Aku terseok sekuat ini untukmu
Percayalah
Aku pun tengah berlari
Dalam diamku aku mencoba mendekap erat hati-hati patah itu
Tengah kurajut robekan asa
Yang terkoyak oleh apa rasa perbuat
Bertahanlah
Dari angin musim panas yang membeku
Dekap tubuhmu dengan tangan kokohmu
Ku buatkan baju untukmu berlindung
Dari serat-serat nadiku
Sementara, kubasuh air matamu itu dengan kain percayaku
Angin akan antar pesan
Bahwa kau begitu kuat hingga hari ini
Biarkan aku kali ini, yang menuntunmu menuju hostel asa
“Kita akan menemukan rumah”
“Mustahil”
“Setidaknya aku bisa jadi tempatmu berpulang dan melepas penat–”
Lalu, senyap…
– Jakarta, 12 Maret 2021
bell(a)fina
Terkait
Film Bolehkah Sekali Saja Ku Menangis, Keberanian Melawan KDRT dan Trauma
Resensi Buku: Menghadang Kubilai Khan
Paus Membasuh Kaki Semua Umat di Indonesia, Melangkah dalam Keberagaman dan Kesetaraan