Astaga, “Apa-apaan ini… Bukankah setiap manusia baik laki-laki, maupun perempuan memiliki hak atas hasrat dan libido seks. Lantas kenapa demikian?” Tanyaku dalam gumam. Aku kan hanya perempuan biasa, yang juga mengharapkan kenikmatan atas tubuhku, bukan menjadi perempuan yang melayani tanpa kerelaan keakuanku, juga kemauan tiap mereka laki-laki yang menginginkan hubungan intim. Bahkan hal tersebut, menurutku merupakan keadaan yang manusiawi atas kepemilikan tubuh seseorang. Namun aku bersama Raih kembali menyatu dalam pelukan, di tengah keheningan malam.
Admin
Jakarta -16 Hari aktivisme melawan Kekerasan terhadap perempuan sudah berakhir, akan tetapi output atau dampak...
Jakarta – Sampul bergambarkan punggung seorang perempuan di taman dengan risleting di punggungnya. Mungkin cukup...
Jakarta – Peluncuran laporan akhir tahun LBH APIK Jakarta 2023 berlangsung pada hari Kamis (8/12/2023)...
12 Perempuan penulis menelanjangi patriarki. Bukan untuk menunjukan keseksiannya, tapi kebobrokan, kebohongan, kemunafikan, ketidakmampuan mengendalikan syahwat dan kekejiannya. - Dewi Nova (Artivis)
“Saya betul-betul memimpikan Indonesia yang anak bangsanya semua merdeka khususnya dari kekerasan seksual,” ujar Myra Diarsi. Myra mengungkapkan bahwa pada ruang jumpa tersebut, dirinya merasa sedikit emosional. Dalam perhelatan yang diinisiasi oleh Kementerian PPPA, IDN Times dan Yayasan Kalyana Shira itu ia menyampaikan bahwa ia sudah mengurusi perihal kekerasan seksual sejak tahun 1984 dan menyampaikan rasa marah dan kecewanya pada peristiwa perkosaan perempuan Tionghoa di tahun 1998.
Dengan memiliki keterampilan, seorang janda bisa lebih mandiri dan tidak tergantung pada bantuan dari orang lain. Selain itu, keterampilan juga dapat meningkatkan kepercayaan diri dan membuka peluang untuk membuka usaha kecil-kecilan.
Ternate – Memperingati 16 Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan, Suluh Perempuan Kota Ternate menyelenggarakan acara...
16 Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan (16 HAKTP) adalah perayaan yang diperingati oleh perempuan di...
Film Harshavardhan Kulkarni ini menggambarkan pengaturan rumit ini dengan humor dan kecerdasan - tetapi tidak mengorbankan karakternya - dan menangani dilema protagonis dengan sangat sensitif. Film ini merupakan upaya untuk menyampaikan pesan bahwa orientasi seksual tidak boleh dan tidak menentukan siapa seseorang. Sekuel dari beberapa film pemenang Penghargaan Nasional Badhaai Ho, film ini merupakan tontonan keluarga yang menghibur.