Oleh: Milla Joesoef
Dunia kan tetap ada meski dirimu tiada
Tiadalah ketiadaan substansi tetap mengada
Perubahan hanya bias subyektif manusia
Ada helaian tak terapal tak terjamah kasat mata
Dan diingat dan dikenang sudah hasrat setiap insan
Takut akan dilupakan maka di rancang warisan
Wariskan nama maka dinamai nasab
Wariskan ilmu maka diturunkan sanad
Wariskan harta wariskan wakaf wariskan kisah sejarah setelah meniada jasad
Dan nasib manusia bergantung pada akhirnya
Rangkai syaraf memori menjadi memoradbilia maka
Ku hidup tuk menghimpun ingatan-ingatan indah
Kuhanya trima bahagia tak inginkan masalah
Apalah guna singkat kehidupan tanpa dipestakan
Maka detikan sakralku sudah aku petakan
Pada tigapuluh di penghujung
Resume ingatan hadir berkunjung
Gempita riang, pertalian dan ketakutan
Bergantung pada bagaimana kau merajut ingatan
Kamu semua benar dan kamu semua diampuni
Tiap konklusi tindakan timbang telah dilalui
Susah hati oleh rasa bersalah, tak berguna
Hukum benar salah hanya senjata penguasa
Ketakutan disusupkan pada nalar
Teror akan siksa dosa menjalar
Di akhir hembusan nafas neraka membayang
Sedari menghamba kau sudah jauh tertawan
Karena kau menghamba pada rasa takut
Maka kuputuskan menghamba pada suka cita
Kuhadiahi diri kehidupan yang patut
Demi jiwa tetap muda tanpa renta
Semarakkan pikir segar tanpa pandir
Menghirukkan syair tentang ku rajahi takdir
Merajami naif setia menjadi salik
Meniti salim bersyukur pada titik balik
Terkait
Film Bolehkah Sekali Saja Ku Menangis, Keberanian Melawan KDRT dan Trauma
Resensi Buku: Menghadang Kubilai Khan
Paus Membasuh Kaki Semua Umat di Indonesia, Melangkah dalam Keberagaman dan Kesetaraan