4 Oktober 2024

Harriet Tubman dan Pembebasan Perbudakan

0Shares

Harriet Tubman lolos dari perbudakan untuk menjadi seorang abolisionis terkemuka. Dia memimpin ratusan orang yang diperbudak menuju kebebasan di sepanjang rute Kereta Api Bawah Tanah.

Profil

Harriet Tubman lahir pada tahun 1820-an di sebuah perkebunan di Dorchester County, Maryland.

Rit bekerja sebagai juru masak di sebuah rumah besar di perkebunan, dan Benjamin dulunya adalah pekerja kayu. Araminta kemudian mengubah namanya menjadi Harriet sebagai wujud hormatnya pada Ibunya.

Orangtuanya, Harriet (Rit) Green dan Benjamin Ross menamainya Araminta Ross dan memanggilnya “Minty”

Harriet mempunyai delapan saudara laki-laki dan perempuan, akan tetapi kenyataan yang mereka hadapi dalam perbudakan memaksa mereka untuk tumbuh terpisah, betapapun kuatnya Rit berussaha agar keluarga mereka tetap bersama-sama.

Ketika Hariett berumur lima tahun, dia disewakan sebagai pengasuh untuk mengurusi segala hal perihal terkait pengurusan bayi juragan mereka, hal itu membekaskan luka enosional dan fisik bagi Harriet.

Pada kira-kira umur tujuh tahun disewakan kepada seorang juragan perkebunan untuk memasang perangkap muskrat dan kemudian disewakan sebagai pekerja lapangan.

Dia kemudian mengatakan dia lebih suka pekerjaan perkebunan fisik daripada pekerjaan rumah tangga di dalam ruangan.

Hasrat Harriet akan keadilan menjadi kuat pada usia 12 tahun ketika dia melihat seorang mandor akan memberikan beban berat pada seorang buronan.

Harriet melangkah ke depan di antara orang yang diperbudak dan mandor tersebut dan beban itu menghantam kepalanya.

Dia kemudian menceritakan perihal kejadian itu, “Beban itu mematahkan tengkorak saya, mereka membawa saya ke rumah dengan darah bercucuran dan pingsan.

Saya bahkan tidak ditempatkan di tempat tidur, saya tidak punya tempat untuk berbaring sama sekali, dan mereka membaringkan saya di kursi alat tenun, dan saya tinggal di sana sepanjang hari dan seterusnya,”

Niat perbuatan baik Harriet membuatnya sakit kepala dan terkena narkolepsi selama sisa hidupnya, menyebabkan dia tertidur lelap secara acak.

Dia juga mulai mengalami mimpi yang seakan nyata dan halusinasi yang sering dia klaim sebagai penglihatan religius (dia adalah seorang Kristen yang taat). Kelemahannya membuatnya tidak menarik bagi calon pembeli dan penyewa budak.

Melarikan diri dari Perbudakan

Patung Harriet Tubman di Philadelphia (Emma Lee/WHYY)

Pada tahun 1840, ayah Harriet dibebaskan dan Harriet mengetahui bahwa wasiat terakhir dari juragan ayahnya Rit telah membebaskan Rit dan anak-anaknya, termasuk Harriet.

Tetapi juragan baru Rit menolak untuk mengakui surat wasiat tersebut dan menahan Rit, Harriet, dan anak-anaknya yang lain.

Sekitar tahun 1844, Harriet menikah dengan John Tubman, seorang pria kulit hitam yang bebas, dan mengubah nama belakangnya dari Ross menjadi Tubman. Pernikahan itu tidak berjalan baik, dan ketika Harriet mengetahui bahwa dua saudara laki-lakinya—Ben dan Henry—akan dijual, itu mengakibatkan Harriet merencanakan sebuah pelarian.

Pada 17 September 1849, Harriet, Ben, dan Henry melarikan diri dari perkebunan Maryland. Namun, saudara-saudaranya berubah pikiran, ketakutan dan kembali ke perkebunan.

Dengan bantuan Kereta Api Bawah Tanah, Harriet bertahan dan melakukan perjalanan 90 mil ke utara menuju Pennsylvania menuju kebebasan.

Tubman lalu mendapatkan pekerjaan sebagai pembantu rumah tangga di Philadelphia, tetapi dia tidak puas hidup dalam kebebasan sendiri, dia juga menginginkan kebebasan bagi orang-orang yang dia cintai dan teman-temannya.

Dia segera kembali ke selatan untuk memimpin keponakannya dan anak-anak keponakannya ke Philadelphia melalui Kereta Api Bawah Tanah.

Pada satu titik, dia mencoba membawa suaminya John ke utara, namun dia menikah lagi dan memilih untuk tinggal di Maryland bersama istri barunya.

Undang-undang Budak Buronan

Undang-Undang Perbudakan Buronan tahun 1850 mengizinkan buronan dan pekerja yang dibebaskan di utara untuk ditangkap dan diperbudak.

Hal ini membuat peran Harriet sebagai konduktor Kereta Api Bawah Tanah jauh lebih sulit dan memaksanya untuk memimpin orang-orang yang diperbudak lebih jauh ke utara ke Kanada, bepergian pada malam hari, biasanya pada musim semi atau musim gugur ketika siang hari lebih singkat.

Dia membawa pistol untuk perlindungannya sendiri. Dia dalam mambebaskan pelariannya kerap membius bayi-bayi dan anak kecil untuk mencegah para penangkap budak mendengar tangisan mereka.

Selama 10 tahun berikutnya, Harriet berteman dengan para abolisionis lainnya seperti Frederick Douglass, Thomas Garrett dan Martha Coffin Wright, dan mendirikan jaringan Kereta Api Bawah Tanahnya sendiri.

Dilaporkan secara luas dia telah berhasil membebaskan 300 orang yang diperbudak; namun, angka tersebut mungkin telah diperkirakan dan dibesar-besarkan oleh penulis biografinya Sarah Bradford, karena Harriet sendiri mengklaim bahwa jumlahnya jauh lebih rendah.

***(MJ)

0Shares
×

Salam Sejahtera

× Hai