Selain sebagai pilihan gaya hidup sehat dan gerakan kembali ke alam, tak sedikit orang yang memilih food combining sebagai cara diet. Diet yang benar adalah diet yang dapat membuat tubuh kita langsing dan bugar selamanya, bukan kurus kering untuk sementara tetapi kemudian gemuk lagi.
Memanjakan diri dengan makanan enak, lezat dan siap saji sangatlah mudah di era modern ini. Cukup dengan merogoh kocek, kita bisa memanjakan kesenangan lidah kita lewat wisata kuliner yang sekarang menjadi trend dari sebuah gaya hidup konsumtif. Hidangan cepat saji atau instan kini menjadi kegemaran bagi anak-anak kita. Sehingga tak jarang kita dipusingkan dengan selera makan anak-anak kita yang lebih menyukai fast food seperti fried chicken, hot dog maupun pizza dibandingkan pilihan makanan sehat seperti sayur, salad dan buah-buahan. Belum lagi maraknya produk olahan yang banyak mengandung pemanis buatan, bahan pengawet, aroma dan pewarna sintesis dan monosodium glutamat (MSG), kafein, minuman bersoda, alkohol yang beredar di pasaran semakin memperpanjang daftar makanan tak sehat yang beredar di pasaran dan dikonsumsi sebagian besar masyarakat.
Konsumsi makanan instan dan fast food, selain memiliki sisi kepraktisan hidup yang didapat tak jarang juga menjadi faktor penyebab kegemukan (obesitas) dan berbagai macam sumber penyakit. Obat-obatan yang mengandung unsur kimia membawa efek samping, dan jika dikonsumsi cukup lama akan menyebabkan kerusakan fungsi organ tubuh lainnya. Obesitas karena pola makan yang tak seimbang juga menjadi masalah yang rumit. Berbagai macam cara dilakukan untuk menurunkan kegemukan ataupun berat badan. Muncullah berbagai tips dan tata cara diet yang sering membuat frustasi pelakunya.
Melakukan diet keras dalam jangka panjang memang dapat menghilangkan sejumlah besar lemak, tetapi tak jarang justru menghilangkan sejumlah jaringan otot dari organ vital tubuh dan otot tubuh lainnya. Akibatnya, begitu kita kembali ke pola makan semula, yang dipulihkan lebih dulu justru jaringan lemaknya sehingga tubuh tampak bergelambir dan lebih gemuk dari sebelumnya.
Apa itu Food Combining?
Food Combining adalah metode pengaturan asupan makanan yang diselaraskan dengan mekanisme alamiah tubuh dan sistem pencernaan. Pola makan ini mengurangi jumlah penumpukan sisa makanan dalam tubuh. Prinsipnya adalah: mengoptimalkan masukan dan penyerapan zat gizi dengan cara mengkonsumsi makanan yang serasi saja setiap kali makan dan mendayagunakan fungsi sistem pencernaan dengan cara menyesuaikan apa yang dimakan dengan kebutuhan asam basa dan siklus alamiah tubuh agar metabolisme seimbang.
Food combining adalah pola makan alamiah yang berakar dari bangsa Esseni di Palestina sekitar 2000 tahun yang lalu, di mana mereka mengikuti ajaran-ajaran murni kitab Taurat. Ajaran-ajaran yang berhubungan dengan pola makan: tidak menggabungkan roti dengan daging pada waktu yang bersamaan, juga susu dengan daging; tidak makan darah, bangkai, dan daging binatang yang diharamkan seperti babi, ikan tanpa sirip dan insang atau binatang melata; tidak makan berlebihan dan mengutamakan makanan alamiah. Pola makan ini mengharuskan puasa yang dilakukan secara berkala sebagai upaya pensucian jiwa untuk menyatukan diri dengan energi Allah. Pola makan ini dipopulerkan kembali sekitar tahun 1800-an di Jerman dan kemudian berkembang ke Eropa, Amerika sampai Australia.
Penyembuhan dengan Food Combining
Pada tahun 1900-an ada seorang ahli bedah terkenal Amerika bernama Dokter William Hay yang berusia 41 tahun dengan berat badan hampir 100 kg yang mengidap penyakit radang ginjal akut, pembengkakan jantung dan tekanan darah tinggi. Setelah pengobatan medis yang dijalaninya tidak berhasil, ia mendatangi seorang natural hygienist yang menganjurkannya untuk memperbaiki pola makan dan melakukan puasa. Tiga bulan sesudah mengikuti pola makan yang dianjurkan berat badan Dr. Hay turun sampai 24 kg dan penyakitnya berangsur sembuh. Dr. Hay bahkan bisa melakukan aktifitas jogging sampai berkilo-kilometer jauhnya. Dia wafat pada usia 74 tahun bukan karena penyakit melainkan karena suatu kecelakaan serius.
Sebagai seorang ilmuwan, Dr Hay membuktikan sendiri bahwa tubuh manusia dikaruniai kemampuan untuk menyembuhkan diri sendiri. Di sisa hidupnya, Dr Hay mengabdikan seluruh hidupnya untuk melakukan penelitian tentang pola makan ini, sambil mengembangkan suatu pola makan untuk kesehatan yang semula disebut food separation (pemisahan makanan) atau dengan sebutan Hay Sistem Diet. Dalam perkembangan selanjutnya pola makan ini dikenal dengan istilah yang lebih populer yakni food combining.
Selain Dr Hay beberapa ilmuwan juga melakukan penelitian tentang masalah-masalah pencernaan sebagai sebuah teori yang mendukung metode food combining, antara lain:
• Harvey dan Marilyn Diamond, seorang suami-istri penulis buku Fit for Life dari Amerika, mengungkapkan pengalaman pribadi mereka mengalami kegemukan dan menderita sakit perut akut selama bertahun-tahun yang membuat mereka tergantung pada obat penahan sakit. Dengan metode food combining Harvey dan Marilyn sembuh, Harvey berhasil mengurangi berat badan hingga 25 kg dan Marilyn berhasil turun hingga 10 kg dalam enam minggu. Sejak itu keduanya beralih profesi sebagai konsultan gizi dan mengambil gelar kesarjanaan di bidang ilmu gizi di American College of Health Science di Austin, Texas.
• Kathryn Marsden, ahli gizi dan penulis buku gizi terkenal di Inggris. Menulis masalah food combining sejak suaminya yang sudah menderita kanker selama sembilan tahun sembuh dengan pola makan ini, meski lambung dan limpanya sudang kadung diangkat. Keanehan terjadi dimana sang suami memperoleh kesempatan hidup selama 12 tahun. Suatu mukjizat, karena rata-rata orang tanpa lambung dan limpa tak akan bertahan hidup sepanjang itu.
• Dr. Norman W. Walker, D.Sc, melakukan penelitian tanpa henti selama 70 tahun tentang kemampuan manusia berumur panjang dan tetap sehat. Ia penganut food combining yang dikarunia usia sampai 109 tahun dan tetap produktif sampai akhir hayatnya. Bahkan berdasarkan pemeriksaan medis, dia meninggal bukan disebabkan penyakit tetapi karena usia lanjut. Dr Norman meninggal dalam posisi duduk dan menulis, serta semua organ tubuhnya dinyatakan masih dalam kondisi yang sangat prima diusianya yang sangat lanjut.
• Doris Grant, seorang penulis terkemuka Inggris yang sejak usia 5 tahun mengidap gangguan pencernaan. Pada usia 26 tahun mengalami serangan rematik akut yang sempat membuat lumpuh. Gangguan pencernaannya yang diidap selama 15 tahun hilang dalam waktu seminggu. Berat badannya turun sampai 10 kg dalam 2 minggu, dan penyakit rematiknya sembuh hanya dalam waktu 4 minggu setelah mengikuti pola makan serasi.
• Jan Dries, ahli gizi terkenal di Negeri belanda. Selama 20 tahun melakukan penelitian pada ribuan pasien untuk mendapatkan pola diet yang paling tepat bagi setiap penyakit. Lebih dari 600 orang penderita kanker berhasil disembuhkan dengan Dries Cancer Diet, yang merupakan modifikasi metode food combining.
Contoh Menu Kombinasi Makanan Serasi:
Bangun Tidur:
1-2 gelas air putih campur sedikit perasan jeruk nipis (tanpa gula)
Makan Pagi (Jam 05.30 – 11.30)
Aneka buah atau jus buah tanpa gula sepanjang pagi setiap satu atau dua jam sekali (kecuali nangka, durian, apokat dan pisang), porsi sesuaikan ukuran lambung dan jenisnya harus bervariasi setiap hari.
Makan Siang (Jam 12.00 – 14.00)
Nasi + balado terong + tumis kangkung + lalap mentah + sambal, atau
Nasi + tahu/tempe goreng + sayur asem + lalap mentah + sambal, atau
Pastel kentang isi wortel, kacang polong, dan soun + selada segar
Selingan Sore (Jam 15.00 – 16.00)
Satu atau dua buah pisang segar (tidak digoreng atau direbus), atau
Setangkup kacang-kacangan, kecuali kacang tanah (disangrai), atau
¾ gelas susu kedelai, susu almond, atau 1/2-3/4 gelas yogurt murni tanpa rasa + 1 sdt madu alam murni
*Menu makan siang dan menu makan malam boleh saling bertukar tempat. (SR)
Terkait
Morowali Dibawah Tekanan Industri Ekstraktif dan Ancaman Kemiskinan
Hari Tani Nasional 2024, Mimpi Besar Kesejahteraan
Sunat Perempuan, Tradisi Berbalut Agama yang Membahayakan