11 Desember 2024

VoB (Voice of Baceprot): Perempuan di Antara Ritus Racauan

0Shares

Oleh: Bagus Hendrya Dharmawan dan SZ. Nufus

Suara gemuruh para penonton menyambut kehadiran Marsya, Sitti, dan Widi saat manggung di Festival Trans Musicales, Rennes, Perancis pada tahun 2021. Marsya, sang vokalis, berbicara dengan lantang di atas panggung. “Do you guys want to hear some fun facts? Do you ? We got some interviews and all of them asking about our hijab. It makes me feel like I’m coming here for a fashion show, not for gigs. Because they just focus of our appearances.”

Video VoB saat manggung ini sempat viral Tiktok beberapa tahun lalu. Belum lagi, banyak komentar-komentar miring mempermasalahkan soal hijab dan perempuan yang tak cocok bermain musik metal. VoB sepakat akan terus melawan stigma dengan tetap memainkan musik metal.

Musik Cadas Sebagai Media Katarsis

Semua berawal dari Cep Ersa Eka Susila Satia atau biasa disapa Abah Erza. Lelaki ini adalah guru bimbingan konseling (BK) dan pembina ekstrakurikuler teater di Mts Baitul Sholihat. Abah Erza melihat bakat dari ketiga siswanya; Marsya, Widi, dan Sitti. Kesamaan minat pada musik mengetuk hati Abah Erza untuk memberi dukungan penuh seperti mengajari bermain musik hingga menemani ketiganya untuk berkompetisi musik.

Awalnya, VoB ini terdiri dari 15 orang. Para siswa perempuan ini adalah pemain musik dalam produksi teater sekolah karena tidak lolos audisi sebagai aktor. Abah Erza sangat sabar dan telaten memperkenalkan dan mengajari instrumen musik terhadap para siswanya ini. Seiring waktu, VoB menyusut menjadi tujuh orang hingga menyisakan tiga orang saja. Siti, Widi dan Marsya adalah formasi akhir dari VoB.

Pemilihan musik cadas juga secara tak sengaja. Abah Erza hanya mengajarkan dasar-dasar bermain alat musik. Ketiganya memilih musik cadas karena menemukan video musik dari band dengan genre ini dari laptop Abah Erza. Dalam kesehariannya sebagai guru BK, Abah Erza juga menemukan keresahan para siswanya. Mulai dari masalah sehari-hari di sekolah hingga lika-liku sebagai remaja di masyarakat.

Marsya adalah siswa Abah Erza yang paling vokal menuliskan keresahannya melalui tulisan Mading sekolah. Pihak sekolah tentu saja tidak menyukai hal ini dengan selalu merobek tulisan Marsya. Abah Erza mengambil jalan tengah dengan menggunakan teater dan musik sebagai media penyaluran keresahan para siswanya tersebut.

Baca Juga: Lost in AI

Racauan VoB Mulai Menggema

Internet menjadi media utama yang membantu VoB menyebarkan jangkauan karya hingga luar negeri. Adib Hidayat, jurnalis Rolling Stone Indonesia me-retweet salah satu video VoB saat manggung di Pantai Santolo, Garut. Ibarat gayung bersambut, video tersebut menjadi viral hingga mengundang jurnalis media internasional seperti Reuthers, New York Times, Al-Jazirah, dan The Guardians untuk meliput VoB secara langsung. Sejak itu, VoB menjadi kesayangan media karena membawa musik cadas serta semangat sebagai pendobrak stigma.

Musisi rock dan metal dunia seperti Tom Morello yang tergabung sebagai gitaris Rage Againts The Machine, Flea sebagai bassis Red Hot Chili Papers, Krist Novoselic sebagai bassis Nirvana dan Slash mantan gitaris Gun’n Roses juga menaruh perhatian pada VoB. Tom Morello menjadi satu-satunya yang mempunyai tempat khusus bagi VoB.

Dalam pertemuan melalui aplikasi telekonferensi yang digagas pihak label, Tom Morello menyatakan diri sebagai penggemar berat VoB. Bahkan, Tom juga mempersilahkan VoB untuk tampil dulu jika mereka ada kesempatan manggung bersama. Tujuannya satu, agar Tom bisa menikmati musik-musik VoB secara langsung. “They’ve lived their life in a concept that we know as the spirit of Rock & Roll. There’s something that made me fall in love with Rock & Roll and music, and from what I can see, they’ve got it all,” ungkap Tom Morello.

VoB menawarkan kombinasi yang sangat mencolok bagi para penggemar musik cadas, perempuan dan hijab. Selain itu, VoB yang tumbuh dalam kultur masyarakat religius juga menambah keunikan tersendiri. Tak butuh waktu lama, keunikan dan perjalanan berproses VoB sebagai musisi mengantarkan ketiganya menuju tur band Eropa pada tahun 2021. Tur yang berjudul “Fight, Dream, Believe: Eropean Tour 2021”.

Tur kedua pada tahun 2022 dengan judul yang sama kemudian dilanjut dengan manggung di Wacken Open Air (WOA), sebuah festival musik metal terbesar di Jerman. WOA dinilai sebagai perjalanan suci para metalheads di seluruh dunia. Tahun 2023, ketiganya mengadakan tur dan promo album pertama di bulan Agustus ke  Amerika Serikat. Tur ini berjudul, “RETAS : American Tour 2023”.

*Ini adalah edisi pertama tulisan tentang VoB (Voice of Baceprot) yang ditulis oleh: Bagus Hendrya Dharmawan dan SZ. Nufus. Kita tunggu edisi tulisan tentang VoB lainnya.

Baca Juga: Tari Adinda: Pengetahuan adalah Pencerahan untuk Kesetaraan

0Shares
×

Salam Sejahtera

× Hai