pemerintahan, agar nasib PRT tidak terus terabaikan.

“Ayo kita ikut berproses, jangan hanya menikmati hasil akhirnya saja. Perjuangan ini tidak akan sia-sia, karena keadilan tidak turun dari langit, tetapi harus diperjuangkan,” pungkasnya.

Mila Nabilah

0Shares
×

Salam Sejahtera

× Hai