Hai hai pembaca Suluh Perempuan! Senang sekali bisa berjumpa dengan kalian dalam tulisan saya kali ini. Saya akan menceritakan hal-hal berdasarkan experience saya. Terutama keseharian saya sebagai perempuan muda dalam menempuh studi magister di salah satu universitas di Indonesia.
Saya ingin menuliskan beragam tantangan yang dihadapi perempuan dalam menempuh studi di perguruan tinggi. Saya ingin memberikan pengalaman saya ini bagi seluruh perempuan Indonesia yang sedang asyik-asyiknya merayakan struggle dalam dunia pendidikan tetapi juga sambil kerja! You’re the best, bestie. Big hug for you all !!
Sebagai perempuan, menjalani dan menempuh pendidikan di perguruan tinggi dengan dengan effort dari diri sendiri memang tidak mudah. Ada beragam pengalaman yang tentu dirasakan masing-masing perempuan. Kita tidak dapat memungkiri bahwa sebagai single woman yang tentu saja belum menikah, dan memilih mengejar pendidikan tinggi sambil bekerja pula, pasti berat yekan? Sini peluk dulu ☺️
Baca Juga: Mitos dan Fakta tentang Perempuan
Dalam culture masyarakat kita yang sangat heteronormatif nan patriarkis, perempuan single yang sedang menempuh studi di perguruan tinggi memang kerap dinyinyirin, mendapat stereotype negatif karena belum menikah, plus labeling kalau perempuan itu ranahnya hanya kasur dapur sumur. Tapi tenang bestie! Usaha kalian untuk sekolah tinggi adalah sebuah gerakan terukur dan juga progresif, yang secara langsung kalian telah menjawab bias-bias pandangan dan standar masyarakat terhadap perempuan. Yeay!!
Nah, based on my experience, curhat nih! Haha sebagai perempuan juga mahasiswa yang kesehariannya bukan hanya kuliah tetapi bekerja juga, saya belajar bahwa kepentingan kita ke depan soal bagaimana posisi-posisi strategis dalam jabatan publik, perlu sekali perempuan untuk menempati ruang-ruang publik. Bagaimanapun juga, pendidikan adalah sauh yang kuat untuk membangun keberdayaan perempuan dalam basic keilmuan.
Baca Juga: Mitos dan Fakta Seputar KDRT
Pentingnya Pendidikan Bagi Perempuan
Saya akan coba menjabarkan bagaimana pendidikan memiliki poros penting dalam memberdayakan perempuan untuk memiliki kekuatan dan bisa berdikari, berdiri di kaki sendiri.
Pertama; Pendidikan menghapus kemiskinan bagi perempuan.
Kedua; Pendidikan memberikan kepastian jaminan hidup dan kemandirian bagi perempuan.
Ketiga; Pendidikan menjadikan Perempuan memiliki keilmuan dan keahlian dalam bidang masing-masing.
Keempat: Pendidikan menjadikan perempuan sebagai makhluk yang mengestafetkan keilmuannya bagi perkembangan dan peradaban masyarakat.
Nah, apa yang selama ini bestie-bestie perjuangkan untuk meraih pendidikan tinggi, adalah jalan keluar dari segala bentuk ketimpangan gender, relasi kuasa hingga kemiskinan perempuan. Teruntuk kalian yang sedang berjuang, terima kasih sudah survive sejauh ini. Selamat menempuh pendidikan tinggi, selamat meraih cita-cita bagi kemenangan kaum perempuan!
Fen Budiman
*Sekretaris Jendral Suluh Perempuan. Saat ini adalah Mahasiswa Magister yang sedang senang-senangnya berjuang sambil kerja dan kuliah.
Terkait
Mary Jane Fiesta Veloso: Perjalanan Panjang Menuju Pembebasan
Orde Baru dan Depolitisasi Perempuan
Peringatan 16 HAKTP 2024