14 September 2024

16 HAKTP: Mirabal Bersaudara Melawan Kediktatoran

0Shares

16 Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan (16 HAKTP) adalah perayaan yang diperingati oleh perempuan di seluruh dunia. Peringatan 16 HAKTP di mulai pada tanggal 25 November yang merupakan peringatan Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan Sedunia dan berakhir pada tanggal 10 Desember yang merupakan Peringatan Hari Hak Asasi Manusia.

Aktivitas ini pertama kali digagas oleh Women’s Global Leadership Institute tahun 1991 yang disponsori oleh Center for Women’s Global Leadership. Di Indonesia, Komnas Perempuan merupakan inisiator peringatan 16 HAKTP ini pertama kali. 16 HAKTP merupakan kampanye bersama yang ingin menegaskan bahwa Kekerasan Terhadap Perempuan adalah sebuah pelanggaran terhadap Hak Asasi Manusia (HAM). Ada beberapa hari peringatan dalam 16 HAKTP, antara lain:

  1. 25 November: Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan
  2. 29 November: Hari Perempuan Pembel Hak Asasi Manusia
  3. 1 Desember: Hari AIDS Sedunia
  4. 2 Desember: Hari Internasional untuk Penghapusan Perbudakan
  5. 3 Desember: Hari Internasional bagi Penyandang Disabilitas
  6. 5 Desember: Hari Internasional bagi Sukarelawan
  7. 6 Desember: Hari Tidak Ada Toleransi bagi Kekerasan terhadap Perempuan
  8. 9 Desember: Hari Pembela HAM Sedunia
  9. 10 Desember: Hari HAM Internasional

Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan Sedunia

Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan atau International Day for the Elimination of Violence Against Women diperingati setiap tanggal 25 November. Melalui Sidang Umum PBB, 25 November 1981 ditetapkan sebagai Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan. Pemilihan tanggal tersebut untuk mengenang kematian Mirabal bersaudara pada 25 November 1960 silam.

Baca Juga: Jelang 16 HAKTP, Women Entrepreneurship

Mirabal bersaudara yang terdiri dari Patria Mercedes Mirabal (1924-1960), Minerva Argentina Mirabal (1926–1960), dan Maria Teresa Mirabal (1935–1960) merupakan anak dari pasangan dari Enrique Mirabal Fernandez dan Mercedes Reyes. Keluarga Mirabal cukup kaya dan terpandang karena memiliki beberapa bidang usaha seperti perkebunan kopi, pabrik pengolahan kopi dan beras, pergudangan, peternakan, hingga toko daging. 

Dari ketiga bersaudara tersebut, Minerva menjadi yang paling dulu terjun di dunia politik dan menjadi aktivis anti-Trujillo bawah tanah. Sejumlah temannya mengaku punya kerabat yang ditangkap, disiksa, bahkan dibunuh oleh aparat rezim Trujillo.

Rezim Trujillo adalah rezim diktator yang lahir dari sebuah kudeta di ibu kota Santo Domingo pada 1930. Saat itu sistem pemerintahan Trujillo sangat bobrok, anti kritik, dan buruk bagi perempuan. Trujillo suka membangun rumah di seluruh negeri untuk gadis–gadis simpanannya. Sialnya, Trujillo terobsesi dan mengincar Minerva sebagaimana dia terobsesi pada gadis-gadis yang lainnya.

Suatu hari di tahun 1949, Trujillo mengadakan pesta dan mengundang Mirabal bersaudara. Di pesta tersebut Trujillo melamar, namun Minerva menolaknya. Hal itu membuat Trujillo sangat marah sehingga mengunci Minerva beserta ibunya saat mereka menginap di sebuah hotel. Minerva beserta ibunya tidak diperbolehkan keluar sampai Minerva setuju untuk tidur dengan Trujillo.

Kejadian tersebut membuat kebencian Minerva terhadap Trujillo semakin kuat. Minerva bukan lagi menjadi aktivis anti-Trujillo bawah tanah, tetapi sudah menjadi musuh rezim. Tak hanya Minerva yang terjun ke dunia politik, Patria dan Maria pun mengikuti jejak saudaranya tersebut. Patria mulai terjun ke dunia politik setelah melihat pembantaian yang dilakukan oleh anak buah Trujillo di sebuah kegiatan keagamaan. Lalu Maria terjun ke politik setelah ia mulai tinggal di rumah Minerva.

Tiga bersaudara yang dijuluki “Kupu-Kupu” tersebut kemudian bersatu dengan para aktivis anti-Trujillo di berbagai kota. Mereka semakin gencar menggabungkan ideologi yang mempromosikan kebebasan, kesetaraan, pendidikan, serta kebebasan memilih dan berkehendak. 

Pada 14 Juni 1959 terjadi gerakan, dimana suami Minerva, Manolo menjadi ketua gerakan tersebut. Gerakan tersebut menetapkan hari itu sebagai hari pelaksanaan Luperon Invasion, sebuah operasi pengiriman para anggota Dominican Liberation Movement (DLM) ke kota-kota Costanza, Estero Hondo, dan Maimon di bawah komando Enrique Jimenez Moya. Sayangnya invasi tersebut dimatikan oleh rezim Trujillo bahkan sebelum dilakukan.

Akibatnya, lebih dari 100 anggota invasi ditangkap oleh aparat termasuk Manolo, Minerva, Maria, Leandro, dan Pedro. Mayoritas ditahan di penjara La Cuarenta yang dikenal angker karena kerap menjadi tempat penyiksaan hingga pembunuhan.

Setelah ditahan, keluarga Mirabal rela dimiskinkan oleh rezim Trujillo dengan dilakukannya penyitaan tanah, mobil, dan rumah. Meskipun demikian, tindakan Trujillo tidak menyurutkan nyali Patria dan kedua saudaranya. 

Baca Juga: Pernyataan Sikap 16 HAKTP: Sahkan RUU TPKS dan RUU PPRT

Malam Kematian Mirabal Bersaudara

Negara-negara di kawasan Karibia dan Amerika mulai memberi perhatian dan dukungan sehingga menyebabkan perlawanan terhadap Trujillo semakin besar. Venezuela dan Amerika yang awalnya kawan Dominika memutar haluan menjadi lawan. Selain itu dukungan dari Kuba di bawah Fidel Castro yang menjadi penyokong utama gerakan perlawanan terhadap Trujillo.

Akibat tekanan dari luar membuat Trujillo membebaskan Minerva dan Maria pada 8 Agustus 1960. Tetapi tidak untuk Manolo dan Pedro, mereka dipindahkan dari penjara La Cuarenta ke penjara San Felipe. Mirabal bersaudara sempat menjenguk suami-suaminya, Manolo dan Pedro, walaupun sangat terbatas.

Pada 25 November 1960, malam itu mereka dihentikan oleh sekelompok polisi rahasia ketika dalam perjalanan pulang setelah menjenguk suami. Kondisi cuaca sedang hujan lebat, mereka terpaksa keluar dari mobil dan digiring ke pinggir jurang.

Mirabal bersaudara bersama dengan supir mereka, Rufino de la Cruz, dipukuli kemudian dicekik hingga tewas. Jasad mereka dimasukkan ke dalam mobil yang mereka kendarai. Tak berhenti sampai di situ, mobil tersebut didorong ke dalam jurang untuk menciptakan situasi di mana kematian mereka terkesan alami akibat kecelakaan.

Tragedi pembunuhan itu terjadi saat Patria berusia 36 tahun, Minerva 34 tahun, dan Maria berusia 24 tahun. Mengetahui berita tersebut, publik marah dan meyakini bahwa kematian Mirabal bersaudara adalah akibat ulah orang-orang suruhan Trujillo. Peristiwa itu menjadi salah satu faktor yang mendorong gerakan anti-Trujillo semakin meluas. Trujillo kemudian dihukum mati enam bulan kemudian.

Sebagai penghormatan atas kematian Mirabal bersaudara, publik memperingatinya sebagai International Day for the Elimination of Violence Agains Women atau Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan.

Indah Pratiwi

Baca Juga: Malam Renungan: Peringati 16 HAKTP

0Shares
×

Salam Sejahtera

× Hai